Jauh Dari Kesejahteraan ini Kisah Pilu Guru Honorer di Hari Guru Nasional
Penulis Arief Prasetyo | Ditayangkan 25 Nov 2019Hari guru - Image from siedoo.com
Mungkin jika anda ingat bagaimana perjuangan guru yang sering kita anggap sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" yang berusaha untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia demi menjadi generasi masa depan yang hebat.
Namun di Hari Guru kali ini masih banyak problem yang harus diselesaikan pemerintah, salah satunya soal guru honorer. Masih banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh guru honorer seperti kesenjangan sosial, kesejahteraan serta masa depan yang masih belum pasti.
Lewat Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), pemerintah mesti memberikan perhatian serius masalah kesenjangan sosial terkait gaji guru honorer dengan guru PNS.
"Dunia pendidikan di Indonesia memperlihatkan sebuah kesenjangan sosial di ruang ruang kelas dengan tanggung jawab yang sama. Tidak ada bedanya antara guru honorer dan PNS.
Sayangnya dari sisi pendapatan, ketimpangan tampak nyata. Guru PNS yang sudah bersertifikasi mendapatkan pendapatan yang begitu tinggi.
Baca Juga :
Berat dan Sedihnya Jadi Guru Honorer di Indonesia
hari guru - Image from www.kompasiana.com
Sementara disaat guru PNS hidup dengan layak dan terkadang tanggung jawab besar demi mengajar hal baik kepada muridnya.
Guru-guru honorer yang mempunyai tanggung jawab tidak kalah besar, hanya mendapatkan gaji yang jauh dari kata layak. Ada guru honorer yang digaji hanya Rp 100 ribu per bulan atau kurang dari itu. Itupun cairnya 3 bulan atau 6 bulan sekali.
Lalu apakah hal ini bisa dikatakan sebagai ADIL ? Tugas dari Guru honorer setara Guru PNS, giliran membayar hak mereka, malah gaji buruh jauh lebih besar.
Buruh bangunan yang lebih keras kerjanya mendapatkan gaji Rp 150 ribu per hari. Sedangkan guru honorer hanya digaji Rp 100 ribu per bulan. Hal seperti inilah yang membuat sistem pengkajian sangat tidak manusiawi.
Kesenjangan pendapatan ini, akan membuat status guru honorer semakin rendah di mata tenaga pendidik PNS yang sudah bersertifikasi.
Jangan heran sering kali kerjaan guru PNS diserahkan ke guru Honorer. Dengan upah yang begitu minim seolah mereka menjadi pembantu guru-guru PNS.
Baca Juga :
Kisah Perjuangan Guru Honorer yang Pantang Menyerah Demi Masa Depan Anak Bangsa.
Perjuangan Guru honorer sangat luar bisa mereka tidak pernah mengelu dan meyerah demi mencerdaskan anak-anak bangsa.
Tapi dibalik itu semua ada hal yang sangat membuat hati kita miris pengalaman nyata para anak muda yang rela melepaskan peluang karir dan kemapanan kehidupan kota besar untuk menjadi guru dan mengajar di desa-desa terpencil di seluruh pelosok negeri selama bertahun-tahun
Mereka rela di gaji kecil demi impian mereka ingin memcerdaskan anak-anaka bangsa demi menjadi generasi penerus yang melebihi mereka. berikut beberapa kisah guru honorer yang luar biasa di Indonesia.
Baca Juga :
Begitulah sebuah pengabdian dan dedikasi besar yang bisa kita katakan sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa", Semoga di Hari Guru Nasional kali ini kisah dan perjuangan mereka segera mendapatkan respon dari Pemerintah supaya mereka mendapatkan kesejahteraan yang lebih layak.
Itulah yang bisa wajibbaca.com informasikan semoga dapat menjadi contoh yang baik serta memberikan manfaat bagi semua pembaca setia kami. Selamat Melanjutkan Aktivitas Anda.
Pengamat pendidikan Andreas Tamba mengatakan, pemerintah perlu memerhatikan kesejahteraan pengajar di Indonesia. Pasalnya, kesenjangan antara guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan guru honorer ataupun swasta masih sangat mencolok.
"Harus ada standardisasi minimal (penghasilan). Guru ini profesi, bukan buruh jadi harus diberikan jaminan yang mencerahkan. Apalagi dalam UU Kesejateraan Guru dikatakan pemerintah harus memikirkan hal ini. Buatlah agar gap ini tidak terlalu mencolok.
Tak dipungkiri, perbaikan kesejahteraan guru PNS memang benar adanya. Sebagai informasi, guru golongan III di DKI Jakarta bisa mengantongi sekitar Rp 7,8 juta per bulan. Dengan rincian, Rp 2,7 juta gaji pokok, Tunjangan Kerja Daerah (TKD) Rp 2,9 juta, dan sertifikasi Rp 2,1 juta. Sementara pendidik honorer masih ada yang diupah Rp 300 ribu per bulan, itupun terkadang dirapel dalam tiga bulan.
Baca Juga :