Ketika Tukang Sapu Berdiri Sejajar dengan Kapolda dan Memiliki Derajat yang Sama

Penulis Unknown | Ditayangkan 02 Jul 2015


Disaat banyak orang haus akan jabatan dan kekuasaan, mereka menganggap dengan jabatan tinggi yang dimiliki mereka akan menjadi orang yang memiliki derajat yang tinggi pula. Dengan jabatan tinggi itu pula, mereka ingin selalu dihormati dan dihargai oleh orang-orang yang memiliki jabatan lebih rendah darinya. Bahkan, tak jarang pula yang berbuat semena-mena dengan menggunakan jabatan tersebut.

Namun, pemandangan berbeda terjadi pada Senin, 29 Juni 2015 kemarin. Hari itu menjadi hari yang tidak biasa bagi seluruh jajaran anggota Polda NTB. Hari di mana seorang tukang sapu bisa berdiri sejajar dengan Kapolda Nusa Tenggara Barat NTB di hadapan ribuan anggota polisi pada apel pagi.
Ketika Tukang Sapu Berdiri Sejajar dengan Kapolda dan Memiliki Derajat yang Sama

Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono sengaja menghadirkan tukang sapu pada apel pagi itu. Dengan maksud ingin mengingatkan kepada seluruh anggotanya tentang pentingnya menghargai mereka yang berprofesi lebih rendah.

Umar ingin menunjukkan bagaimana kisah keteladanan itu datang. Tidak selalu dari orang-orang besar, kisah keteladanan juga bisa hadir dari orang-orang kecil, seperti bapak tukang sapu.

"Di mana dunia, tukang sapu mungkin adalah strata terendah, tapi di mata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahan mungkin dari kalian semua," ujar Umar di hadapan seluruh anggotanya.

Umar mengatakan, tukang sapu tersebut sudah mengabdi sejak lama di lingkungan Mapolda NTB. Berpendapatan Rp500 ribu perbulan dan bekerja sejak pukul 04.30 WITA, tukang sapu tersebut begitu ikhlas meski banyak anggota polisi yang membuang sampah.

"Apa kita tidak malu seperti itu? Bahkan kita telah menzolimi beliau," kata dia.

Umar juga mengingatkan kepada anggotanya bahwa tugas yang diemban oleh setiap polisi merupakan titipan Tuhan. Sejatinya, melalui tugas tersebut dia berpesan kepada anggotanya agar menjalankan pekerjaan sebagai bentuk ibadah.

Wah, salut ya sama bapak Kapolda. Inilah contoh pemimpin berakhlak mulia yang mengajarkan kebaikan kepada anak buahnya. Ia juga mengajarkan bagaimana kita harus menghargai semua orang, sekalipun orang itu memiliki profesi yang lebih rendah daripada profesi kita. Karena di hadapan Allah semua manusia itu sama, yang membedakan hanyalah keimanan dan ketaqwaan manusia kepada-Nya.


SHARE ARTIKEL