Jangan Pernah Memberi Uang Lebih Pada Bocah Penjual Kue Keliling Ini, Inilah Alasannya
Penulis Unknown | Ditayangkan 25 Sep 2015Bocah berusia 11 tahun yang kini duduk di kelas VI SD ini bernama Zyah Rizal Fadila. Setiap harinya, sepulang sekolah ia berjualan kue dan jus keliling dengan mengendarai sepeda. Tiap sore sekitar pukul 15.00 warga di daerah Minomartani Ngaglik, Sleman, Yogyakarta pasti sudah tidak asing lagi mendengar suara bocah tersebut yang berteriak lantang menawarkan kue dagangannya tersebut.
Rizal, bocah penjual kue keliling |
Di atas sepedanya terlihat boks plastik di boncengan belakang sepedanya yang berisi aneka jus. Sementara itu, keranjang merah bertutup plastic yang ia ikat di setang berisi aneka kue. Setiap harinya ia membawa sandwich, pizza, roti bakar, dan jus di atas sepedanya dan berjualan keliling.
Namun, saat anda menjumpai bocah ini dan membeli dagangannya, jangan pernah mencoba mengasihaninya dengan memberi uang lebih. Karena, ia pasti akan menolaknya.
Ia akan menolak uang tersebut lantaran tidak ingin dikasihani karena kondisinya ini. Bapaknya telah mengajarkan padanya agar lebih menutup tangan daripada membuka tangan. Seperti itulah alasan bocah yang memiliki cita-cita ingin menjadi tentara mengikuti jejak kakeknya ini menolak pemberian uang lebih dari pembeli.
Bapaknya adalah penjaja gas melon 3 kg dan air mineral. Sementara ibunya berjualan kue. Rizal mengikuti jejak ibunya berjualan kue keliling.
Rizal sudah berdagang keliling kampung sejak kelas II SD. Ia ngotot meminta ibunya mengizinkannya berdagang keliling. Meski ibunya menolak permintaannya, namun ia tetap ngotot ingin berjualan. Akhirnya hati ibunya pun luluh oleh keinginan keras Rizal. Dengan memberi syarat, Rizal boleh berjualan asal nilai pelajaran di sekolah tidak boleh turun.
Syarat itu pun ia sanggupi. Sepulang sekolah sekitar pukul 14.00, Rizal mulai keluar rumah menjajakan kue dan baru kembali sekitar pukul 18.00
Menurut pengakuannya, meski ia harus berkeliling jauh untuk berjualan kue, namun ia tidak merasa capek. Karena niatnya berjualan untuk membantu orang tua.
Rizal mengaku, pada masa-masa awal, ia sering diejek teman-temannya. Ia tak menghiraukan hal itu. Beberapa gurunya malah kini menjadi pelanggannya.
"Diejek sama teman-teman, tetapi biarkan saja. Kan usaha jualan ini halal," kata dia.
Rizal mengaku dalam sehari ia bisa membawa pulang uang Rp 170.000 hingga Rp 200.000. Ia berikan semua kepada ibunya. Setelah dihitung, selisih hasil jualan ia tabung.
"Sisanya saya tabung, Mas. Kalau suatu saat butuh kan bisa buka tabungan," ujarnya kepada kompas.
Dari hasil tabungannya itulah, Rizal mampu membeli sepeda BMX bekas seharga Rp 700.000 yang saat ini dipakai untuk berangkat sekolah dan jualan.
Belum lama ini, Rizal juga menyisihkan uangnya untuk membelikan kue ulang tahun untuk adiknya.
"Saya juga menyisihkan untuk uang infak," ucapnya.
Tidak besar jumlahnya. Namun, menurut Rizal, bapaknya mengajarkan, seberapa pun nilainya, biasakanlah selalu menyisihkan sebagian rezeki hasil jualan untuk orang lain.
Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari Rizal, bocah penjual kue keliling ini. Niat tulusnya dalam membantu orang tua sangat patut dicontoh oleh setiap anak di dunia ini. Ia juga tidak ingin menerima sesuatu yang bukan haknya. Selain itu, tak lupa ia selalu bersyukur dan menyisihkan sebagian penjualannya untuk bershodaqoh. Sungguh anak yang luar biasa. Semoga cita-cita Rizal untuk menjadi seorang tentara dapat tercapai dan kelak menjadi orang yang berguna bagi keluarga, agama, nusa dan bangsa.