Barang Siapa yang Tidak Memuliakan dan Menjamu Tamu, Maka Tidak Ada Suatu Kebaikan Untukmu "Tuan Rumah"

Penulis Penulis | Ditayangkan 27 Jun 2016

Barang Siapa yang Tidak Memuliakan dan Menjamu Tamu, Maka Tidak Ada Suatu Kebaikan Untukmu

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لَا خَيْرَ فِيْمَنْ لَا يَضِيْفُ-أحمد و إبن حبان

Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasallam bersabda,”Tidak ada kebaikan bagi siapa yang tidak menjamu tamu.” (Riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban, dihasankan oleh Al Hafidz As Suyuthi)

Dilansir dari Hidayatullah.com Al Munawi menyatakan bahwa tidak adanya kebaikan bagi seseorang yang tidak memberikan jamuan kepada tamu yang mendatanginya. Hal itu berlaku atas tuan rumah yang mampu untuk memberikan hidangan serta ia juga mampu untuk memberikan nafkah wajib untuk mereka yang berada di bawah tanggungannya

Baca Juga : Adab Bertetangga Secara Islami, Dan Kiat Hadapi Tetangga Yang Jahat

Menjamu tamu - yang disunnahkan secara muakkad atau sungguh-sungguh - ialah selama tiga hari

عن أبي شُرَيْح خُوَيلدِ بن عمرو الخُزَاعِيِّ رضي اللَّه عنه قال : سَمِعتُ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : « مَنْ كان يؤمِنُ بِاللَّه واليوْمِ الآخِرِ فَلْيُكرمْ ضَيفَهُ جَائِزَتَهُ » قالوا : وما جَائِزَتُهُ يا رسول اللَّه ؟ قال : « يَومُه وَلَيْلَتُهُ . والضِّيَافَةُ ثَلاثَةُ أَيَّامِ ، فما كان وَرَاءَ ذلكَ فهو صَدَقَة عليه » متفقٌ عليه

Dari Abu Syuraih iaitu Khuwailid bin ‘Amr al-Khuza’i r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya, iaitu jaizahnya.” Para sahabat bertanya: “Apakah jaizahnya tamu itu, ya Rasulullah?” Beliau bersabda yang maksudnya : “Iaitu pada siang hari dan malamnya. Menjamu tamu – yang disunnahkan secara muakkad atau sungguh-sungguh – ialah selama tiga hari. Apabila lebih dari waktu sekian lamanya itu, maka hal itu adalah sebagai sedekah padanya.” (Muttafaq ‘alaih)
SHARE ARTIKEL