Salut! Meski Beda Agama, Majikan Ini Berangkatkan Umroh Pengasuhnya

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 16 Nov 2018

Salut! Meski Beda Agama, Majikan Ini Berangkatkan Umroh Pengasuhnya
Nenek yati yang diberangkatkan umroh oleh majikannya walaupun beda agama (sumber via medansatu.com)

Seharusnya kita sebagai umat muslim malu....

Ketika hari ini masih ada orang muslim yang enggan untuk beramal dan membantu orang lain.

Padahal, orang yang non muslim saja sampai mencontohkannya!

Viral! Seorang nenek diberangkatkan umrah ke tanah suci Makkah oleh majikannya yang beda agama. Kisahnya sangat menyentuh, bahkan banyak orang yang tak percaya, bahkan nyinyir.

Adalah Wine Fallensky, pemuda 24 tahun yang diasuh nenek dengan panggilan Sus Yati, yang memberangkatkan umrah. Wine Fallensky menggunakan gajinya untuk memberangkatkan Yati ke tanah suci.

Baca Juga :


Kisah mengharukan ini diunggah Wine Fallensky di akun Facebooknya. Dalam sekejap, postingan itupun viral. Seperti dilihat medansatu.com, Kamis (15/11/2018), postingan itu telah dibagikan 7.166 kali dengan 3.300 komentar netizen yang mengaku terharu dan meneteskan air mata. Berikut postingan lengkapnya:

Hari ini, 11 November 2018, babysitter/pengasuh saya selama 24 tahun ini, berangkat #UMROH selama 20 hari.

Selama 24 tahun ini, tidak pernah sekalipun saya dengar keluhan keluar dari mulutnya.

Beliau adalah seorang pekerja keras, sudah tua dan beberapa kali ingin pensiun tapi, masih harus mengirimkan uang untuk anak cucu karena keluarga nya cukup besar. Beliau juga orang yang sangat religius dan sudah lama sekali bermimpi untuk pergi ke Tanah Suci. Namun uang tabungan nya selalu terpakai untuk kebutuhan keluarga. Di usianya yang sudah senja, tubuhnya sudah tidak sekuat dulu lagi saat menemani saya bermain dan berlari-lari. Beliau mulai obesitas, metabolisme tubuhnya melambat. Asam urat dan kolesterol sudah mulai mengganggu aktivitasnya.

Saya jadi yakin akan menggunakan penghasilan pertama saya untuk memberangkatkan beliau ke Tanah Suci. Adik saya juga setuju. Saya kemudian minta restu dari orang tua saya.

Saat pertama kali saya kabari, beliau hanya tertawa saja. “Sus, coba cari travel buat umroh ya. Secepatnya Sus berangkat.” Dipikirnya saya bercanda.

Setiap hari saya tanyakan hingga seminggu kemudian, beliau bertanya kepada asisten rumah tangga yang lain mengapa saya berkata demikian. Kemudian beliau menemui saya dan bertanya,”Beneran ta saya mau di umrohkan?”

Saya jawab,”Ya, cari dulu saja travel yang baik, biar ngga kena tipu. Kalau bisa yang punya kenalan. Cari yang bagus, yang nggak jauh tempatnya biar nggak capek nanti di sana.”

Beberapa hari kemudian, beliau membawa sebuah brosur dari keponakan nya. Ada paket promo umroh di travel tempat keponakan beliau bekerja. “Sus, mau ambil yang mana?” “Saya terserah. Berangkat aja sudah alhamdulilah.”

Saya langsung ambilkan paket yang PALING LENGKAP! Supaya di sana, beliau tidak terlalu capek, banyak fasilitas, lokasi hotel nya juga tidak jauh.

Saya paling ingat saat beliau memeluk saya dengan mata berkaca-kaca.
Saya tidak akan pernah lupa. “Saya doakan, kamu sekeluarga banyak rezeki berlimpah-limpah. Nanti di sana kamu saya doakan.”

Sempat ada kendala karena akta lahir dimakan rayap, sehingga mengurus passport harus kesana kemari. Beliau tidak pernah berpikir bahwa suatu saat akan membutuhkan dokumen-dokumen tersebut. Jadi ya, biarin aja dimakan rayap~

Berkali-kali beliau bercerita pada saya bahwa tetangga-tetangga dan kenalan banyak yang tidak percaya. Banyak yang nyinyir kalau beliau akan pergi umroh.

Berangkat, hari ini! Silahkan nyinyir sepuasnya!!! Ini salah satu alasan kenapa saya ambilkan paket yang paling mahal. Biar yang nyinyir itu makin sakit. Orang mau ibadah aja dinyinyirin! Kurang kerjaan!

So, guys. Jangan pernah meremehkan sebuah profesi. Jika dilakukan dengan tulus, ikhlas, setia, pasti akan membawa kebahagiaan dan berkat. Teman-teman juga bisa kok bawa kebahagiaan dan menjadi berkat untuk orang-orang sekitar. Mulailah dari hal kecil. Waktu, perhatian, dan kasih sayang yang tulus adalah harta yang tak ternilai, tak dapat dibeli dengan uang.

Ingat…
Orang yang setia itu langka.
Semoga terinspirasi dan mendorong teman-teman untuk terus berbuat baik dengan tulus tanpa memandang status sosial dan SARA.

Pake duit sendiri ya, bukan duit Ortu!

#KisahSusYati
SHARE ARTIKEL