Jangan Sembarangan, ini Waktu Tidur Seorang Muslim yang Ideal Menurut Islam

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 16 Apr 2020


Tidur ya tidur saja, kenapa harus dijam?

Masalahnya tidak semudah itu. Sebab, jika kita tidak tidur sesuai dengan jamnya, maka tubuh kita akan terasa berat untuk melakukan aktifitas dan ibadah keesokan harinya. Jadi, jangan sampai masalah sepele yaitu jam tidur, bisa menyebabkan dosa yang besar.

Agama Islam yang sempurna telah mengajarkan umat muslim segala hal, termasuk mengatur jam malam.

Lho, bukankah setiap mengantuk kita harus tidur? Kenyataannya tidak begitu. Waktu tidur ideal bagi seorang muslim adalah langsung tidur sebisa mungkin setelah melaksanakan shalat Isya.

Namun apabila ada kegiatan yang lebih maslahat dan untuk kebaikan, maka ia boleh melakukan aktivitas yang bermanfaat setelah shalat Isya seperti belajar, menerima tamu, berbincang-bincang dengan keluarganya, dan tentu hendaknya tidak begadang sampai larut.

Adapun dalil tidur setelah isya berdasarkan hadits makruhnya berbincang-bincang setelah shalat Isya, Dari Abu Barzah radhiallahu ‘anhu

أنَّ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – كان يكرهُ النَّومَ قَبْلَ العِشَاءِ والحَديثَ بَعْدَهَا

Artinya: “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyukai tidur sebelum shalat ‘Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Syaikh Abdulah Al-Faqih menjelaskan,

فقد كان النبي صلى الله عليه وسلم ينام أول الليل بعد العشاء، إذ كان يكره النوم قبل العشاء والحديث بعدها

Artinya: “Adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di awal malam setelah salat Isya, karena dimakruhkan tidur sebelum shalat Isya dan berbincang-bincang setelahnya.” (Fatwa As-Syabakiyyah no. 251950)

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa tidur di awal malam memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan, beliau berkata:

وأنفع النوم : ما كان عند شدة الحاجة إليه ، ونوم أول الليل أحمد وأنفع من آخره

Artinya: “Tidur yang paling bermanfaat adalah tidur ketika sangat mengantuk, tidur di awal malam paling baik dan paling bermanfaat dari lainnya.” (Madarijus Salikin 1/459-460)

Baca Juga: Doa Agar Cepat Tidur Sesuai Ajaran Rasulullah SAW

Hukum berbincang-bincang setelah Isya

An-Nawawi menjelaskan bahwa hukum asal berbincang-bincang setelah isya adalah makruh, artinya kegiatan ini dilarang namun tidak terdapat konsekuensi jika melakukannya. Atau dengan kata lain perbuatan yang sebaiknya tidak dilakukan.

Namun jika ada maslahat saat berbincang-bincang, maka diperbolehkan. An-Nawawi berkata:

قال العلماء : والمكروه من الحديث بعد العشاء هو ما كان في الأمور التي لا مصلحة فيها ، أما ما فيه مصلحة وخير فلا كراهة فيه ، وذلك كمدارسة العلم وحكايات الصالحين ومحادثة الضيف والعروس للتأنيس ومحادثة الرجل أهله وأولاده للملاطفة والحاجة ومحادثة المسافرين

Artinya: “Para ulama berkata: makruh hukumnya berbincang-bincang setelah Isya, apabila pada perkara yang tidak ada maslahatnya. Adapun apabila ada maslahatnya maka baik dan bukan makruh. Misalnya seperti mempelajari ilmu, menceritakan kisah orang shalih, berbincang-bincang dengan tamu, acara pernikahan, berbincang-bincang dan beramah-tamah dengan istri dan anak-anaknya dan perbincangan antar musafir.” (Syarah Muslim, 5/149)

Meskipun diperbolehkan, hendaknya berbincang-bincang setelah Isya tidak sampai begadang, karena Allah Ta'ala menjadikan malam sebagai waktu istirahat utama.

Allah Ta'ala berfirman,

 وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاساً

Artinya: “dan Kami jadikan malam sebagai pakaian," (An Naba’ : 10)

Baca Juga: Doa Agar Tidak Mimpi Buruk dan Tidur Nyenyak

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

فإن النبي صلى الله عليه وسلم كان يكره النوم قبل صلاة العشاء والحديث بعدها وإذا أطال الإنسان السهر فإنه لا يعطي بدنه حظه من النوم، ولا يقوم لصلاة الصبح، إلا وهو كسلان تعبان، ثم ينام في أول نهاره عن مصالحة الدينية والدنيوية، والنوم الطويل في أول النهار يؤدي إلى فوات مصالح كثيرة

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum isya dan berbincang-bincang (tidak bermanfaat) setelahnya. Jika seseorang begadang semalaman dan tidak memberikan hak tidur kepada badannya, bahkan tidak shalat subuh kecuali bangn dengan tubuh yang lelah dan malas, kemudian tidur di awal hari, maka ia telah kehilangan maslahat yang banyak.” (Liqaa’ Asy syahri 1/333)

Perlu diingat, pola kehidupan kita di zaman ini menyebabkan tidak memungkinkan untuk melakukan sunnah ini terus-menerus, yakni langsung tidur setelah Isya.

Sebab masih ada kegiatan lainnya yang harus kita lakukan, misalnya belajar, bekerja, menghadiri acara, dan lain sebagainya.

Namun hendaknya sebagai seorang muslim, hendaknya kita pernah sesekali melakukan sunnah tidur setelah Isya agar lebih mudah bangun untuk melakukan shalat malam.

Demikian penjelasan ini, semoga bermanfaat.

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat