Zalim Adalah: ini Pengertian Menurut Al-Qur`an dan Para Ulama

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 06 Feb 2020

Zalim Adalah: ini Pengertian Menurut Al-Qur`an dan Para Ulama

Ilustrasi zalim - Image from steemit.com

Zalim adalah perbuatan yang dimurkai oleh Allah SWT. 

Islam merupakan agama yang penuh keadilan dan jauh dari kezaliman. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk berbuat adil dan melarang keras untuk berbuat zalim. Apa itu zalim? Berikut penjelasan selengkapnya.

Pengertian Zalim

Zalim dalam kbbi adalah bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, dan kejam. Sedangkan menurut wikipedia, zalim adalah bahasa Indonesia meletakkan sesuatu atau perkara bukan pada tempatnya. 

Dalam Lisaanul Arab disebutkan:

الظُّلْمُ: وَضْع الشيء في غير موضِعه

Artinya : “Azh zhulmu artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya”

Secara istilah, zalim adalah melakukan sesuatu yang keluar dari kebenaran, baik karena kurang ataupun melebih batas. Selain itu, ada pula beberapa pendapat tentang arti zalim menurut para ulama, diantaranya:

1. Al Asfahani

هو: (وضع الشيء في غير موضعه المختص به؛ إمَّا بنقصان أو بزيادة؛ وإما بعدول عن وقته أو مكانه) 

Artinya :“Zalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada posisinya yang tepat baginya, baik karena kurang maupun karena adanya tambahan, baik karena tidak sesuai dari segi waktunya ataupun dari segi tempatnya.” (Mufradat Allafzhil Qur’an Al Asfahani 537, dikutip dari Mausu’ah Akhlaq Durarus Saniyyah).

2. Al Jurjani

Ada pula yang menyebutkan bahwa perbuatan zalim adalah perbuatan menggunakan milik orang lain tanpa hak. Al Jurjani menerangkan:

هو عبارة عن التعدِّي عن الحق إلى الباطل وهو الجور. وقيل: هو التصرُّف في ملك الغير، ومجاوزة الحد)

Artinya: “Zalim artinya melewati koridor kebenaran hingga masuk pada kebatilan, dan ia adalah maksiat. Disebut oleh sebagian ahli bahasa bahwa zalim adalah menggunakan milik orang lain, dan melebihi batas.” (At Ta’rifat, 186, dikutip dari Mausu’ah Akhlaq Durarus Saniyyah).

3. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

واعلم أن الظلم هو النقص، قال الله تعالى (كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِنْهُ شَيْئاً) (الكهف: 33) ، يعني لم تنقص منه شيئاً، والنقص إما أن يكون بالتجرؤ على ما لا يجوز للإنسان، وإما بالتفريط فيما يجب عليه. وحينئذٍ يدور الظلم على هذين الأمرين، إما ترك واجب، وإما فعل محرم

Artinya: “Ketahuilah bahwa zalim itu adalah an naqsh (bersikap kurang). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): ‘Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu lam tazhlim (tidak kurang) buahnya sedikitpun‘. Maksudnya tidak kurang buahnya sedikit pun. Bersikap kurang itu bisa jadi berupa melakukan hal yang tidak diperbolehkan bagi seseorang, atau melalaikan apa yang diwajibkan baginya. Oleh karena itu zalim berporos pada dua hal ini, baik berupa meninggalkan kewajiban atau melakukan yang haram” (Syarah Riyadush Shalihin, 2/486).

Jadi, apabila dikatakan “Amr menzalimi Zaid”, berarti Amr melakukan hal yang tidak diperbolehkan terhadap Zaid, atau Amr meninggalkan apa yang wajib ia lakukan terhadap Zaid.

Lawan dari perbuatan orang zalim adalah adil atau al ‘adl. Yang mana adil artinya menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya dan tetap berada dalam kebenaran.

Baca Juga: Doa Orang Terzalimi Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Arti zalim dalam Al-Qur’an

Tahukah Anda, dalam Al-Quran kata zalim dan sejenisnya diulang sebanyak 289 kali? Hal ini menandakan bahwa zalim adalah sifat yang sering dimiliki oleh banyak manusia. Setidaknya dalam Al-Quran, terdapat kata zalim yang memiliki sembilan makna berbeda, yaitu:

1. Zalim adalah kemusyrikan

Makna ini sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Anʻam ayat 82:

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

Artinya : "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Kemusyrikan tersebut merupakan makna yang ditafsirkan oleh QS. Luqman ayat 13

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ 

Arti: "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

Makna ini juga diperoleh dari QS. Hud ayat 18, dan QS. Al-Insan ayat 31.

2. Berbuat dosa

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Fathir ayat 32:

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ 

Artinya: "Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar."

Selain itu, makna berbuat dosa ini juga diperoleh dari:

  • QS al-Thalaq ayat 1
  • QS al-Baqarah ayat 231
  • QS al-Baqarah ayat 35
  • QS al-Anbiya ayat 87
  • QS al-Naml ayat 44

3. Pembunuhan 

Sebagaimana dijelaskan dalam QS al-Isra ayat 33:

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ ۖ إِنَّهُ كَانَ مَنْصُورًا

Artinya: "Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan."

Selain itu, juga dijelaskan dalam QS al-Nisa’ ayat 30.

4. Mengurangi 

Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firmannya QS. Al-Kahfi ayat 33:

كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ وَفَجَّرْنَا خِلَالَهُمَا نَهَرًا

Artinya : "Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu,"

Selain itu, juga dijelaskan dalam QS. Maryam ayat 60.

5. Menganiaya orang lain 

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Syura ayat 40 dan 42.

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Artinya: "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim."

6. Membahayakan 

Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah ayat 57:

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Artinya: "Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."

Selain itu, juga dijelaskan dalam QS. Al-Aʻraf ayat 160.

7. Ketidakadilan 

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Zukhruf ayat 72 dan Q.S Ali Imran ayat 182.

8. Mengingkari al-Quran, Taurat dan mukjizat Allah

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Aʻraf ayat 9, Q.S Al-Anʻam ayat 103 dan Q.S Al-Isra ayat 59.

9. Pencuri 

Sebagaimana dijelaskan pada QS. Yusuf ayat 75, yang mana menceritakan jawaban para saudara Nabi Yusuf:

 قَالُوا جَزَاؤُهُ مَنْ وُجِدَ فِي رَحْلِهِ فَهُوَ جَزَاؤُهُ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ 

Artinya: Mereka menjawab: "Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang) dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya (tebusannya)". Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim.

Begitu juga dijelaskan dalam QS. Al-Maidah ayat 39, maka orang yang bertaubat setelah kedzaliman (pencuriannya) dan berbuat baik.

Baca Juga:
1. Sifat Sombong Dalam Islam
2. Azab Bagi Orang Berzina di Dunia, Anak Ikut Tanggung Aib Orangtua Hingga Siksa Pedih di Akhirat

Apakah zalim adalah syirik?

Seperti yang dilansir dari laman muslimah.or, syirik adalah dosa paling besar, kezaliman yang paling zalim, dan dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT, dan pelakunya diharamkan untuk masuk surga serta seluruh amal ibadah yang pernah dilakukannya selama di dunia akan hangus dan sia-sia.

Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nisa' ayat 116:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya."

Jadi bisa dibilang, syirik adalah tingkatan zalim yang paling akhir, yang mana perbuatan ini hingga menyekutukan Allah SWT.

Sebagai umat muslim sudah sepatutnya kita menjauhi perbuatan zalim dan memperbanyak amal ibadah kepada Allah SWT, karena sesungguhnya balasan dari zalim amatlah pedih.

Demikian penjelasan tentang zalim adalah dan contohnya ini. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL