Jelas Syirik, Ini Latar Belakang Dilakukan Sumpah Pocong di Probolinggo

Penulis Unknown | Ditayangkan 24 May 2018
Jelas Syirik, Ini Latar Belakang Dilakukan Sumpah Pocong di Probolinggo
foto via okezone

Probolinggo geger dengan adanya aksi sumpah pocong kemarin (23/05/2018)

Mungkin orang - orang tersebut tidak akan melakukannya bila mengetahui hukum sumpah pocong berikut ini...

Aksi Tinasum (53) warga Probolinggo, Jawa Timur, menjalani sumpah pocong bikin geger. Dia mau menjalani ritual ini karena tidak terima dituding memiliki ilmu santet oleh tetangganya. Seperti apa kisahnya?

Suasana musala di Dusun Kolor, Desa Pohsangit Lor, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang tentram mendadak ramai pada Rabu (23/5/2018). Warga berdesak-desakan berebut melihat prosesi ritual sumpah pocong.

Di musala itu tampak Tinasum berbaring di atas tikar. Tubuhnya terbalut kain kafan seperti layaknya orang yang telah meninggal. Di sebelah dia ada Sulima (43), tetangganya yang juga berbaring dan dikafani.

Ritual sumpah pocong itu dipimpin Rois Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Probolinggo KH Jamaluddin Hariri dan disaksikan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.

Baca Juga : Puasa Tapi Tidak Shalat atau 5 Waktunya ada yang Bolong, Apa Puasanya Diterima?

Hadir pula Kapolsek dan Camat Wonomerto serta sejumlah jajaran mereka.

Sumpah ini dijalani Tinasum untuk membuktikan tuduhan Sulima. Tetangganya itu selama ini menuduh dirinya menyantet suaminya Mat Nur (50) lima bulan lalu hingga mengalami penyakit sesak nafas yang tak kujung sembuh hingga kini.

Sebelum menjalani ritual sumpah pocong, Tinasum dan Sulima sama-sama menandatangani surat pernyataan. Isinya, tidak boleh lagi ada tuduh-menuduh usai sumpah pocong digelar.

Dalam keadaan terbungkus kafan serta mata dan hidung ditutup kapas, Tinasum dan Sulima mengikuti pembacaan sumpah di bawah Alquran. Dalam sumpah pocong ini, dipercaya Tinasum akan mendapat laknat dari Tuhan jika dia berbohong. Begitu pula sebaliknya, Sulima akan mendapat laknat dari Tuhan jika tuduhannya tidak benar.

Hingga salah satu pengguna facebook eris riswandi memposting sebuah video tersebut


Tinasum mengaku lega usai menjalani ritual itu. Dia menegaskan dirinya tidak memiliki ilmu hitam, apalagi sampai menyantet tetangganya sendiri.

"Saya tidak punya ilmu santet. Jika saya punya, semoga cepat dipanggil oleh Allah SWT. Jadi dengan jalan sumpah pocong saya bisa terlepas dari fitnah yang menimpa saya," tegas pria yang berprofesi petani ini kepada wartawan.

Sementara itu, adik Mat Nur, Sahid, tetap meyakini Tinasum adalah orang yang menyantet abangnya. Dia menyebut hingga kini kondisi abangnya tidak menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.

"Kakak saya sakit terus bermimpi dan melihat wajah Tinasum," ungkap Sahid. Sahid sendiri mengaku pernah meminta obat kepada Tinasum, namun permintaan itu tidak dikabulkan. Sahid menambahkan, ia dan warga sudah lama percaya jika Tinasum mendalami ilmu santet.

Baca Juga : 2 Dosa yang Marak Dilakukan di Bulan Puasa dan Cuma Bisa Dilakukan Saat Ramadhan

Dengan adanya kejadian diatas, apakah tradisi yang sudah ada sejak dulu itu dibenarkan dalam islam?

Dan bagaimana islam memandang adanya sumpah pocong?

Hukum Sumpah Pocong
Banyak orang yang bertanya-tanya apakah sebenarnya hokum sunpah pocong yang sering dipraktekkan masyarakat, karena praktek sumpah pocong ini kerap dilakukan oleh sebagian umat islam. Sebenarnya praktek sumpah pocong tidak dikenal dalam islam dan bersumpah dengan nama selain Allah adalah dilarang bahkan bersumpah atas nama ka’bah yang merupakan baitullahpun  tidak diperkenankan dalam islam menurut hadits Rasulullah SAW.

Entah siapa yang membawa kebiasaan sumpah pocong tersebut dalam masyarakat yang sebagian besarnya adalah umat muslim, intinya islam tidak mengenal adanya sumpah pocong karena dalam sejarah Rasul SAW dan sahabatnya tidak pernah melakukan hal tersebut.

Bahkan sumpah pocong dalam islam dianggap sebagai suatu bentuk kemusyrikan dimana bersumpah pada selain Allah SWT adalah suatu perbuatan syirik yang tidak diampuni Allah SWT,

sebagaimana disebutkan dalam dalil berikut

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS An Nisa : 48)

Sumpah Dalam Islam
Mengambil sumpah dalam islam sebenarnya boleh saja asalkan sesuai dengan syariat yang berlaku. Sumpah dalam islam harus diambil dari dalam hati dan diatasnamakan Allah SWT dan mengambil sumpah selain nama Allah adalah suatu dosa besar sebagaimana disebutkan dalam dalil

“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka ia telah kufur atau syirik. ” (HR Tirmidzi dari Umar ibnu Khattab). (baca dosa yang tak terampuni oleh Allah SWT)

Adapun sumpah pocong yang dikenal dalam masyarakat bisa digolongkan sebagai suatu  muhabalah atau perbuatan melaknat orang lain atau meminta Allah SWT untuk menjatuhkan laknat pada pihak atau mereka yang berdusta. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat Ali Imran ayat 59-61 berikut ini

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (٥٩)الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (٦٠)فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), Maka jadilah Dia. (apa yang telah Kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (QS. Al Imran : 59 – 61).
SHARE ARTIKEL