Jika Orang Tua Salah, Bolehkah Kita Sebagai Anak Menasehatinya?

Penulis Anisa Nurfadila | Ditayangkan 12 Sep 2018


Jika Orang Tua Salah, Bolehkah Kita Sebagai Anak Menasehatinya?
orang tua via abiummi.com

Orang tua adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi seseorang. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Orang tua berperan bagi keluarga penting bagi kerluarga. Mengapa orang tua penting dalam keluarga agar bahagia ? Simak penjelasannya.

Mengapa Orang Tua Berperan Penting Dalam Keluarga ?

Tanpa orang tua, keluarga bukanlah keluarga. Orang tua adalah unsur penting dalam keluarga. Peran orang tua dalam keluarga penting dalam membentuk kepribadian anak. Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian seseorang

1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya.
2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak.
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.
4. Mewujudkan kepercayaan.
5. Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga.

Itulah alasan mengapa orang tua berperan penting dalam keluarga juga dalam pembentukan pribadi anak. Untuk itu, maka anak harus senantiasa berbakti kepada orang tua walaupun orang tua kita pilih kasih. Orang tua memiliki alasan tersendiri kenapa orang tua pilih kasih kepada anaknya. Simak penjelasan berikut ini.

Kenapa Orang Tua Pilih Kasih ?

Jika Orang Tua Salah, Bolehkah Kita Sebagai Anak Menasehatinya?
orang tua pilih kasih  via hellosehat.com

Ternyata sebuah penelitian dari Mumsnet.com menggambarkan bahwa kasih sayang juga bisa kurang didapat dalam keluarga karena adanya anak “favorite”. Bagaimana saja hasilnya, yuk intip di bawah ini.

1. Anak bungsu adalah anak yang paling difavoritkan orangtua
Dalam penelitian tersebut, 56 % koresponden menyatakan bahwa anak yang paling mereka cintai adalah anak bungsu.

2. Anak yang difavoritkan akan lebih banyak menuntut
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Musnet ini menghasilkan bahwa 60 % saudara kandung mengatakan jika anak yang difavoritkan orangtua itu lebih manja.

3. Anak yang disayang mengingatkan mereka pada masa lalu
Biasanya alasan orangtua menjadikan seorang anak sebagai anak kesayangan mereka adalah karena anak tersebut mengingatkan pada masa lalu mereka.

4. Orangtua menyukai anak yang sangat mencintai dan menyayangi mereka
Sebanyak 74 % persen para orangtua yang memiliki anak kesayangan tegas menyatakan bahwa anak tersebut sangat menyayangi mereka. Tentu saja orang yang mencintai akan kembali dicintai oleh orang lain.

5. Anak favorit membuat mereka tertawa lebih banyak
Anak yang membuat orangtua bahagia menjadi salah satu alasan orangtua memilih anak favorit. Hal ini dapat kita lihat karena sekitar 51 % menjawab bahwa anak favorit mereka mampu membuat mereka tertawa.

6. Kebanyakan orangtua menyadari hal tersebut tidak baik
Orangtua menyadari bahwa membeda-bedakan anak tidak akan berakibat baik. Data yang diungkapkan Mumsnet menyatakan bahwa ada 55 % orangtua setuju hal tersebut sangat mengerikan.

Itulah alasan kenapa orang tua pilih kasih kepada anaknya. Walaupun begitu, anak harus senantiasa berbakti kepada orang tua. Lalu bagaimana cara menghormati orang tua yang masih ada dalam ajaran islam ? Simak berbagai cara menghormati orang tua dalam ajaran islam.

Bagaimana Cara Menghormati Orang Tua ?

Ikuti cara menghormati orang tua dalam ajaran islam agar kita selalu diberhai oleh Allah swt.

1. Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang kasar
Seorang anak harus menjaga agar pandangannya teduh dan patuh pada orang tua. Orang tua merupakan orang yang paling penting di hidup kita, maka kita harus memandang mereka dengan penuh kasih sayang dan rasa hormat.

2. Tidak meninggikan suara dan berkata kasar saat berbicara dengan orang tua
Seperti yang telah disebutkan di surat al Isra’ ayat 23 dan 24 di atas, kita diperintahkan berkata baik pada orang tua dan dilarang membentak mereka. Sesungguhnya sedikit saja ucapan ‘ah’ kepada orang tua akan membuat hati mereka terluka.

