20 November Hari Anak, Tapi Lihat Nasib Keras Anak-anak Indonesia ini

Penulis Arief Prasetyo | Ditayangkan 20 Nov 2019

20 November Hari Anak, Tapi Lihat Nasib Keras Anak-anak Indonesia ini

20 november hari anak sedunia - Image from www.kitamuda.id

Tahukah anda, sekarang 20 November 2019 adalah hari anak? Lantas apa yang sudah kita berikan kepada mereka? Untuk mereka hari ini? Untuk masa depan mereka.

Hari anak-anak diselenggarakan pada tanggal yang berbeda-beda di setiap negara.

Pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari anak internasional, Hari Anak Universal diperingati tanggal 20 November dan Indonesia memperingati hari anak nasional pada tanggal 23 Juli.

Perayaan ini bertujuan untuk menghormati hak-hak anak di seluruh dunia agar mendapatkan hak yang sama sebagai salah satu generasi penerus bangsa dan dapat memberikan manfaat bagi anak-anak yang lain.

Namun berbanding terbalik dengan anak-anak yang ada di Indonesia bisa dibilang mereka belum memperoleh hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. 

Masih banyak anak yang terpuruk dalam kesulitan ekonomi yang menyebabkan mereka putus sekolah, menjadi gelandangan, menjadi pengemis, dan masih banyak lagi yang mereka alami dan hal ini tak sepatutnya mereka dapatkan.

Baca Juga : 

Diusia mereka seharusnya masih berada di lingkungan sekolah dan merasakan kebahagian bermain bersama teman-teman tanpa beban kehidupan.

Namun apa? Di kota-kota besar ini masih banyak anak yang tak bisa sekolah, menjadi pemulung, pengemis, dan gelandangan.

Latar belakang kenapa hak-hak anak terlantar ini belum mereka peroleh karena cenderung masalah ekonomi. Mereka ditempatkan pada kondisi tidak memiliki masa depan yang jelas. Keberadaan mereka tak jarang jadi “problem” banyak pihak, baik keluarga, masyarakat bahkan negara.

Namun masih banyak anak Indonesia yang belum memperoleh kesempatan untuk belajar di sekolah formal dan harus banting tulang demi menghidupi keluarganya.

Anak-anak harus berada di jalan bekerja untuk membantu ekonomi orang tua yang serba kekurangan hal ini menjadi pemandangan biasa di negeri kita dan tidak pernah menjadi masalah prioritas yang harusnya diselesaikan pemerintah.

Seperti contoh pemandangan dan kisah pilu anak-anak yang masih belum mendapatkan haknya berikut ini:

Baca Juga : 

Potret Anak Indonesia yang Masih Belum Mendapatkan Haknya

20 November Hari Anak, Tapi Lihat Nasib Keras Anak-anak Indonesia ini

Sedih banget !! Melihat anak ini jualan di pinggir jalan - Image from .youtube.com

20 November Hari Anak, Tapi Lihat Nasib Keras Anak-anak Indonesia ini

Image from Youtube.com

3. Dua anak jalanan yang dipengaruhi oleh pilihan hidup mereka

Lalu yang Harus Dilakukan untuk Mengatasi Masalah Tersebut ?

Pemerintah nampaknya harus bekerja lebih keras lagi. Undang-undang dasar mengamanatkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara yang artinya sesungguhnya mereka yang hidup terlantar (termasuk anak-anak yang hidup di jalanan) juga harus menjadi perhatian negara.

Namun, harus juga dipahami bahwa kemampuan negara saat ini memang masih terbatas. Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain :

  • Melakukan pembatasan terhadap arus urbanisasi (termasuk arus masuknya anak-anak) ke Jakarta, dengan cara menggalakkan operasi yustisi, memperkuat koordinasi dengan daerah asal, pemulangan anak jalanan ke daerah asal, dll.

  • Melakukan riset terhadap akar permasalahan guna menyelesaikan masalah anak jalanan tersebut dengan menyentuh pada sumber permasalahannya.

  • Mengembalikan anak-anak ini ke bangku sekolah. Ini tidak gampang. Harus ada perlakuan khusus terhadap mereka. Masing-masing anak jalanan tentu memiliki permasalahan yang spesifik. Maka pendekatan yang dilakukan untuk mengembalikan mereka ke sekolah juga harus dilakukan dengan cara yang spesifik pula.

  • Memberikan perlindungan secara hukum yang sudah dicantumkan dalam Undang-undang nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juga mengamanatkan bahwa perlindungan anak perlu dilakukan dengan tujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar bisa hidup, tumbuh, berkembang serta mendapat perlindungan hukum dari kekerasan dan diskriminasi, demi mewujudkannya anak Indonesia yang berkualitas, sejahtera dan berakhlak mulia.

  • Menciptakan sebuah program yang responsif terhadap perkembangan anak, termasuk anak yang kurang mendapatkan perhatian.

  • Melakukan penegakan hukum terhadap siapa saja yang memanfaatkan keberadaan anak-anak terlantar di Indonesia.

  • Membangun kesadaran bersama bahwa masalah anak jalanan sesungguhnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua.

Baca Juga :

Itulah beberapa solusi yang bisa menjadi cara agar di hari anak sedunia ini masalah tentang anak-anak yang terlantar dan lainnya bisa mendapatkan hak mereka secara normal.

Gagasan ini juga kita harus kawal terus sebab jika telat penanganannya akan menimbulkan dampak yang negatif pada diri mereka sendiri, serta negara lain akan beranggapan bahwa indonesia belum bisa memberikan apa saja yang di perlukan oleh masyarakatnya.(AP)

​1. Seorang anak kecil harus mencari uang dengan cara berjualan hingga subuh demi menjadi tulang punggung keluarga

2. Seorang anak kecil terhitung masih bayi disewakan sebagai pengemis karena tuntutan masalah ekonomi orang tuanya

Seharusnya di usia yang masih balita, apa yang mereka dapatkan bukan seperti yang mereka lalukan saat ini. Mereka seharusnya bermain bersama-sama temannya serta menikmati kasih sayang orang tua sepenuhnya bukan malah dijadikan obyek untuk mencari keuntungan.

Namun ternyata di kisah seperti itu terjadi di Indonesia. seorang bocah yang masih balita harus dijadikan pengemis dengan menyewakannya ke orang lain demi mendapatkan keuntungan. Ingin lebih jelasnya berikut videonya 

20 November Hari Anak, Tapi Lihat Nasib Keras Anak-anak Indonesia ini

Film tentang anak jalanan - Little Treasures of Lombok - Image from youtube.com

Little Treasures of Lombok adalah kisah tentang persahabatan dua anak jalanan yang dipengaruhi oleh pilihan hidup mereka.

Film ini adalah suatu semi-dokumenter yang unik karena dibintangi oleh anak-anak jalanan dan menggambarkan kondisi riil mereka serta dibumbui dengan unsur fiksi.

Fakta itu membuat kita harus mengelus dada karena kesenjangan sosial membuat masa depan anak-anak seperti mereka harus dikorbankan hanya karena masalah ekonomi yang setiap harinya menjadi masalah di masyarakat Indonesia.

Berikut kisah nyata yang terjadi di negeri kita berasal dari Kota Samarinda di Jl.Bungtomo samping pom bensin Samarinda Seberang.

Ditengah rintik-rintik gerimis saya melihat Seorang anak kecil yang jualan di pinggir jalan, dan anak itu jualan di tempat yang gelap.

Dari jam 17.00 sore sampai 01.00 malam anak ini berjualan, bahkan kalau belum habis jualannya bisa sampai subuh, menurut pengakuan temannya. berikut videonya:

SHARE ARTIKEL