Bikin Prank Kejang-kejang dan Mengaku Positif Corona, Gadis ini Ditangkap

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 14 May 2020

Bikin Prank Kejang-kejang dan Mengaku Positif Corona, Gadis ini Ditangkap

Musibah kok dibuat bercandaan?

Yang positif terjangkit virus saja mati-matian ingin sembuh, ketiga remaja ini malah nge-prank tenaga medis dengan pura-pura kejang dan mengaku positif corona.

Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Bone, Sulawesi Selatan, menetapkan tersangka dalam kasus candaan atau prank di dua rumah sakit Bone.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kasatreskrim Polres Bone AKP Mohammad Pahrunn. "Kami sudah amankan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak semalam," kata Pahrun mengutip Kompas.com (13/5/2020).

Pelaku merupakan seorang gadis belia berinisial AR (20), ia dikenakan Pasal 14 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa barang siapa, menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun.

Sementara itu, ketiga rekannya, yakni ES (19), ADL (21), dan DA (22), dijadikan saksi dalam kasus prank ini.

"Ketiganya dijadikan saksi dengan pengawasan dan wajib lapor. Ketiganya telah dikembalikan ke orang tua mereka untuk dilakukan pembinaan," tambah Pahrun.

Baca Juga: Tak Tau Bersyukur, Sudah Dapat Gaji 20 Juta Masih Minta Bansos ke Pemerintah

Kasus prank ini bermula pada Jumat (8/5/2020) pukul 02.00 Wita saat mereka sedang asyik meminum minuman keras di sebuah rumah indekos di Jalan Salak, Kelurahan Jeppe, Kecamatan Tanete Riattang Barat. 

Setelah itu AR masuk ke dalam kamar indekos, sedangkan tiga temannya berada di luar. Tiba-tiba ketiga rekannya mendengar AR mengigau. Mereka pun masuk ke kamar dan melihat AR dalam keadaan kejang-kejang.

Ketiganya, ujar Pahrun, langsung membawanya ke Puskesmas Watampone.

Sesampainya di Puskesmas, salah satu temannya turun untuk memberitahukan ke petugas medis bahwa ada temannya yang tidak sadarkan diri. Kondisinya sesak napas dan kejang-kejang. 

Mendengar hal itu, petugas di Puskesmas Watampone pun mengarahkan untuk membawanya ke Rumah Sakit Hapsah.

Setiba di Rumah Sakit Hapsah, ia diberikan pertolongan pertama. Di sana AR sadar dan menyampaikan kepada ES bahwa dirinya harus diperiksa dan di tes corona, lantaran ia mengaku telah kontak dengan kakeknya di Papua yang terindikasi positif virus corona.

Pihak Rumah Sakit Hapsah pun menganjurkan agar AR dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru yang memiliki fasilitas penanganan virus corona.

Menurut Pahrun, setiba di RSUD Tenriawaru, AR berpura-pura pingsan.

Kemudian salah satu dari rekannya menyahut bahwa lebih baik diperiksa corona karena pernah kontak dengan kakeknya yang positif Covid-19.

Mendengar hal itu, petugas medis kemudian mengarahkan ke ruangan pemeriksaan Covid-19 dan ditangani dengan protokol Covid-19.

Setelah diperiksa, suhu tubuhnya normal sekitar 36,9 derajat celsius. Petugas medis juga tidak menemukan gejala Covid-19 dalam dirinya "Saat diperiksa suhunya bagus, tidak ada tanda-tanda Covid-19," ujar Pahrun.

Bahkan, saat dilakukan pemeriksaan, AR berpura-pura pingsan. Saat dilihat oleh petugas medis, ia menutup matanya, namun ketika petugas medis mengalihkan perhatian ke arah lain, ia membuka matanya.

Baca Juga: Mudik Lokal Diperbolehkan, ini Aturan yang Harus Ditaati Pengguna Motor

Alih-alih terindikasi Covid-19, petugas medis justru mencium bau alkohol dari AR. Petugas pun berkeyakinan bahwa AR hanya mabuk dan tidak terindikasi Covid-19.

Petugas medis kemudian memanggil ketiga rekannya untuk membawa AR pulang. Ketiga temannya pun lantas membawa AR ke mobil. 

Setiba di mobil, AR berteriak, "Ku prank ko (saya prank kamu)".

"Dipanggil temannya, ambil temanmu mabuk dia. Sesampai di mobil, dia teriak, 'Ku prank ko' (saya prank kamu)," ujar Pahrun.

Atas kejadian ini, Pahrun mengingatkan masyarakat untuk tidak bermain-main atau melakukan perbuatan prank apalagi di masa pandemi Covid-19.

"Jangan main-main dengan perbuatan prank. Kasihan petugas medis yang bertugas dikerjai seperti itu. Semoga ini menjadi pembelajaran," ujarnya.

SHARE ARTIKEL