Selfie Berujung Maut, Pelajar 14 Tahun Tewas Tersambar KA

Penulis Unknown | Ditayangkan 04 May 2015

Nasib tragis menimpa seorang gadis Alifia Fahma Pratiwi, 14. Siswi kelas VIII SMPN 7 Kota Malang tersebut meninggal dalam usia yang masih sangat muda karena tertabrak kereta api (KA) Gajayana jurusan Jakarta-Malang Kota. Menurut salah seorang saksi, yaitu Muriati (13) yang merupakan teman dekat korban mengatakan bahwa tubuh Alifia terhantam KA karena didorong oleh dua pemuda.
Selfie Berujung Maut, Pelajar 14 Tahun Tewas Tersambar KA
Selfie Berujung Maut, Pelajar 14 Tahun Tewas Tersambar KA
Minggu pagi, 3 Mei 2015 lalu Muriati mengajak Alifia pergi. Mereka berdua merupakan teman sejak kecil sekaligus tetangga yang sama-sama tinggal di Mergosono IX-B, Kelurahan Mergosono, Kecamatan Sukun. Alifia yang tinggal bersama sang kakek tidak mendapat ijin untuk keluar saat berpamitan hendak pergi ke Taman Wisata Rakyat. Tempat tersebut lokasinya sangat jauh dari rumahnya, sehingga sang kakek tidak memberinya ijin.

Alifia pun menurutinya dan tinggal di rumah. Namun, tidak lama kemudian Muriati minta ijin untuk pergi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya di SMP Ma’arif, Jalan Janti. Alifia pun memilih untuk ikut bersama temannya tersebut. Namun, ia pergi tanpa sepengetahuan sang kakek maupun ibunya. Mereka pergi menuju sekolah tidak melewati jalan umum dan memilih jalan pintas di antara sawah-sawah.

Di tengah perjalanan, Alifia tiba-tiba berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan. Namun, tempat dia berhenti adalah tempat yang cukup berbahaya, yakni di dekat rel kereta. Seperti remaja pada umumnya, Alifia dan Muriati pun berfoto-foto dulu karena pemandangannya cukup bagus untuk foto selfie. Saat itulah tiba-tiba ada empat orang pemuda yang melintas.

Para pemuda itu pun berhenti, lalu menyaksikan tingkah dua orang gadis tersebut. Entah apa masalahnya dan siapa yang memulai duluan, sehingga terjadi komunikasi yang berujung cekcok di antara mereka. Merasa memiliki tubuh yang lebih besar, Alifia maju untuk melindungi temannya, Muriati. Dia menghadapi dua di antara empat pemuda itu. Para pemuda itu diduga merupakan santri yang sedang nyantri di sekitar wilayah Gadang. Kontak fisik pun terjadi antara Alifia dan dua pemuda itu. Tubuh Alifia kemudian didorong kea rah rel KA oleh salah seorang pemuda.

Sungguh tak diduga, tepat pada saat bersamaan, melintas dengan cepat KA eksekutif Gajayana. Tubuh Alifia terserempet KA hingga terpelanting sejauh 5 meter dari lokasi. Seketika bagian belakang kepa, mulut, serta hidungnya mengeluarkan darah. Dua orang pemuda yang menjadi penyebabnya kemudian melarikan diri dari lokasi. Muriatic pun berteriak. Kebetulan ada warga yang sedang mencari rumput di sekitar tempat kejadian mengetahui hal tersebut.

Warga itu pun mengejar dua pemuda yang kabur itu. Namun, keduanya tak berhasil ditangkap dan masuk ke pondok pesantren. Warga kemudian menghubungi polisi dan pihak SAR yang kemudian berusaha menyelamatkan nyawa Alifia. Alifia pun dibawa ke RS. Saiful Anwar Malang. Namun sayang, setiba di rumah sakit, Alifia sudah tidak lagi bernyawa. Ia tewas tanpa sempat mendapatkan perawatan medis.

Muriati ditemani oleh sang ibu dimintai keterangan mengenai perihal kejadian tersebut di Mapolresta Malang.

Benar-benar kejadian yang sangat tragis ya sobat wajibbaca.com. Pesan buat adik-adik yang masih remaja, kalau ingin pergi sebaiknya lewat di tempat yang ramai, jangan memilih jalan pintas yang sepi karena itu akan sangat berbahaya. Dan satu lagi, jangan pergi tanpa ijin dari orang tua karena mereka tidak mengijinkan itu bukan karena mereka tidak memberi kebebasan, melainkan mereka mengkhawatirkan keselamatan kalian. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi pada adik, saudara, anak, dan tetangga kita.
SHARE ARTIKEL