Sindir Acara Habib Rizieq, dr Tirta Ngamuk: 'Pemerintah Jangan Tebang Pilih'

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 16 Nov 2020

Sindir Acara Habib Rizieq, dr Tirta Ngamuk: 'Pemerintah Jangan Tebang Pilih'

dr. Tirta - Image from jogja.suara.com

dr. Tirta minta PSBB Transisi dicabut jika plin-plan 

dr Titra juga mempertanyakan ketegasan Satgas DKI, Gubernur DKI dan juga BNPB dalam menegakkan protokol kesehatan Covid-19. Ia juga mengungkapkan kekecewaannya dengan respon pejabat terhadap acara yang diadakan oleh Habib Rizieq. 

dr Tirta Mandira Hudhi, dokter sekaligus influencer, meminta pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta dicabut jika pemberlakuanya justru plin plan. 

Ia menilai penerapan kebijakan tersebut berstandar ganda dengan menyinggung acara Habib Rizieq mulai kedatangan hingga pernikahan putrinya. 

Pernyataan tersebut disampaikannya langsung melalui video di akun Instagramnya yang diunggah pada Sabtu (14/11/2020). 

Awalnya, dr Tirta mengungkapkan pengalamannya yang ditugasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai protokol kesehatan COVID-19. 

Namun dia menilai edukasinya itu justru berbanding terbalik dengan kondisi dan situasi yang terjadi di Jakarta saat ini. 

"Pertama, saya ini dikirim surat tugas dari Maret 2020 sampai November sekarang itu untuk edukasi 3 M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker). Saya sudah keliling 17 kota," kata dr Tirta.

"Ini di Jakarta masih PSBB Transisi tetapi dilakukan beberapa hal kegiatan kerumunannya sangat banyak," sambungnya.

Peraturan Dinilai Berstandar Ganda 

Dia menilai perintah edukasi protokol kesehatan tersebut tidak diberlakukan secara adil dan cenderung terkesan plin plan. 

Menurutnya, ada standar ganda saat aturan diberlakukan. Maka dari itu, Tirta meminta agar PSBB transisi tersebut segera dicabut. 

"Kalau standar ganda, ayo buka, pilih salah satu. Mau los-losan atau mau kita strict-strict-an (ketat-ketatan), kita mau kakuan atau mau los-losan," tegasnya.

Singgung Acara Habib Rizieq

dr Tirta kemudian mempertanyakan kedatangan Habib Rizieq yang membuat kerumunan, tapi tak disanksi. 

Bahkan, saat Habib Rizieq menggelar acara resepsi pernikahan putrinya, Satgas COVID-19 bukannya melarang, malah memberikan bantuan masker. 

"Seorang tokoh dateng ke sini, membuat kerumunan di bandara sampai puluhan ribu, lalu membuat kemungkinan besar membuat acara pernikahan yang puluhan ribu, malah pernikahannya diberikan masker 20 ribu picis," tuturnya.

Tirta kemudian tidak mempermasalahkan pengajuan izin acara pernikahan tersebut. Dia mempertanyakan konsistensi pejabat terkait dalam menegakkan aturan protokol kesehatan. 

"Jelas Pak Rizieq Syihab berhak mengajukan izin, tetapi jelas konsistensi Satgas DKI, konsistensi dari Gubernur DKI, konsistensi dari BNPB, jika memang ada kerumunan dan kalian melakukan razia masker, jangan tebang pilih," ucapnya.

dr Tirta juga meminta agar PSBB transisi tersebut segera dicabut. Pasalnya, dia menilai pejabat takut menindak tokoh yang memiliki banyak masa. 

"Buka semuanya, ngapain ada PSBB transisi. Jika ada tokoh publik, yang massanya banyak kalian takut," ujarnya.

Dr Tirta mengaku kecewa karena delapan bulan hanya bisa bertemu dengan anaknya sebanyak tiga kali karena kegiatan edukasi Covid-19 ini. Selain itu, dia juga menyoroti banyaknya tenaga kesehatan yang wafat karena COVID-19.

"Saya 8 bulan. Saya ketemu anak saya cuma tiga kali. Marah jelas, kecewa jelas. Kawan saya nakes-nakes banyak beguguran, Bos," ungkapnya.

Miris, seolah tidak ada keadilan terhadap aturan yang berlaku di masyarakat. Kalau sudah begini, bagaimana jika penyebaran Covid-19 makin meluas? 

SHARE ARTIKEL