Demensia Adalah: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 09 Jan 2020

Demensia Adalah: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Ilustrasi demensia - Image from id.pinterest.com

Demensia Adalah: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya Ketahui jenis-jenis demensia dan penyebabnya disini.

Demensia adalah penyakit yang biasanya diderita oleh lansia, penyakit ini mengakibatkan penderitanya mengalami penurunan daya ingat dan cara berpikir. Ketahui lebih lanjut tentang demensia berikut ini. 

Baca Juga :
1. Penyebab, Gejala, dan Obat Trigliserida yang Ampuh
2. 11 Penyakit Tulang yang Wajib Diwaspadai
3. Gejala Sakit Ginjal Ini Perlu Anda Kenali

Apa Itu Demensia?

Demensia adalah sekumpulan gejala yang mempengaruhi kemampuan fungsi kognitif otak untuk mengingat (memori), berpikir, bertingkah laku, serta berbicara (berbahasa). Demensia bukanlah nama dari penyakit sungguhan, melainkan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala yang mengganggu fungsi otak.

Demensia disebut juga dengan gangguan neurokognitif mayor. Gangguan ini bukanlah suatu penyakit yang berdiri sendiri, melainkan sekelompok gejala yang disebabkan oleh kondisi atau penyakit lainnya.

Singkatnya seperti ini, sakit demensia adalah kondisi yang seringkali ditandai dengan sifat yang mudah lupa atau pikun karena memang dapat mengganggu kemampuan otak untuk mengingat.

Namun perlu digaris bawahi, ketika Anda mengalami penurunan daya ingat, maka tidak serta merta membuat Anda positif mengalami demensia. Karena kondisi ini didasarkan oleh berbagai hal atau penyakit yang berbeda.

Lalu apakah benar demensia adalah pikun? Tidak, demensia berbeda dengan pikun. Pikun merupakan perubahan kemampuan untuk berpikir dan mengingat yang biasa dialami seseorang seiring bertambahnya usia.

Perubahan itu bisa mempengaruhi daya ingat, akan tetapi tidak secara signifikan dan tidak menyebabkan penderitanya bergantung pada orang lain.

Sedangkan demensia merupakan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi tersebut bisa mempengaruhi gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya. Demensia juga kondisi yang bisa bersifat progresif, yang mana dapat berkembang semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Seperti yang disebutkan di awal, demensia adalah penyakit atau kondisi yang menggambarkan sekelompok gejala yang disebabkan oleh kondisi lainnya. Dan berikut beberapa jenis demensia sesuai dengan penyakitnya:

  1. Demensia Alzheimer

    Demensia alzheimer adalah penyebab terbesar kasus demensia yang mencapai 60-70 persen. Alzheimer juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk penyakit spesifik dari demensia.

    Berbeda dengan beberapa penyebab demensia lainnya, penyakit Alzheimer disebabkan karena kerusakan atau kematian sel otak, dan sampai saat ini belum dapat disembuhkan.

    Alzheimer adalah penyakit yang bersifat bertahap dan berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Biasanya seseorang mulai terdiagnosa Alzheimer pada umur 60 tahun. Akan tetapi bukan berarti orang muda tidak bisa mengalami kondisi ini.

  2. Demensia vaskular

    Demensia vaskular adalah jenis gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah pada otak. Kondisi ini bisa dikarenakan oleh adanya penumpukan plak di dalam pembuluh darah arteri.

    Padahal normalnya, pembuluh darah seharusnya berfungsi memasok darah untuk otak. Penyakit stroke atau gangguan lainnya dapat menjadi penyebab masalah pada pembuluh darah ini.

  3. Demensia senilis

    Demensia senilis adalah penurunan umum fungsi intelektual yang meliputi hilangnya ingatan, kemampuan penalaran abstrak, pertimbangan dan bahasa, dan bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan.

  4. Demensia frontotemporal

    Demensia frontotemporal adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan rusaknya sel-sel saraf di organ lobus frontal temporal otak yang terletak di bagian depan. Bagian ini umumnya berfungsi untuk mengatur kepribadian, perilaku, dan juga kemampuan berbicara (berbahasa).

  5. Lewy body dementia

    Lewy body dementia adalah kondisi medis yang ditandai dengan munculnya endapan protein di dalam sel saraf pada otak, yang mengakibatkan fungsi otak untuk menghantarkan sinyal kimia ke seluruh tubuh menjadi terhambat.

    Hal inilah yang menjadi alasan mengapa penderita lewy body dementia biasanya memiliki penurunan daya ingat, dan respon yang lebih lambat. Penyakit ini juga merupakan salah satu jenis demensia progresif yang cukup sering terjadi.

Gejala Demensia

Berikut gejala umum demensia meliputi perubahan secara kognitif dan psikologis.

