Mengharukan, Bayi Orang Utan Ini Ditemukan Menangis Layaknya Bayi Manusia

Penulis Unknown | Ditayangkan 22 Aug 2015


Terkadang, binatang juga memiliki naluri yang mirip dengan yang dimiliki manusia. Binatang juga bisa merasakan senang dan sedih, bahkan tak jarang ada binatang yang sampai meneteskan air mata. Terutama binatang yang mempunyai tingkat sosialisasi yang cukup tinggi dan hidup dalam sebuah kelompok.

Salah satu hewan yang hidup berkelompok dan memiliki paling banyak kemiripan dengan manusia adalah orangutan. Mereka bisa merasakan kesedihan, bahkan menangis. Bahkan saat mereka masih bayi.

Seperti seekor bayi orangutan yang ditemukan dalam keadaan sendirian di hutan hujan di Kalimantan ini. Saat diselamatkan, bayi orangutan yang tidak memiliki induk ini tampak sedang menangis.
Mengharukan, Bayi Orang Utan Ini Ditemukan Menangis Layaknya Bayi Manusia
Asoka, bayi orangutan yang ditemukan sendirian di hutan sedang menangis

Bayi orangutan yang kini diberi nama Asoka ini ditemukan oleh seorang pria lokal. Ia langsung diselamatkan dan diberi susu empat kali dalam sehari.

Bertepatan dengan Hari Internasional Orangutan, 21 Agustus 2015 kemarin, International Animal Rescue (IAR) yang berbasis di Inggris telah merilis foto-foto dari kera yang sedang dirawat oleh tim di Kalimantan Barat.

Asoka adalah kera terbaru yang akan dirawat di pusat rehabilitasi IAR di Ketapang, Kalimantan Barat, Kalimantan Indonesia.

Penduduk lokal yang menemukannya merasa sangat kasihan pada bayi orangutan ini dan membawanya pulang. Mengetahui bahwa orangutan adalah spesies yang dilindungi, ia menghubungi departemen kehutanan setempat, meminta mereka untuk memelihara bayi yang ditinggalkan induknya ini.

Asoka yang berusia empat atau lima bulan ini memiliki berat hanya 2 kilogram, ia tinggal dengan keluarga selama empat minggu dan tidur dengan keluarga manusianya ini.

Alan Knight, kepala eksekutif IAR, mengatakan: "Asoka adalah orangutan terbaru yang datang ke pusat kami. Dia sangat lucu, tetapi nasib tragis mengancam kelangsungan hidup populasi orangutan di Kalimantan dan Sumatera."

Sebagaimana diketahui, industri kelapa sawit terus melahap hutan hujan, semakin banyak orangutan yang kehilangan tempat tinggal, kelaparan dan rentan terhadap pemburu.

Manusia juga memburu orangutan dewasa, sedangkan orangutan kecil dijual sebagai hewan peliharaan. Dan pusat penyelamatan hewan seperti IAR akan menjalani rehabilitasi dalam persiapan orangutan kembali ke alam liar. Tetapi pada saat si kecil Asoka siap dilepas, hutan yang tersisa baginya menghilang.

Saat ini hanya ada 50.000 orangutan yang tersisa di alam liar, sebuah angka yang telah menurun dari 120.000 pada 60 tahun yang lalu. Sungguh tragis nasib hewan yang satu ini.


SHARE ARTIKEL