Menyembah Berhala Didalam Islam itu Dilarang Tapi Mengapa Umat Muslim Menunduk Dihadapan Ka`bah?

Penulis Penulis | Ditayangkan 02 May 2017

Menyembah Berhala Didalam Islam itu Dilarang Tapi Mengapa Umat Muslim Menunduk Dihadapan Ka`bah?

Pertanyaan:

Ketika Islam melarang pemujaan terhadap berhala mengapa umat Muslim memuja dan menunduk
di hadapan Kabah dalam ibadahnya?

Jawaban:

Ka'bah adalah Kiblat atau arah dimana umat Muslim menghadapkan wajahnya dalam sholat.
Sangat penting untuk dicatat bahwa meskipun umat Muslim menghadapkan wajahnya ke Kabah
ketika sholat, mereka tidak memuja atau menyembah Kabah. Umat Muslim memuja dan
menyembah hanya kepada Allah, hal tersebut termaktub dalam Surah Al-Baqarah:

"Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka Kami akan memalingkan kamu ke
arah Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke Masjidil Haram: dimana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya."
[Al-Qur'an 2:144]

1) Islam percaya pada pengembangan kesatuan 


Misalnya, jika umat Muslim akan melakukan sholat, bisa saja beberapa ingin menghadapkan
wajahnya ke utara, sementara sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan. Agar
semua umat bersatu, umat Muslim dalam sembahyangnya terhadap Tuhan yang maha Esa,
diperintahkan untuk menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kabah. Jika umat
Muslim tinggal di sebelah barat Kabah, maka ke timurlah wajahnya menghadap. Jika mereka
tinggal di sebelah timur Kabah, maka ke baratlah wajah mereka menghadap ketika sholat.

2) Kabah terletak di Pusat Peta Dunia 

Umat Muslim adalah orang-orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar
peta dengan meletakan selatan di atas dan utara di bawah. Kabah terletak di tengah-tengah.
Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakan utara di atas sementara
selatan di bawah. Meski demikian, Ka'bah tetap terletak di tengah-tengah atau pusat dari peta
dunia.

3) Tawaf mengelilingi Kabah mengindikasikan satu Tuhan 

Ketika umat Muslim datang ke Masjidil Haram di Mekkah, mereka melakukan tawaf
mengelilingi Kabah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan pada satu Tuhan
sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah SWT, satu-satunya
Tuhan yang disembah.

4) Hadist Umar 

Terkait dengan batu hitam Hajar Aswad, ada sebuah hadist yang dihubungkan kepada sahabat
Nabi SAW, Umar. Menurut Sahih Bukhari, Volume 2, tentang Haji, bab 56, H.No. 675. Umar
berkata, "Aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak bisa memberi kebaikan atau
kerugian. Tidak pernah aku melihat Nabi SAW menyentuh (dan mencium) mu, maka aku tidak
akan pernah menyentuh (dan mencium) mu."

5) Orang-orang berdiri di atas Ka'bah dan mengumandangkan Adzan 

Pada zaman Nabi, orang-orang bahkan berdiri di atas Kabah dan mengumandangkan Adzan, atau
seruan untuk Sholat. Seseorang boleh bertanya pada mereka yang menyatakan tanpa bukti bahwa
umat Muslim menyembah Kabah: penyembah berhala yang mana yang berdiri di atas berhala
sesembahannya?

BACA JUGA; Sering Merasa Tanda-tanda Ini Insya Allah Anda Mulai Mendapat Hidayah Allah

Dikutip dari archive.org/stream/DrZakirNaikJawabanDariBerbagaiPertanyaanMengenaiIslam/Dr%20Zakir%20Naik%20-%20Jawaban%20dari%20berbagai%20pertanyaan%20mengenai%20islam_djvu.txt
SHARE ARTIKEL