Kisah Inspiratif! Aku Tak Bisa Melarang Kebahagiaan Anak-Anak Tersebut, Meskipun Mereka Sedang di Dalam Kereta

Penulis Vikky | Ditayangkan 16 Mar 2016

Ketika kita melihat anak-anak berbahagia kita pun ikut berbahagia. Tapi bagaimana jika kita melihat sekumpulan anak yang sedang bersenang-senang di sebuah alat transportasi umum, pasti anda jengkel dan merasa tidak nyaman. Seperti kisah berikut.

Kisah Inspiratif! Aku Tak Bisa Melarang Kebahagiaan Anak-Anak Tersebut, Meskipun Mereka Sedang di Dalam Kereta

Suatu hari ada seorang Bapak Tua bersama dengan 4 orang anaknya yang masih kecil-kecil. Mereka naik kereta ekonomi dari Jatinegara menuju Semarang. Di dalam kereta, anak-anak itu sangat ribut sehingga banyak mengganggu penumpang yang lain. Berlarian kesana kemari, teriak-teriak tawa mewarnai keceriaan mereka. Penumpang yang lain banyak yang merasa terganggu dengan tawa anak-anak kecil itu. Dan Sang Bapak Tua itupun, sepertinya tidak mau tahu dengan anggapan dan pandangan para penumpang yang merasa terganggu oleh anak-anak kecilnya.

Seorang Ibu memberanikan diri untuk menegur Bapak Tua itu agar mau mendiamkan anak-anak kecil itu, "Pak, maaf Pak. Apakah anak itu anak-anak Bapak ?"

Tanpa menjawab, Bapak Tua itu pelan-pelan mengangkat kepala dan melihat ke arah Ibu yang menegurnya, "Ada apa Bu ?" tanya Bapak Tua.

"Itu Pak, Anak Bapak. Mereka berisik dan mengganggu penumpang yang lain, tolong disuruh diam Pak. Sebagai orang tua, harusnya Bapak bisa menjaga anak-anaknya dong. Kami merasa terganggu" jawab Ibu tersebut.

"Ooo, maaf bu saya tidak bisa" jawab Bapak Tua.

"Kenapa tidak bisa ? Kan itu anak Bapak" sahut sang Ibu.

"Saya tidak tega" jawab Bapak Tua itu lagi.

"Kenapa tidak tega ?"

"Tiga hari yang lalu, mereka baru saja kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat. Sejak kecelakaan itu, mereka tidak pernah berhenti menangis. Dan baru kali ini, saya melihat mereka bisa tertawa dengan bahagianya. Saya tidak tega memberhentikan tawa mereka. Jika Ibu tega, saya mempersilahkan Ibu untuk memberhentikan tawa mereka agar mereka tidak mengganggu para penumpang yang lain" jawab Bapak Tua itu mengakhiri percakapan.

Sang Ibu kemudian kembali ke tempat duduknya, dan tidak bisa berkata apa-apa lagi sambil meneteskan air matanya. Kini, marahnya telah berubah menjadi sayang. Bencinya beberapa waktu lalu berubah menjadi simpati. Ia sangat senang melihat anak yatim-piatu tersebut bisa tertawa lepas.

Sungguh kisah yang sangat mengharukan, tentu kita tidak berani melarang anak yang sedang berbahagia. Apalagi anak-anak tersebut baru saja kehilangan orang tua mereka. Semoga kisah tersebut menjadi inspirasi untuk kita agar tidak merusak kebahagiaan orang lain.

(Sumber: alkisaah)
SHARE ARTIKEL