3. Selalu meminta ridha orang tua untuk setiap urusan
Berdasarkan pada hadis Abdullah ibnu Umar, ‘dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a, dia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “Keridhoan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. (HR. st-Tirmidzi, hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim).

4. Mengutamakan orang tua dalam urusan dunia
Sebaiknya kita tidak mendahulukan diri kita sendiri daripada orang tua jika hal itu berurusan dengan dunia. Misalnya, untuk sekedar makan, minum, atau perkara duniawi lain akan lebih baik jika kita mendahulukan orang tua kita.

5. Mengikuti keinginan dan saran orang tua
Orang tua kita pasti memiliki pengalaman yang lebih banyak daripada kita. Selain itu, kita semua pasti yakin bahwa orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk diri kita. Maka, tidak ada salahnya jika kita mengikuti keinginan dan saran orang tua kita, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama.

6. Menjaga nama baik orang tua
Menjaga nama baik orang tua merupakan salah satu cara yang menunjukkan bahwa kita menghormati mereka. Maka, hendaknya kita selalu berbuat baik kepada siapa pun di sekitar kita

Nah, itulah cara menghormati orang tua yang wajib kamu patuhi. Dengan menghormati orang tua kita akan  mendapatkan beberapa keutamaan. Apa saja keutamaan berbakti kepada orang tua yang akan kita dapatkan ? Simak berikut ini

Apa Saja Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua ?

Jika Orang Tua Salah, Bolehkah Kita Sebagai Anak Menasehatinya?
berbakti pada orang tua via aktual.com

Tidak hanya menjadi perintah bagi muslim untuk menaati dan berbuat baik pada orangtuanya melainkan berbakti pada orangtua memiliki beberapa keutamaan. Diantara keutamaan berbakti kepada orang tua tersebut diantaranya

1. Berbakti pada orangtua setara dengan jihad
Dalam suatu hadits Rasulullah, disebutkan bahwa perintah berbakti pada orangtua sama pentingnya dengan berjihad.

2. Perbuatan yang dicintai Allah SWT
Tidak hanya Rasulullah saja yang mencintai perilaku birrul walidain akan tetapi Allah SWT juga mencintai perbuatan tersebut.

3. Ridha Allah bergantung pada Ridha orangtua
Disebutkan dalam suatu hadits bahwa  ridha Allah SWT adalah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah SWT juga bergantung pada murka orangtua. Oleh sebab itu sebagai umat islam tentunya kita menyadari bahwa apa yang mendapatkan ridha atau restu orangtua dalam segala sesuatu adalah suatu hal yang penting.

4. Dimudahkannya segala perkara
Perlu diketahui bahwa mungkin jika seseorang memiliki kesulitan dalam hidupnya adalah karena ia durhaka pada kedua orangtuanya dan apabila seseorang mendapatkan kebaikan dan kemudahan dalam perkaranya adalah mungkin karena perbuatan baik dan baktinya kepada orangtua.

5. Diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya
Sebagaiamna kita ketahui bahwa silaturhami dapat memperluas rizki dan memanjangkan umur seseorang dan silaturahmi yang paling utama adalah silaturahmi dengan orangtua dan senantiasa berbuat baik kepada mereka.

6. Memperoleh imbalan surga dan dijauhkan dari malapetaka
Seorang anak yang berbuat kejahatan atau durhaka pada orangtuanya maka surga haram baginya dan sebaliknya mereka yang berbakti pada kedua orangtuanya, Allah menjanjikan surga bagi mereka.

Subhanallah, itulah keutamaan yang akan kita dapatkan jika kita selalu berbakti kepada orang tua yang masih ada. Bagaiman jika orang tua sudah meninggal? Apakah cara berbaktinya sama? Bagaimana cara menghormati orang tua yang sudah meninggal ? Berikut ini kami memiliki jawabnnya! Simak terus!

Bagimana Cara Menghormati Orang Tua yang Sudah Meninggal ?

Berbakti kepada orang tua tidak hanya ketika mereka masih hidup, tetapi walaupun mereka sudah meninggal kita sebagai anak masih harus terus berbakti kepada orang tua sampai akhir hayat kita.
Berikut beberapa Cara Berbakti Kepada Orang Tua Yang Sudah Meninggal :

1. Mendoakan keduanya
Hal ini senada dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim, no. 1631)

Dari hadits di atas jelas disebutkan bahwa salah satu dari tiga perkara yang tidak putus adalah “do’a anak sholeh”. Itu artinya kita masih bisa berdo’a untuk kebaikan orang tua kita.

