Dua Pelajar Ini Ciptakan Barang dari Limbah dan Dapatkan 11.000 USD

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 02 Jun 2016
Dua Pelajar Ini Ciptakan Barang dari Limbah dan Dapatkan 11.000 USD
Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma meraih penghargaan sebagai Anak Muda Inspiratif dalam Liputan 6 Awards 2016.
Sungguh hebat 2 anak negeri ini, dapatkan hadiah 11.000 USD berkat ciptaanya. Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri dua siswi SMA Negeri 2 Unggul Sekayu, Kabupaten Musi Bayuasin, Sumatera Selatan ini, pada tahun 2014 melalui karya ilmiah berjudul "Green Refrigerant Box", sukses meraih penghargaan Development Focus Award dan hadiah senilai 10.000 dollar AS dari US Agency for International Development (USAID). Mereka juga meraih Penghargaan Ketiga senilai 1.000 dollar AS di kategori Engineering: Materials & Bioengineering.

Baca Juga : Kesal Ditilang, Pria ini Bayar dengan 2 EMBER UANG KOIN.

Dikutip dari laman news.liputan6.com, lagi lagi kedua gadis ini menerima penghargaan dalam acara Penghargaan Liputan 6 Awards 2016 yang merupakan acara pemberian penghargaan bagi sejumlah tokoh dari SCTV dengan kategori “Anak Muda Inspiratif”.

Keduanya menyatakan kebanggaan mereka bisa membawa nama Indonesia dan dilirik oleh dunia Internasional. Saat berada di Studio 6 Emtek City, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, mereka pun menyatakan bahwa anak muda Indonesia tidak kalah dengan anak-anak di negara lain.
"Di Amerika sana mereka pakai teknologi canggih. Kita pakai limbah. Itu kebanggaan tersendiri," tutur Muhtaza.

Ide kedua siswa ini awalnya berangkat dari keprihatinan terhadap pedagang yang buahnya selalu membusuk karena fasilitas listrik yang tak memadai di daerahnya.Dua gadis berjilbab itu akhirnya mampu menemukan jalan keluar berupa kulkas tanpa listrik yang diciptakan saat berada di SMAN 2 Unggul Sekayu.

Baca Juga : BAHAYA : Mandi Tiap Hari Menyebabkan Kulit Pecah – Pecah Dan Kering

Anjani menambahkan, anak muda Indonesia juga harus terus berbuat baik di mana pun mereka berada dan berpijak. "Dari mana pun kalian, siapa pun, berapa pun umur kalian, berbuatlah baik karena kita tidak ada waktu untuk berbuat jahat," ujarnya.

Karya ilmiah kulkas tanpa listrik dan freon ini fokus pada pemanfaatan kayu gelam sebagai solusi alternatif untuk pendingin buah dan sayur. Kayu gelam adalah kayu yang banyak ditemukan di Kabupaten Musi Banyuasin.

Dengan teknologi yang dikembangkan Muhtaza dan Anjani, suhu awal 28 derajat celsius di kulkas tanpa listrik dan freon ini mampu turun menjadi 5,5 derajat celsius dalam waktu 2 jam 20 menit.
Ide mengembangkan teknologi tersebut didasari atas potensi sumber daya alam buah-buahan dan sayur-sayuran di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Namun, daerah itu memiliki masalah yang berkaitan dengan listrik.

Baca Juga : 20 Tanda, Pertanda Anda Menjadi HAMBA DUNIA

Intel selaku pihak yang membawa teknologi Muhtaza dan Anjani ke Intel ISEF 2014 percaya bahwa generasi muda adalah kunci untuk mengembangkan inovasi. Muhtaza dan Anjani diharapkan bisa menjadi inspirasi siswa lain untuk terlibat dalam ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika sebagai dasar untuk kreativitas.

“Dunia membutuhkan lebih banyak ilmuwan, kreator, dan pengusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mengatasi tantangan global,” kata Director Public Affairs Intel Indonesia, Deva Rachman.

Kompetisi Intel ISEF pada tahun 2014 diikuti oleh lebih dari 1.700 ilmuwan muda yang dipilih dari 435 kompetisi di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.

Semoga ini menjadi inspirasi bagi anak muda lain diseluruh Indonesia. Seperti  kata Muhtaza "Di Amerika sana mereka pakai teknologi canggih. Kita pakai limbah. Itu kebanggaan tersendiri".  Jika anak – anak muda Indonesia dapat menciptakan hal-hal baru lagi, dengan bahan yang berasal dari Indonesia sendiri, maka tidak menutup kemungkinan negeri kita tidak tergantung kepada negara lain.
SHARE ARTIKEL