Bunda Wajib Coba, 9 Cara Ampuh Membiasakan Anak Puasa Sejak Dini 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 07 Apr 2020

Bunda Wajib Coba, 9 Cara Ampuh Membiasakan Anak Puasa Sejak Dini 

Ajarkan anak berpuasa sejak dini - Image from wajibbaca.com

Alhamdulillah, ramadhan sebentar lagi datang. 

Bunda jangan lupa ajarkan anak puasa sejak dini ya, agar ketika sudah baligh tidak lagi berat menjalankannya. 

Berikut cara-cara ampuh untuk membiasakan anak berpuasa sejak dini. 

Dalam ajaran agama Islam, anak adalah tanggung jawab dari Allah SWT kepada para orang tua. 

Salah satu kewajiban orang tua terhadap anak adalah mendidiknya dengan benar. 

Mulai dari membentuk karakter atau akhlak yang baik, mengajarkan ajaran Islam, mencontohkan perbuatan-perbuatan baik dan lain sebagainya. 

Nah di artikel ini, saya hendak menguraikan tips-tips untuk membiasakan anak berpuasa sejak dini. 

Sebab sebentar lagi kita akan menghadapi bulan suci Ramadhan yang senantiasa ditunggu-tunggu oleh umat Islam seluruh dunia. 

Baca juga : Catat, 7 Hal yang Harus Disiapkan Menjelang Ramadhan di Tengah Pandemi

Tips-tips Membiasakan Anak Puasa Sejak Dini : 

1. Ajarkan anak tentang rukun Islam dan mengamalkannya

Hal yang paling utama adalah memberi tahu anak mengenai 5 rukun Islam. 

Rukun Islam terdiri dari mengucap dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, berpuasa di bulan ramadhan, mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.

Jelaskan juga pada anak bahwa kelima rukun islam itu harus dilaksanakan oleh umat Islam. 

Hal ini menjadi pondasi dasar umat Islam. Jika tidak dilaksanakan, maka keislaman kita menjadi tidak sempurna. 

Kemudian, ajarkan anak-anak untuk menjalankankan rukun islam tersebut. Salah satunya adalah puasa. 

Beritahu pada anak tentang pengertian puasa serta cara-cara melaksanakannya. 

Puasa dalam pengertian bahasa adalah menahan dan berhenti dari sesuatu yang dilarang. 

Sedangkan menurut istilah agama artinya menahan dari segala hal yang membatalkan puasa, yaitu makan, minum dan hubungan seksual. 

Waktu puasa adalah sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga matahari terbenam.

Oleh sebab itu cara menunaikannya adalah dengan menahan haus dan lapar selama 14 jam tersebut. 

Tanyakan juga kepada anak mengenai pendapatnya tentang hal itu. 

Kemudian cari tahu keberatan-keberatan yang disampaikan anak mengenai puasa. 

2. Ceritakan kepada anak tentang keutamaan puasa 

Keutamaan puasa di Bulan Ramadhan adalah puasa ini bernilai wajib. 

Sehingga yang menjalankan akan mendapatkan pahala sedangkan yang tidak menjalankan akan mendapatkan dosa. 

Tapi beritahu anak, saat ini mereka belum punya kewajiban untuk menjalankan puasa. 

Namun ketika sudah cukup usia nanti mereka akan memiliki kewajiban itu. 

Oleh sebab itu sejak saat ini perlu dilatih agar mereka akan terbiasa di kemudian hari. 

Dalil Al-Qur’an yang mewajibkan puasa adalah firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa."

3. Ceritakan kepada anak tentang larangan dalam puasa

Larangan utama dalam keutamaan puasa adalah makan, minum, dan bersetubuh sejak dimulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. 

Beritahu anak-anak mengenai konsekuensi dalam berpuasa. Dan ajak anak berpikir untuk mencari solusi dari konsekuensi tersebut. 

Misal begini, nanti kalau terasa lapar apa yang dilakukan agar tidak tergoda membatalkan puasa. 

Ajukan aktivitas bermain, menggambar, mengaji, tidur atau yang lainnya. 

Tekankan juga bahwa ibadah puasa itu diawasi langsung oleh Allah. 

Orang bisa saja bersembunyi kemudian makan dan minum, tapi jika ada orang lain dia akan berpura-pura puasa. 

Manusia tidak ada yang tahu, tapi Allah mengetahuinya. 

Sehingga berpuasa itu juga mengajarkan untuk jujur dalam beribadah kepada Allah. 

4. Tidak memaksa anak untuk berpuasa 

Salah satu tips penting untuk berpuasa adalah tidak memaksa anak-anak untuk melakukannya. 

Sebab jika anak-anak tertekan dan merasa terpaksa, maka ingatan dan bekasan rasa pada proses menjalankan ibadah kepada Allah adalah buruk. 

Hal ini membuat anak ogah-ogahan menjalankan ibadah puasa

Selain itu, saat anak-anak sudah mulai mencoba berpuasa. 

Kemudian mereka meminta makan karena merasa lapar, kita bisa mengalihkan perhatiannya dengan mengajak bermain atau pergi mencari hiburan.

Cara ini dapat membuat anak-anak lupa akan rasa laparnya dan mereka dapat melanjutkan puasanya sehingga bisa bertahan sampai datangnya waktu berbuka puasaa. 

“Setelah adanya pengumuman itu, kami berpuasa dan mengajak anak-anak untuk melaksanakan puasa. Kami juga mengajak mereka ke masjid dan memberikan mereka mainan dari kulit (wol). Jika mereka menangis karena lapar, kami menyodorkan mainan sampai waktu berbuka puasa tiba.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sebaiknya orang tua melatih anaknya untuk ikut berpuasa sesuai dengan kemampuan usia anak. 

Sehingga orang tua tidak perlu memaksa anak untuk puasaa sehari penuh jika memang anak tidak sanggup. 

Sebab mereka belum punya kewajiban untuk melakukan hal itu. 

5. Ajarkan puasa secara bertahap 

Melatih anak puasa Ramadhan dimulai pada usia 6 tahun dengan berpuasa setengah hari terlebih dahulu. 

Kemudian dilanjutkan puasa penuh untuk beberapa hari. Terakhir, latih berpuasa penuh selama satu bulan. 

Melatih puasa ini disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi fisik anak. 

Ada yang melatih puasa Ramadhan dari mulai usia 5 hingga 10 tahun. 

6. Ajarkan anak untuk disiplin 

Dalam membiasakan ibadah pada anak orang tua juga perlu ajarkan anak agar disiplin.

Tetapi tidak bersifat memaksa supaya anak mau melaksanakannya. 

Kedisiplinan tersebut bisa dilakukan dengan memberikan contoh langsung pelaksanaan ibadah puasa.

Sehingga anak-anak lebih mudah menjalankannya karena meniru langsung dari orang tua. 

Contoh kedisiplinan tersebut adalah dengan membiasakan anak-anak bangun untuk sahur selama bulan Ramadhan dan berhenti makan saat Imsak. 

Setelah itu mendirikan sholat Subuh bersama keluarga dan tidak langsung tidur setelah sahur. 

Selain sholat Shubuh, Anda juga bisa ajarkan anak Anda untuk melaksanakan sholat wajib lainnya dengan berjamaah.

7. Ajarkan anak untuk menghormati orang yang sedang berpuasa

Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz; dia berkata, “Rasulullah mengutus untuk mengumumkan pada pagi hari asyura’ di wilayah kaum Anshar yang berada di sekitar kota Madinah.

“Barang siapa yang pagi hari ini beruasa, hendaklah menyelesaikannya. Barang siapa yang tidak berpuasa, hendaknya menahan (makan dan minum) sampai malam.”

Jika anak tidak sanggup melakukan ibadah puasa, mereka diajarkan bagaimana caranya untuk menghormati orang yang sedang berpuasa.

Contohnya adalah dengan tidak makan dan minum di hadapan orang yang sedang berpuasa. 

Selain menghormati kepada yang sedang berpuasa, anak juga dinasehati agar menghormati pula orang yang tidak berpuasa. 

Agar anak tidak mengejek orang-orang yang tidak berpuasa karena perbedaan keyakinan. 

Dengan begitu, selain anak dapat ajaran berpuasa, mereka juga diajarkan untuk toleransi dengan orang lain. 

8. Berikan hadiah bagi anak yang berpuasa 

Orang tua dapat memberikan hadiah yang disukai anak-anak jika mereka dapat menyelesaikan puasa mereka dalam sehari atau sebulan penuh. 

Dengan begitu anak-anak akan lebih bersemangat dalam menjalankan puasa.

Anda bisa beri barang yang sedang diidam-idamkan, atau sekedar menu buka puasa yang menggugah selera. 

Namun tekankan pada anak, bahwa hadiah ini hanyalah bonus kecil. 

Hadiah paling besar itu dari Allah berupa pahala dan nikmat-nikmat lainnya yang diberikan oleh Allah.

Tetapi pemberian hadiah ini tidak baik jika diteruskan sampai mereka beranjak dewasa, sebab bisa membuat mereka malas puasa jika tidak dapat hadiah. 

9. Beri apresiasi bagi anak ketika berpuasa 

Bagi anak-anak yang telah menjalankan puasa, beri penghargaan kepada mereka. 

Sekedar pujian yang bisa mendamaikan hatinya. 

Meski tidak berpuasa penuh tetap apresiasi anak dan beri motivasi untuk puasa yang selanjutnya. 

Sehingga perasaan anak dalam menjalani puasa bisa terjaga dan tidak membuat mereka trauma dalam melakukannya.

SHARE ARTIKEL