2. Memohonkan ampunan untuk keduanya
Hal ini sesuai dengan sebuah hadits qudsi, yaitu hadist Rasulullah SAW yang datangnya langsung dari firman Allah SWT (tetapi bukan al Qur’an), yang berbunyi:

“ ….. diangkat derajat seorang yang sudah mati, kemudian berkata, “Ya Rabb, apa (penyebab) ini?”, kemudian Allah menjawab, “anakmu memohonkan ampun untukmu”.

Dari hadits qudsi di atas dapat kita telaah bahwa derajat orang tua yang sudah meninggal akan diangkat apabila kita memohonkan ampun baginya kepada Allah SWT.

3. Melunasi semua hutang keduanya
Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua, membantu melunasi hutang adalah kewajiban bagi kita. Namun apabila orang tua sudah meninggal, maka kewajiban tersebut berubah menjadi sebuah tanggung jawab yang harus dipenuhi. Hal ini sesuai hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ruh seorang yang beriman tergantung dengan hutangnya, sampai dilunasi hutangnya”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6779)

Dari hadits di atas dapat kita telaah bahwa ruh seseorang yang sudah meninggal tergantung pada hutangnya sampai hutangnya lunas. Oleh karena itu, kita sebagai anak yang ingin berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah dengan cara membayar hutang-hutang mereka yang belum terlunasi agar ruh mereka bisa tenang dan diterima di sisi-Nya

4. Menuntaskan nadzar, kafarat, wasiat, dan janji yang belum terpenuhi.
Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi SAW, lalu dia berkata, “Sesungguhnya ibu saya telah bernazar melakukan haji, dia meninggal sebelum melaksanakan nadzar hajinya. Apakah boleh melakukan haji menggantikannya?” Nabi menjawab, “Lakukan haji untuknya”. (HR. Bukhari)

Dari hadits di atas diketahui bahwa seorang anak memiliki kewajiban untuk melunasi atau menuntaskan nadzar orang tuanya yang sudah meninggal.

5. Menjaga silaturahmi serta menghormati keluarga orang tua yang sudah meninggal
Salah satu cara lain untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah menjaga silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan sahabat (teman) keduanya serta menghormati mereka semua.

6. Berziarah ke makam (kubur) keduanya
Beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika berziarah ke makam orang tua yang sudah meninggal selain mendo’akan dan membacakan Al Qur’an (yasin), yaitu membersihkan dan merawat kondisi makam.

7. Menjadi anak yang sholeh
Cara terakhir inilah yang merupakan inti dari 6 poin yang telah disebutkan dan dijelaskan di atas. Mengapa demikian? Karena apabila kita merupakan anak yang sholeh, maka sudah dapat dipastikan bahwa kita akan melakukan semua (6 poin) yang telah disebutkan dan dijelaskan di atas.

Nah itulah cara cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal. Sebagai anak kita wajib berbakti kepada orang tua jika kita tidak ingin menjadi anak durhaka.

Karena Durhaka pada orangtua merupakan dosa besar yang selalu tidak pernah lepas dalam pembahasan khotbah, kultum dan sebagainya. Namun kenyataan yang miris saat ini, banyak orang tua khususnya ibu yang menyakiti hati orang lain dalam hal ini anak anak mereka.

Namun, apakah orang tua selalu benar menurut islam? Setelah ini kita akan membahasnya. Lanjutkan kepo nya yuk!

Apakah Orang Tua Selalu Benar Menurut Islam ?

Apakah orang tua selalu benar menurut islam? Jawabannya adalah tidak. Mengapa demikian? Simak kisah dan penjelasan ini.

Seorang laki laki yang menemui Umar bin Khathab untuk menceritakan sikap anak durhaka dalam Islam yang dilakukan anaknya dan kemudian Umar memanggil anak tersebut kemudian menegur apa yang sudah dilakukan anak tersebut. Anak itu kemudian bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah  anak memiliki hak atas orangtuanya?” dan Umar membenarkan perkataan anak tersebut sembari menjelaskan jika haknya adlaah memilihkan calon ibu yang baik untuknya, memberi nama baik dan mengajari tentang Al Quran.

Anak tersebut kemudian berkata, “Wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak melakukan satu pun dari apa yang tuan sebutkan itu. Ibuku wanita berkulit hitam bekas budak beragama Majusi. Ia menamakanku Ju’lan (tikus atau curut), dan dia tidak mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur’an.

Umar lalu memandangi orang tua tersebut sembari berkata, “Engkau datang mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu.”

Orang Tua Bisa Berdosa Pada Anak

Salah satu tujuan pernikahan dalam Islam adalah memperoleh keturuan. Orang tua yang menyakiti hati anak ditambah dengan menelantarkan anaknya tersebut mengartikan jika orang tua baik ayah atau ibu sudah berdosa pada anak anaknya. Rasulullah SAW bersabda, “seseorang dikatakan telah cukup berbuat dosa bilamana menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya. [H.R. Abu Daud dan Nasa’i]. Sebagai seorang ibu, kita tidak boleh beranggapan jika sebagai orang tua bisa memperlakukan anak seenaknya sebab orang tua memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam urusan melahirkan, namun berbagai penyebab lainnya di dunia. Segala kebutuhan mulai dari kasih sayang, makanan, pakaian, tempat bernaung dan juga pendidikan anak dalam Islam menjadi kewajiban orang tua terhadap anaknya.

Memberikan Pernyataan Negatif Tentang Anak

Perkataan yang menyinggung hati anak bahkan yang menurut orang tua adalah hal sepele akan membuat anak menjadi seperti orang yang anda katakan tersebut. Ini merupakan hal berbahaya dan bisa menjadi doa dari ibu untuk anaknya. Perkataan positif sebaiknya lebih diperbanyak agar membuat anak bisa lebih percaya diri dan senang.

Islam sangat menentang kekerasan anak dan bahkan sampai tidak memperlihatkan kasih sayang juga dilarang dalam Islam. Saat Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali dan duduk bersama Aqra bin habis, Al Aqra kemudian berkata, ”Saya mempunyai sepuluh anak, tidak seorangpun di antara mereka yang pernah saya cium”. Rasulullah memandang kepadanya, kemudian berkata: ”Siapa yang tidak mengasihi tidak akan di kasihi”. [Shahih Bukhari jilid IV, hadis ke 1696].

Wow, ternyata orang tua bisa juga dosa kepada anak ya. Kalau seperti itu salahkan anak menasihati orang tua yang berbuat buruk ? Simak penjelasan berikut ini untuk menemukan jawabannya.

Salahkan Anak Menasihati Orang Tua ?

Salahkah anak menasihati orang tua yang salah ? Jawabannya adalah Tidak. Bolehkan anak menegur orang tua ? Jawabannya adalah Tidak.

Anak udah tentu boleh bahkan menasihati orang tua adalah satu usaha yang mulia termasuk dalam pekerjaan para Nabi a.s. Al-Quran di beberapa tempat mencatatkan teguran Nabi ALLAH Ibrahim a.s. kepada orang tuanya.

ALLAH subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam al-Qur'an:

"Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim berkata kepada bapanya Aazar: Patutkah ayah menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?" (QS. al-An'aam : 74)

Hanya saja, dalam menegur orang tua yang tidak menjalankan kewajiban mereka kepada ALLAH subhanahu wa ta'ala hendaklah kita melakukannya dengan bijaksana, agar teguran kita itu tidak melukai hati mereka.

ALLAH subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam al-Qur'an:

"Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah kebijaksanaan dan contoh pengajaran yang baik dan berdialoglah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik" (QS. al-Nahl : 125)

Memberi teguran kepada orang tua dengan cara yang baik adalah penting agar hubungan seorang anak dengan kedua orang tuanya tidak sampai terputus.

Nahh, ituloh jawaban dari pertanyaan salahkan anak menasihati ornag tua yang salah. Ternyata anak juga boleh menasihati orang tua yang bertindak salah.

Baca Juga : Jangan Ucapkan 13 Hal "Merusak Mental" ini ke Anak Kecil, Dampak Negatifnya Sangat Besar

Itulah artikel lengkap tentang orang tua dan anak. Semoga kita selalu jadi anak ynag berbakti kepada orang tua. Serta semoga kelak kita menjadi orang tua yang baik kepada anak kita. Semoga dengan adanya artikel ini bermanfaat bagi para pembaca.
SHARE ARTIKEL