Gejala perubahan kognitif:

  • Kehilangan ingatan.
  • Kesulitan untuk berbahasa, berkomunikasi dengan orang lain, serta melakukan kegiatan sehari-hari.
  • Mengalami disorientasi atau kebingungan dalam mengetahui waktu dan tempat.
  • Kesulitan dalam berpikir serta mencerna informasi.
  • Sering lupa dan salah ketika meletakkan suatu benda.

Gejala perubahan psikologis:

  • Perubahan perilaku, kepribadian, dan mood yang biasanya terjadi secara tiba-tiba.
  • Kehilangan inisiatif atau apatis pada hal apa pun, termasuk pada kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya.
  • Kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
  • Mengalami depresi.
  • Mengalami halusinasi.
  • Mengalami paranoia.
  • Mengalami gelisah.

Seiring bertambahnya usia penderitanya, maka gejala demensia di tahap akhir biasanya bisa semakin memburuk. Kemungkinan ada beberapa tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Oleh karena itu, jika Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis.

Penyebab Demensia

Terdapat banyak sekali penyebab demensia. Namun secara umum, demensia disebabkan oleh adanya kerusakan sel-sel otak (neuron) yang bisa terjadi di beberapa bagian otak.

Selain karena berbagai penyakit seperti Alzheimer, demensia juga bisa disebabkan oleh beberapa hal lainnya, seperti efek samping obat, minum alkohol secara berlebihan (alkoholisme), serta penyakit tumor atau infeksi otak.

Bukan hanya itu saja, demensia juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lainnya, seperti:

  • Gangguan pada struktur otak, misalnya seperti hidrosefalus dan hematoma subdural.
  • Gangguan pada sistem metabolisme, misalnya seperti hipotiroidisme, kekurangan vitamin B-12, kalium, natrium, kadar gula darah rendah (hipoglikemia), dan adanya masalah pada ginjal dan hati.
  • Terpapar zat kimia yang menyebabkan keracunan, seperti timah, logam berat, serta pestisida.
  • Anoxia atau hipoksia, yaitu kondisi yang terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Anoxia dapat berkembang karena penyakit asma yang parah, serangan jantung, keracunan karbon monoksida, dll.
  • Kurang gizi, misalnya seperti kekurangan cairan (dehidrasi), vitamin, dan mineral lainnya yang diperlukan oleh tubuh.

Penyebab demensia mungkin masih bisa diobati apabila gejalanya terdeteksi sejak dini. Oleh karena itu, penting untuk menemui dokter agar mendapatkan pemeriksaan medis segera setelah mengalami gejala.

Pengobatan Demensia

Demensia Adalah: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Ilustrasi pengobatan demensia - Image from id.pinterest.com

Demensia dapat ditangani dengan medis dan non-medis. Adapun pengobatan dengan cara medis dilakukan dengan menggunakan obat-obatan dan terapi. Beberapa jenis obat yang biasa diberikan pada penderita demensia antara lain:

  • Cholinesterase inhibitors, seperti donepezil (Aricept), rivastigmine (Exelon) dan galantamine (Razadyne).
  • Memantine, yaitu jenis obat yang digunakan untuk mencegah perkembangan gejala demensia yang semakin parah, khususnya pada pasien penderita Alzheimer.
    Pada beberapa kasus, memantine juga diberikan bersamaan dengan cholinesterase inhibitor.

Untuk terapi, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan terapi okupasional yang bertujuan untuk membantu mengendalikan gejala demensia, sekaligus meringankan komplikasi penyakit yang masih bisa ditangani.

Selain terapi okupasional, terapi relaksasi juga bisa dilakukan, seperti musik, hewan peliharaan, seni atau terapi pijat yang dapat membantu merangsang mood dan perilaku penderita demensia.

Sedangkan untuk pengobatan non-medis bisa dilakukan secara mandiri di rumah, berikut beberapa perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mengatasi demensia:

  • Tingkatkan komunikasi, Anda bisa mencobanya dengan melakukan kontak mata dan berbicara secara perlahan. 
  • Anda juga bisa menggunakan gerakan untuk menjelaskan ide atau hal-hal yang terlintas di pikiran Anda.
  • Hindari kebisingan.
  • Usahakan untuk mengoptimalkan waktu istirahat Anda.
  • Gunakan kalender untuk mengingatkan Anda pada acara-acara mendatang, rutinitas serta jadwal pengobatan.
  • Gunakan benda atau peralatan harian yang sama setiap harinya, yang bertujuan untuk melatih ingatan.
  • Usahakan selalu minum obat dan melakukan kegiatan harian di waktu yang sama setiap harinya.
  • Selalu letakkan benda atau peralatan di tempat yang sama, yang bertujuan untuk memperkuat ingatan.

Itulah pembahasan tentang penyakit demensia ini, semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL