Shalatnya Rajin, Tapi Pakai Pakaian Ketat Ketat, Bagaimana Shalatnya?

Penulis Unknown | Ditayangkan 27 Sep 2017
Apakah shalatnya tetap sah saat wanita memakai pakaian yang ketat?

Shalatnya Rajin, Tapi Pakai Pakaian Ketat Ketat, Bagaimana Shalatnya?
tak boleh seorang wanita memakai pakaian ketat saat shalat 

Mengutip islamidia, para ulama menganggap bahwa batasan minimal berhias diri (saat shalat) yang dimaksudkan adalah menutup aurat. Oleh karena itu, para ulama biasa menyebutkan bahwa menutup aurat merupakan salah satu syarat sah shalat.

Shalat jadi tidak sah karena aurat terbuka. Konsekuensi dari pernyataan wajibnya menutup aurat yaitu yang penting tertutup meskipun pakaian yang dikenakan ketat atau membentuk lekuk tubuh, dan ketika itu shalatnya tetap sah. 

Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah berpendapat bahwa orang yang berpakaian ketat saat shalat, shalatnya tetap sah namun ia berdosa. Beliau mengatakan

الثياب الضيقة التي تصف أعضاء الجسم وتصف جسم المرأة وعجيزتها وتقاطيع أعضائها لا يجوز لبسها ، والثياب الضيقة لا يجوز لبسها للرجال ولا للنساء ، ولكن النساء أشدّ ؛ لأن الفتنة بهن أشدّ . أما الصلاة في حد ذاتها ؛ إذا صلى الإنسان وعورته مستورة بهذا اللباس ؛ فصلاته في حد ذاتها صحيحة ؛ لوجود ستر العورة ، لكن يأثم من صلى بلباس ضيق ؛ لأنه قد يخل بشيء من شرائع الصلاة لضيق اللباس ، هذا من ناحية ، ومن ناحية ثانية : يكون مدعاة للافتتان وصرف الأنظار إليه ، ولا سيما المرأة ، فيجب عليها أن تستتر بثوب وافٍ واسعٍ ؛ يسترها ، ولا يصف شيئًا من أعضاء جسمها ، ولا يلفت الأنظار إليها ، ولا يكون ثوبًا خفيفًا أو شفافًا ، وإنما يكون ثوبًا ساترًا يستر المرأة سترًا كاملاً

“Pakaian ketat yang masih menampakkan bentuk lekuk tubuh termasuk pada wanita di mana pakaian tersebut tipis dan terpotong pada beberapa bagian, seperti ini tidak boleh dikenakan. Pakaian semacam ini tidak boleh dikenakan pada laki-laki maupun pada wanita, dan pada wanita larangannya lebih keras dikarenakan godaan pada mereka yang lebih dahsyat. Adapun keabsahan shalatnya tergantung bagaimana pakaiannya. Jika seseorang shalat dan auratnya tertutup dengan pakaian tersebut, maka shalatnya dalam keadaan seperti ini sah karena sudah menutupi aurat. Akan tetapi ia berdosa jika shalat dengan pakaian ketat semacam itu. Alasannya karena ia telah meninggalkan perkara yang disyari’atkan dalam shalat. Alasan lainnya, berpakaian semacam ini dapat memalingkan pandangan orang lain padanya, lebih-lebih lagi pada wanita. Maka hendaklah berpakaian dengan pakaian longgar dan tidak ketat. Janganlah sampai menampakkan bentuk lekuk tubuh sehingga dapat memalingkan pandangan orang lain padanya. Jangan pula memakai pakaian yang tipis. Hendaklah berpakaian yang menutupi aurat dan pada wanita berpakaian dengan menutupi auratnya secara sempurna."

Baca Juga :  Apakah Hukum Nampak Aurot Tanpa Sengaja saat Kita Sedang Shalat? Inilah Penjelasannya.

Amalan masyarakat yang mengetatkan penutupan aurat di dalam shalat kerana khuatir ibadah mereka tidak sah, tetapi pada masa yang sama tidak begitu menitik beratkan penjagaan aurat di luar shalat dalam kehidupan seharian adalah jelas bertentangan dengan hukum berkenaan.

Hal ini berlaku mungkin kerana masih terpisahnya aspek ibadah daripada soal kehidupan bagi kebanyakan anggota masyarakat kita.

Padahal sebagaimana menutup aurat di dalam solat itu adalah perintah Allah SWT, maka menutup aurat di luar shalat juga adalah perintah Allah SWT yang wajib dipatuhi dengan sebaiknya.

Islam tidak menentukan pakaian yang khusus untuk dipakai oleh wanita ketika bersolat. Yang ditentukan oleh syarak ialah apa yang perlu ditutup, dan bukannya apa yang perlu dipakai.

Baca Juga :  Sebuah Kisah Renungan Bagi Kita Akibat Membuka Aurot Difacebook.

Justru itu, para muslimah tidak perlu terikat dengan pemakaian telekung shalat saja untuk mengerjakan shalat. Karena shalat wanita boleh dikerjakan dengan apa jua bentuk pakaian, asal saja menutupi bahagian auratnya serta tidak terlalu nipis sehingga menampakkan warna kulit. (Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, jilid 1, hlm. 580).

Mungkin apabila berada di rumah, memakai telekung shalat yang khusus itu adalah lebih mudah kerana biasanya wanita memakai pakaian yang ringkas dan tidak memakai tudung kepala ketika berada di dalam rumah sesama mahramnya.

Namun apabila keluar dari rumah, seorang muslimah sepatutnya telah memastikan bahawa auratnya ditutup dengan sempurna agar tidak dilihat oleh lelaki ajnabi.

Justru itu, shalat wanita yang bertudung kepala bersama jubah, baju kurung atau baju labuh dengan seluar panjang yang longgar adalah sah di sisi syarak, setelah dapat dipastikan bahwa lengannya tidak tersingkap dan kakinya juga tertutup dengan sempurna, sama ada dengan memakai stoking ataupun kain yang dilabuhkan.
SHARE ARTIKEL