Ternyata Cukup 6 Perkara ini yang Menuntun Kita Pada Surga

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 02 Jul 2020

Ternyata Cukup 6 Perkara ini yang Menuntun Kita Pada Surga

Ilustrasi - Image from alrasikh.uii.ac.id

Cukup hanya seperti ini saja

Terlihat mudah tapi tak semua orang bisa istiqomah 

Perihal dunia yang kesenangannya menipu saja kita harus berusaha keras mendapatkannya. Masa iya kita tidak memperjuangkan agar masuk Surga, apalagi surga yang kenikmatannya kekal dan luar biasa, pastinya harus lebih kerja keras.

Seperti halnya doa Nabi Muhammad SAW, yakni meminta dimasukkan ke surga dan juga meminta perlindungan dari neraka. Maka meminta untuk mendapatkan surga adalah bagian dari amal sunah yang sangat dianjurkan. 

Sebab, surga adalah tujuan akhir dari semua amalan kita selama di dunia. Dan ingatlah berharap kepada surga tidak sama dengan kita tidak ikhlas mengharap ridho-Nya. 

Karena Allah SWT sendiri lah yang menjanjikan ganjaran atau hadiah tersebut kepada manusia.

6 Perkara yang Menuntun pada Surga 

Menantu Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib, pernah berpesan untuk kita yang ingin surga-Nya. “Barangsiapa mengumpulkan enam hal pada dirinya, berarti ia tidak membiarkan surga untuk dicari dan neraka dijauhi.” 

Suami Sayyidatina Fatimah az-Zahra ini kemudian merinci keenam hal tersebut, seperti halnya yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-‘Asqolany. 

Mengenali Allah kemudian menaatinya (‘arafallah fa athoo’ah)

Allah SWT adalah Sang Pencipta seluruh alam dan isinya. Dan Allah SWT telah memberi kita misi yang harus diselesaikan selama di dunia. Yakni menjadi khalifah di bumi. 

Lantas bagaimana kita menjalankan misi tersebut? Maka syarat utama adalah mengenal Allah SWT dengan baik dan menyeluruh. Baru kemudian setelah mengenalnya kita bisa sepenuh hati meyakini segala perintah dan larangan-Nya. 

Mengenali setan sebagai musuh-Nya, lalu mendurhakainya (‘arafas syaithon fa ‘ashooh)

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS Al Baqarah 168) 

Sebenarnya tidak hanya pada ayat itu saja, Allah SWT menegaskan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. 

Bahkan setan berjanji di hadapan Rabb-Nya untuk tidak akan berhenti menjerumuskan anak Adam pada kesesetan. Maka, segala tipu muslihat dan godaannya akan ditebar, dari atas, bawah, samping kanan dan kiri. 

Karena itu, sebagai bekal menuju surga, mutlak bagi kita untuk kenali musuh kita dan kelemahannya. Lalu menguatkan diri agar tidak tergoda dengan hasutan dan ajakannya. 

Mengenali akhirat dan membekali diri untuk melaluinya (‘arafal akhirah fa tholabah)

Salah satu rukun iman adalah percaya adanya hari kiamat, artinya percaya juga akan adanya hari perhitungan seluruh amalan kita dan balasannya. 

Oleh sebab itu, untuk mencapai surga kita perlu sadar bahwa hidup di dunia ini hanya sekejap dan hidup di akhirat nanti kekal. 

Dengan kesadaran itu maka akan muncul upaya serius mengisi waktu dan amalan selama di dunia dengan sebaik-baiknya karena mengharap kehidupan akhirat yang membahagiakan. 

Mengenali dunia, kemudian meninggalkannya (‘arafad dunya fa rafadhoha)

Dunia ini adalah sebuah kepastian yang kita akan tinggalkan. Dunia hanyalah sementara, pada hari kiamat nanti dunia akan dihancurkan.

Dunia hanyalah kesenangan yang menipu, oleh sebab itu semasa di dunia kita diarahkan agar tak tergoda dengan kesenangan tersebut dan mengabaikan kesenangan akhirat yang kekal.

Jadi jangan sampai, sepanjang umur kita hidup, dihabiskan dengan perilaku berfoya-foya dan tak mempersiapkan bekal akhirat. Padahal sejatinya tidaklah sulit untuk mempersiapkan bekal akhirat. 

Kita tidak diperintahkan untuk puasa selama hidup atau shalat 24 jam kok. Kita masih diperbolehkan mencari kebahagiaan di dunia tapi ingat jangan akhiratlah yang utama. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini : 

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).

Mengenali kebenaran, lalu mengikutinya (‘arafal haqq fat taba’ah)

Surga adalah balasan adil bagi orang-orang yang memperjuangkan kebenaran. Salah satunya kebenaran dalam menegakkan ajaran Islam. 

Karena itu, menjalani sebuah proses yang dibenarkan dalam syariat-Nya adalah kunci untuk membuka surga.

Mengenali perkara batil, kemudian menolaknya (‘arafal baathil faj tanabah)

Terakhir adalah mengenali perkara batil. Jika kita betul-betul memahami inti dari perkara batil /salah. Maka sebaik apapun tampilan luarnya, kita akan mudah dan tegas untuk menolaknya. 

Dan ingat kebatilan itu hanya menjerumuskan pelakunya pada kubangan ganas api neraka. Oleh sebab itu jauhi dan hindarilah perilaku-perilaku yang batil. 

Itulah 6 perakara yang dapat menuntun kita pada surga. Jika coba kita renungkan, inti dari mencapai surga adalah mengenali. Mengenali Allah, setan, dunia, akhirat, perkara batil, dan kebenaran. 

Dari situ dapat disimpulkan bahwa mengenali atau ilmu tentang apa-apa yang berkaitan dengan surga dan cara mencapainya adalah hal dasar untuk menuntun kita ke surga. 

Oleh sebab itu, jangan berhenti belajar, jangan berhenti mengkaji Al Quran, dan jangan berhenti mengamalkan ilmu yang didapat. Inshaaallah Surga menjadi ganjarannya.

Wallahu a’lam.

SHARE ARTIKEL