Kisah Inspiratif Tentang Seekor Kecoa yang Disampaikan CEO GOOGLE.
Penulis Unknown | Ditayangkan 09 Jun 2016 Nama Sundar Pi chai kini mulai banyak dikenal orang ketika menjabat menjadi pimpinan tertinggi raksasa perusahaan Google. Pichai terlahir di Tamil Nadu, India pada tahun 1972. Pichai dikenal oleh karyawan Google sebagai seseorang yang selalu berhasil merealisasikan rencana menjadi kenyataan. Beberapa proyek dia yang sukses yakni browser Chrome, Chrome OS, dan Chromebook. Sundar Pichai memang dikenal sebagai orang yang bijak, ramah, cerdas, dan pekerja keras. Ada sebuah kisah inspiratif dari pidato yang indah oleh Sundar Pichai – seorang Alumni IIT-MIT dan mantan Global Head dari Google Chrome. Apa isi pidato tersebut? Berikut Pidatonya Yang Berhasil kami Lansir dari Muslimahzone tentang “Kisah inspiratif dibalik kecoa yang menjijikkan dan teori kecoa untuk pengembangan pribadi.”
Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita. Dia mulai berteriak ketakutan. Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut. Reaksinya menular, karena semua orang di kelompoknya juga ikut menjadi panik. Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi tapi kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok. Sekarang, giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama. Pelayan bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka. Dalam adegan saling lempar kecoa tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan.
Pelayan berdiri kokoh, menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya. Pelayan tersebut cukup percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan kecoa tersebut keluar dari restorant. CEO Google tsb menyeruput kopi dan melihat heboh keributan itu, pikirannya mengambil beberapa pemikiran dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku heboh mereka?
Jika demikian, maka mengapa pelayan tetap tenang dan tidak terganggu dengan adanya kecoa yang hinggap di bajunya ? Dia menangani peristiwa tersebut dengan menangkap dan membuang kecoa tanpa kekacauan apapun , padahal pelayan tersebut sebenarnya juga takut kecoa.
Para hadirin , CEO dari India ini kemudian bertanya: “Lalu apa yang bisa saya dapat dari kejadian heboh kecoa tadi?” Ia melanjutkan pidatonya. “Dari tempat saya duduk, saya berpikir.. Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa? Berarti jelas bukan karena kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan.
Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana cafe jadi kacau. Kecoa memang menjijikkan. Tapi ia akan tetap seperti itu selamanya, tidak bisa kita ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan.
Begitupun juga dengan masalah. Macet di jalanan, istri yang cerewet, teman yang berkhianat, boss yang sok kuasa, bawahan yang tidak penurut, deadline yang ketat, tetangga yang mengganggu, dsb. Sampai kapanpun semua itu tidak akan pernah menyenang kan. Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi masalah dengan bijaklah yang membuatnya demikian.”
Yang mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut. Disitu saya menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu saya. Bukanlah kemacetan lalu lintas di jalan yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh kemacetan yang mengganggu saya. Reaksi saya terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup saya, melebihi dari masalah itu sendiri.
Apa hikmah dibalik kisah inspiratif kecoa dari pidato ini? Kita mengerti, kita harus bereaksi dalam hidup, tetapi akan lebih baik kita harus selalu merespon dengan baik. Para wanita bereaksi takut kecoa, sedangkan pelayan merespon dengan fikiran serta hati bijak. Reaksi selalu naluriah sedangkan respon selalu dipikirkan baik-baik. Berpikir bijak adalah sebuah cara yang indah untuk memahami arti hidup yang sebenarnya. Dengan sabar, syukur dan tawakal , inshaaAllah kita akan bisa mengatasi masalah dengan baik, tenang dan tidak stress.
Karena orang yang bahagia bukan karena semuanya ada dan hidup berjalan dengan lancar. Tapi kita bahagia karena sikap kita yang membuka diri terhadap saran serta pendapat orang lain, tidak devensive dalam menanggapi segala sesuatu di kehidupan kita , bijak dan benar dalam bertindak..! Itulah kira-kira hikmah yang dapat diambil dari sebuah kisah inspiratif dari pidato CEO Google, Sundar Pichai.
Apakah kita juga sama memandang kecoa (baca: masalah) dalam hidup ini dengan respon positif thinking ? atau akan selalu bereaksi berlebihan setiap ada aksi ? Jawabannya , kita simpan dalam hati kita masing-masing sebagai bahan instrospeksi diri untuk saling mengingatkan dan nasehat menasehati.
“Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS.Al Ashr:1~3)
Semoga apa yang telah disampaikan CEO Google diatas bisa menginspirasi kita semua. Tetap giat, semangat dan bermanfaat di dunia dan akherat jangan mudah menyerah dan putus asa tetap semangat berjuang.
Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita. Dia mulai berteriak ketakutan. Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut. Reaksinya menular, karena semua orang di kelompoknya juga ikut menjadi panik. Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi tapi kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok. Sekarang, giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama. Pelayan bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka. Dalam adegan saling lempar kecoa tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan.
Pelayan berdiri kokoh, menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya. Pelayan tersebut cukup percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan kecoa tersebut keluar dari restorant. CEO Google tsb menyeruput kopi dan melihat heboh keributan itu, pikirannya mengambil beberapa pemikiran dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku heboh mereka?
Jika demikian, maka mengapa pelayan tetap tenang dan tidak terganggu dengan adanya kecoa yang hinggap di bajunya ? Dia menangani peristiwa tersebut dengan menangkap dan membuang kecoa tanpa kekacauan apapun , padahal pelayan tersebut sebenarnya juga takut kecoa.
Para hadirin , CEO dari India ini kemudian bertanya: “Lalu apa yang bisa saya dapat dari kejadian heboh kecoa tadi?” Ia melanjutkan pidatonya. “Dari tempat saya duduk, saya berpikir.. Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa? Berarti jelas bukan karena kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan.
Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana cafe jadi kacau. Kecoa memang menjijikkan. Tapi ia akan tetap seperti itu selamanya, tidak bisa kita ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan.
Begitupun juga dengan masalah. Macet di jalanan, istri yang cerewet, teman yang berkhianat, boss yang sok kuasa, bawahan yang tidak penurut, deadline yang ketat, tetangga yang mengganggu, dsb. Sampai kapanpun semua itu tidak akan pernah menyenang kan. Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi masalah dengan bijaklah yang membuatnya demikian.”
Yang mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut. Disitu saya menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu saya. Bukanlah kemacetan lalu lintas di jalan yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh kemacetan yang mengganggu saya. Reaksi saya terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup saya, melebihi dari masalah itu sendiri.
Apa hikmah dibalik kisah inspiratif kecoa dari pidato ini? Kita mengerti, kita harus bereaksi dalam hidup, tetapi akan lebih baik kita harus selalu merespon dengan baik. Para wanita bereaksi takut kecoa, sedangkan pelayan merespon dengan fikiran serta hati bijak. Reaksi selalu naluriah sedangkan respon selalu dipikirkan baik-baik. Berpikir bijak adalah sebuah cara yang indah untuk memahami arti hidup yang sebenarnya. Dengan sabar, syukur dan tawakal , inshaaAllah kita akan bisa mengatasi masalah dengan baik, tenang dan tidak stress.
Karena orang yang bahagia bukan karena semuanya ada dan hidup berjalan dengan lancar. Tapi kita bahagia karena sikap kita yang membuka diri terhadap saran serta pendapat orang lain, tidak devensive dalam menanggapi segala sesuatu di kehidupan kita , bijak dan benar dalam bertindak..! Itulah kira-kira hikmah yang dapat diambil dari sebuah kisah inspiratif dari pidato CEO Google, Sundar Pichai.
Apakah kita juga sama memandang kecoa (baca: masalah) dalam hidup ini dengan respon positif thinking ? atau akan selalu bereaksi berlebihan setiap ada aksi ? Jawabannya , kita simpan dalam hati kita masing-masing sebagai bahan instrospeksi diri untuk saling mengingatkan dan nasehat menasehati.
“Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS.Al Ashr:1~3)
Semoga apa yang telah disampaikan CEO Google diatas bisa menginspirasi kita semua. Tetap giat, semangat dan bermanfaat di dunia dan akherat jangan mudah menyerah dan putus asa tetap semangat berjuang.