Terlalu Dekat Dengan Ibu Bikin Anak jadi Manja, Benarkah?
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 06 May 2020Ibu dan anak - Image from cantik.tempo.co
Anak kok nempel banget sama Ibunya, nanti manja loh!
Sering kita dengar pernyataan itu keluar dari mulut saudara atau tetangga, saat kita terlalu lama menghabiskan waktu dengan anak. Lalu benarkah anggapan tersebut? Berikut kata psikolog.
Apabila membandingkan kedekatan anak terhadap ayah dan ibu, maka kita pasti akan menemukan kebanyakan anak yang lebih dekat dengan ibu. Tidak sedikit pula kedekatan itu berlanjut hingga remaja bahkan dewasa.
Namun, kedekatan dengan ibu biasanya dikaitkan dengan anak yang manja, benarkah demikian?
Psikolog dan Founder Personal Growth, Ratih Ibrahim, membantah hal tersebut.
Kedekatan antara anak dan ibu, bersumber dari rasa aman yang dirasakan si anak. Maka menurut Ratih, kedekatan ibu dan anak hingga remaja justru berdampak baik bagi perkembangan psikologi sang anak.
Namun, meski demikian, ia menyarankan agar anak yang dekat dengan ibunya diajarkan kemandirian sejak usia dini. Sebab ketergantungan pada siapapun itu bisa menyebabkan pengaruh yang tidak baik.
Sebab hal itulah yang nantinya membuat anak manja, apalagi terhadap ibunya sendiri. Adapun manfaat dari kedekatan anak terhadap ibunya antara lain mampu membangun kesiapan mentalnya sebagai seorang ibu.
“Ibunya harus ikhlas menjadi ibu, dan sayang pada anaknya. Benar-benar siap jadi orangtua. Bukan soal di rumah atau bekerja. Ibu di rumah tapi enggak happy as a person juga akan membuat anak tidak happy,” ujar Ratih.
Baca Juga: Anak Kecanduan Gadget, Orangtua Harus Bagaimana?
Mengajari anak mandiri sejak dini
Mandiri disini bukan berarti si ibu telah membebaskan anaknya untuk berbuat semaunya, sehingga selama itu bisa dilakukan sendiri maka itu tidak masalah.
Mandiri diartikan sebagai mampu melakukan hal-hal yang dibutuhkan sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Anak yang mandiri akan lebih mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Anak yang mandiri juga mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik
Selain itu, anak mandiri juga tidak terlalu bergantung dengan orang tua dan tidak akan manja. Anak yang dapat mandiri, tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi, lebih solutif, memiliki rasa tanggungjawab yang baik, serta tidak merepotkan orang tua.
Baca Juga: Wajib Ditiru, Seni Menegur dan Memuji Anak, Agar Tidak Tersinggung
Melatih anak untuk mandiri sejak dini, bisa dimulai saat usia 2 hingga 6 tahun. Berikut cara-cara mendidik anak agar mandiri:
- Melatih anak untuk buang air kecil atau air besar di toilet.
- Mengajarkan anak untuk mandi dan berpakaian sendiri.
- Memberi kebebasan anak untuk memilih pakaiannya sendiri
- Memberikan tugas untuk membersihkan dan menyimpan mainannya sendiri.
- Mengajari anak untuk selalu berterimakasih dan meminta maaf.
- Mendidik anak untuk tidur di tempat tidurnya.
- Mendidik anak untuk melipat selimut dan merapikan tempat tidur selepas bangun tidur.
- Mengajak anak membantu pekerjaan rumah.
- Mengajarkannya menabung dan berhemat.
- Senantiasa memberikan pujian atas kemandirian yang dilakukan anak.
- Memberikan penjelasan dan contoh antara hal yang baik dan buruk.
- Mengajarkan anak untuk membuat jadwal harian.
- Mengajarkan anak tentang aturan dan norma yang berlaku di masyarakat.
Nah, itulah tadi beberapa cara mendidik anak untuk mandiri. Hal ini tidak bermaksud agar anak jauh dari orang tua, melainkan lebih pada mendidik anak untuk menjadi pribadi yang baik dan mandiri di masa depan.
Semoga bermanfaat.