Inilah beberapa Alasan Gak masuk Akal Anak Sekolah, untuk Mengakhiri Hidupnya secara Tragis

Penulis Unknown | Ditayangkan 23 Jan 2016

Wajar jika seorang anak merajuk karena permintaannya tidak kesampaian atau tidak dituruti orangtuanya. Mungkin hal itu dilakukan oleh orangtua karena tidak ingin memanjakan sang anak dan menuruti semua kemauannya. Namun, bagaimana jika anak tersebut sampai berbuat hal-hal nekad dan tak disangka-sangka?

Seperti yang terjadi berikut ini, hanya gara-gara permasalahan yang sepele, beberapa bocah yang masih duduk di bangku sekolah nekat mengakhiri hidupnya secara tragis.

Berikut kasus anak sekolah yang nekat mengakhiri hidupnya:

1. Gantung diri gara-gara tak dibelikan sepatu baru

Inilah beberapa Alasan Gak masuk Akal Anak Sekolah, untuk Mengakhiri Hidupnya secara Tragis

Marlon Selan (11), bocah kelas lima Sekolah Dasar Negeri Siki di desa Lakat, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan tewas gantung diri di pohon jambu air di halaman rumahnya.

Marlon mengakhiri hidupnya dengan cara tragis diduga karena tidak dibelikan sepatu oleh ibunya. Korban ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi tergantung kaku di atas ketinggian 2 meter. Marlon ditemukan pertama kali oleh kakaknya, Marlin Selan. Saat itu Marlin sedang mencari kemiri dan kayu bakar di hutan tak jauh dari rumah mereka.

Marlin menceritakan, sebelum ditemukan meninggal, Marlon ikut makan pagi bersama keluarga sekitar pukul 07.00 WITA.

"Sebelumnya pas makan bersama dia minta sepatu tapi mama menolak beli," ujar Marlin.

Setelah permintaannya tak dikabulkan, Marlon keluar rumah. Beberapa jam kemudian dia ditemukan tak bernyawa tergantung di atas pohon.

"Saya lihat adik sudah tergantung di pohon jambu air, jadi saya langsung sampaikan kepada keluarga dan melaporkan ke polisi. Adik saya orangnya ramah dan tidak pernah ada masalah dengan teman seusianya," Ungkapnya.

Tim Polres Timor Tengah Selatan tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di sekujur tubuh korban. Kepala Identifikasi Polres TTS Aiptu Laurens Jehau mengatakan, jenazah langsung dibawa ke RSUD Soe, Timor Tengah Selatan, untuk dilakukan visum.

2. Bunuh diri karena bosan sekolah

Inilah beberapa Alasan Gak masuk Akal Anak Sekolah, untuk Mengakhiri Hidupnya secara Tragis

I Gede Febri Sugiantara (15) ditemukan sudah tidak bernyawa tergantung di pohon mangga di sebuah tegalan milik warga. Sontak aja kematian pelajar putih abu-abu ini membuat warga dusun Panek, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Di Bali ini geger.

Informasi yang didapat, kejadian gantung diri tersebut diketahui pertama kali oleh saksi I Nengah Sepel (30) salah satu tetangga korban. Saat itu Sepel bermaksud untuk buang air besar di salah satu tegalan berjarak 100 meter dari rumahnya.

Namun saat buang hajat, Sepel kaget melihat korban yang terus berdiri di pohon mangga tidak jauh dari tempatnya buang hajat. Melihat korban yang tidak bergerak-gerak, Sepel pun buru-buru menyudahi jongkok di kali dan mendekati tubuh tergantung itu.

Sontak Sepel berteriak lantaran ternyata korban tergantung dengan posisi lidah menjulur dengan mata mendelik. Sepel ketakutan dan lari tunggang langgang untuk melaporkan kejadian itu kepada keluarganya. Saat petugas ke lokasi, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Saat ditemukan, korban mengenakan celana pendek warna abu dan tanpa mengenakan baju, korban gantung diri dengan mengenakan selendang warna pink bercorak putih di pohon mangga," terang Paur Humas Polres Karangasem, Aiptu Ketut Dasta.

Dari keterangan sejumlah saksi, diduga korban nekat mengakhiri hidupnya karena stress dan bosan sekolah. Ditambah lagi korban tinggal jauh dari kedua orangtuanya yang kerja di Denpasar sehingga kurang perhatian dan kasih sayang.

"Selama ini korban tinggal bersama kakeknya di desa Kubu, orangtuanya di Denpasar," pungkasnya.

3. Cinta tak terbalas, akhirnya tenggelamkan diri ke laut

Inilah beberapa Alasan Gak masuk Akal Anak Sekolah, untuk Mengakhiri Hidupnya secara Tragis

Patah hati memang menyakitkan. Namun apa jadinya jika hal itu mesti berakhir dengan menghilangkan nyawa sendiri.

Hal itu dilakukan Andri (18), warga Dusun Karangsalam, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Lantaran cintanya terhadap seorang perempuan berinisial I tak berbalas sejak SMP, Andri memilih bunuh diri.

Keluarga Andri dibikin kaget pada Rabu (30/12) sekira pukul 15.00 WIB. Sebab, Andri sudah tak bernyawa dan jasadnya diamankan penjaga pantai, di depan Hotel Hawai, Pangandaran.

Kabarnya, Rabu (30/12) lalu, pegawai pabrik itu sempat pamit ke ibunya dan berkata ingin pulang ke akhirat. Ternyata, Andri memang tak main-main dengan ucapannya.

"Korban bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri ke laut depan pabrik Sabut di Kabupaten Pangandaran," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, kepada wartawan, Minggu (3/1).

Dari pemeriksaan saksi, diduga Andri nekat bunuh diri lantaran depresi. Cinta Andri bertepuk sebelah tangan pada wanita yang diidamkannya sejak lama. Selama itu juga Andri selalu berperilaku murung.

"Korban depresi hingga mengkonsumsi minum-minuman beralkohol dan Mushroom, serta narkotika golongan I," ujar Sulistyo.

Dengan melihat beberapa contoh kasus di atas, semoga menjadikan para orangtua lebih berhati-hati dalam mengawasi sang anak. Orangtua tak hanya berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup anaknya saja, tapi juga membekalinya dengan pendidikan dan ilmu agama, agar anak dapat lebih terarah dan tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Terlebih lagi kepada anak remaja yang psikis dan emosionalnya cenderung labil dan suka berbuat nekad tanpa didasari pemikiran panjang. Oleh sebab itu, orangtua juga perlu berkomuniskasi dari hati ke hati untuk dapat mengenal kepribadian anak lebih jauh.

Sumber : merdeka
SHARE ARTIKEL