Pengertian Ihsan dan Macam Macam Berbuat Ihsan dalam Islam
Penulis Vinka Febbyolla | Ditayangkan 03 May 2018Iman, Islam, dan Ihsan adalah trilogi risalah atau syariat Islam.
Dari sisi kebahasaan, kata ihsan berasal dari kata kerja Hasuna-Yahsunuhasanan, artinya baik.
Kemudian mendapatkan tambahan hamzah di depannya. Menjadi Ahsana-Yuhsinu-Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat baik.
Pengertian Ihsan
Ihsan (Arab: احسان; "kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya.
Dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain.
Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya.
Iman, Islam, dan Ihsan adalah trilogi risalah atau syariat Islam.
Trilogi Iman-Islam-Ihsan disebut juga Akidah-Ibadah-Akhlak.
Ihsan berasal dari bahasa Arab yaitu ahsan - yuhsinu - ihsanan yang artinya kebaikan atau berbuat baik.
Menurut istilah, ihsan ialah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT atas dasar kesadaran dan keikhlasan. Pelakunya disebut Muhsin.
Ihsan atau kebaikan tertinggi adalah seperti disabdakan Rasulullah Saw:
"Ihsan hendaknya kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat kamu.” (HR. Bukhari).
Selain dalam hal ibadah kepada Allah SWT, ihsan juga bermakna akhlak atau perilaku baik kepada sesama sebagai pengamalan iman dan Islam. Rasulullah Saw bersabda
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بالله وَاليَومِ الآخرِ ، فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ ، فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَسْكُتْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia tidak menyakiti tetangganya, barangisiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam.” (Muttafaq ‘alaih).
Untuk menelusuri ihsan secara mendalam» maka terlebih dahulu manusia harus kembali menyadari posisinya serta mandat yang diberikan Allah SWT kepadanya sebagai khalifah Allah.
Sebagai khalifah, maka hendaknya ia menjadi hamba yang setia sebagaimana tujuan penciptaannya. Begitu pula tugas di bumi, ia harus memakmurkan bumi ini.
Kedua tugas tersebut tidak boleh diabaikan sebab dapat mencelakakan manusia sendiri.
Allah SWT berfirman: Telah ditimpakan kehinaan (krisis) kepada mereka (manusia) di mana saja berada, kecuali bagi mereka yang baik hubungannya dengan Allah dan kepada sesama manusia.
Para ulama menggolongkan Ihsan menjadi 4 bagian yaitu:
- Ihsan kepada Allah
- Ihsan kepada diri sendiri
- Ihsan kepada sesama manusia
- Ihsan bagi sesama makhluk
Ihsan memiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu dalam kisah jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Jibril Alaihissallam ketika ia bertanya tentang ihsan, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka bila engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”
Tidak ragu lagi, bahwa makna ihsan secara bahasa adalah memperbaiki amal dan menekuninya, serta mengikhlaskannya.
Sedangkan menurut syari’at, pengertian ihsan sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam :
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”
Maksudnya, bahwasannya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan ihsan dengan memperbaiki lahir dan batin.
Serta menghadirkan kedekatan Allah Azza wa Jalla, yaitu bahwasanya seakan-akan Allah berada di hadapannya dan ia melihat-Nya.
Dan hal itu akan mengandung konsekuensi rasa takut, cemas, juga pengagungan kepada Allah Azza wa Jalla, serta mengikhlaskan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan memperbaikinya dan mencurahkan segenap kemampuan untuk melengkapi dan menyempurnakannya
Tanda-tanda seseorang mukmin menjadi seorang mukhsin yaitu:
- Selalu mengingat Allah
- Senang berbuat kebaikan
- Meninggalkan hal-hal yang tidak berguna
- Istiqomah.
Macam Macam Berbuat Ihsan
1. Ihsan kepada Allah swt
Yaitu berlaku ihsan dalam menyembah/beribadah kepada Allah baik dalam bentuk ibadah khusus yang disebut ibadah mahdah (murni) seperti salat, puasa dan sejenisnya, ataupun ibadah umum yang disebut dengan gairu mahda (Ibadah sosial) seperti belajar-mengajar, berdagang, makan,tidur, dan semua perbuatan manusia yang tidak bertentangan dengan aturan agama.
Berdasarkan hadis tentang ihsan di atas, ihsan kepada allah mengandung dua tingkatan berikut ini.
A. Beribadah kepada Allah seakan akan melihatnya
Keadaan ini merupakan tingkatan ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan, harapan dan kerinduan.
Doa menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya.
B. Beribadah dengan penuh keyakinan bahwa Allah melihatnya
Kondisi ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi dan takut akan hukuman.
Kedua jenis ihsan inilah yang akan mengantarkan pelakunya kepada puncak keikhlasan dalam beribadah kepada Allah swt. Jauh dari motif riya'.
2. Ihsan kepada sesama makhluk ciptaan Allah swt
dalam Q.s al-Qassash/28:77 Allah berfirman :
"... dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan."
Dari berbagai ayat dan hadis, berbuat kebajikan (ihsan) kepada sesama makhluk Allah swt. meliputi seluruh alam raya ciptaan-Nya, lebih kongkritnya seperti penjelasan berikut :
3. Ihsan kepada kedua Orang tua
Allah berfirman : " Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S Al-Isra'/17:23-24).
Dalam sebuah hadis riwayat at-tirmizi dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda (artinya): "Keridaan Allah berada pada keridaan orang tua dan kemurkaan Allah berada pada kemurkaan Orang tua" (HR at-Tirmizi).
Berbuat baik kepada orang tua ialah dengan cara mengasihi, memelihara dan menjaga mereka dengan sepenuh hati serta memenuhi semua keinginan mereka selama tidak bertentangan dengan aturan Allah Swt mereka telah berkorban untuk kepentingan anak mereka sewaktu masih kecil dengan perhatian penuh dan belas kasihan.
Mereka mendidik dan mengurus semua keperluan anak anak ketika masih lemah.
Selain itu, orangtua memberikan kasih sayang yang tidak ada tandingannya, jika demikian, apakah tidak semestinya orang tua mendapat perlakuan yang baik pula sebagai imbalan dari budi baiknya yang tulus itu? Sedangkan Allah Swt telah menegaskan dalam firman-Nya: "Tidak ada balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan (pula)" (Q.S Ar-Rahman/55:60)
4. Ihsan kepada kerabat karib
Menjalin hubungan baik dengan karib kerabat adalah bentuk ihsan kepada mereka, bahkan Allah menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silaturahmi dengan perusak di muka bumi.
Allah berfirman : "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (Q.S Muhammad/47:22).
Silaturahmi merupakan kunci menapat keridaan Allah sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahmi, dalam hadis qudsi, allah berfirman :
" Aku adalah Allah, aku adala Rahman, dan aku telah menciptakan rahim yang Kuberi nama bagian dari nama-Ku, maka, barang siapa yang menyambungnya, akan Kusambungkan pula baginya dan barangsiapa yang memutuskannya, akan Ku putuskan hubanganKu dengannya" (H.R at-tirmizi)
5. Ihsan kepada anak yatim
Berbuat baik kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya dan memelihara hak haknya.
Banyak ayat dan hadis menganjurkan berbuat baik kepada anak yatim, di antaranya adalah sabda Rasulullah saw :
"Aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini... (seraya menunjukkan jari telunjuk jari tengahnya). " (H.R al-Bukhari, Abu Dawud, dan at-Tirmizi)
6. Ihsan kepada fakir miskin
Berbuat ihsan kepada orang miskin ialah dengan memberi bantuan kepada mereka terutama pada saat mereka mendapat kesulitan.
Rasulullah bersabda, "Orang orang yang menolong janda dan orang miskin, seperti orang yang berjuang di jalan Allah" (HR Muslim dari Abu Hurairah)
7. Ihsan kepada Tetangga
Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada jauh dari rumah.
Teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar pekerjaan, pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalan, ma'had, dan sebagainya. mereka semua masuk kedalam kategori tetangga.
Seorang tetangga kafir mempunyai hak sebagai tetangga saja, tetapi tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim dan, sebagai kerabat.
Rasulullah saw bersabda: "Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman." Para sahabat bertanya: "Siapakah yang tidak beriman, ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Seseorang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya." (H.R at-Tabrani)
8. Ihsan kepada tamu
Ihsan kepada tamu secara umum adalah dengan menghormati dam menjamunya.
Rasulullah saw bersabda: " Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya" (HR. Jamaah, kecuali Nasa'i)
Tamu yang datang dari tempat yang jauh, termasuk dalam sebutan ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan jauh), cara berbuat ihsan terhadap ibnu sabil dengan memenuhi ke butuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjuki jalan jika ia meminta.
9. Ihsan kepada karyawan/pekerja
Kepada karyawan atau orang orang yang terikat perjanjian kerja dengan kita, termasuk pembantu, tukang, dan sebagainya, kita diperintahkan agar membayar upah mereka sebelum keringat mereka kering (segera), tidak membebani mereka dengan sesuatu yang mereka tidak sanggup melakukannya.
Secara umum kita juga harus menghormati dan menghargai profesi mereka.
10. Ihsan kepada semama manusia
Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari kiamat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam " (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Wahai manusia, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai satu sama lain dalam pergaulan, menyuruh kepada yang mar'ruf dan mencegah kemungkaran.
Menunjuki jalan jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak hak mereka, dan tidak menggangu mereka dengan tidak melakukan hal hal dapat mengusik serta melukai mereka.
11. Ihsan kepada binatang
Berbuat Ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia lapar, mengobatinya jika ia sakit, tidak membebaninya di luar kemampuannya, tidak menyiksa jika ia bekerja, dan mengistirahatkannya jika ia lelah, bahkan pada saat menyembelih hendaklah dengan menyembelihnya dengan cara yang baik, tidak menyiksanya serta menggunakan pisau yang tajam.
"... Maka apabila kamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya" (HR. Muslim)
12. Ihsan kepada alam sekitar
Alam raya beserta isinya diciptakan untuk kepentingan manusia.
Untuk kepentingan kelestarian hidup alam dan manusia sendiri, alam harus dimanfaatkan secara bertanggung jawab, Allah berbifrman :
".... dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan" (Q.S al- Qasas/28:77)