Istri marahi suami - Image from congkop.xyz
Jangan sampai suami anda direbut bidadari.
Hai para istri, meskipun jengkel dan sebel dengan suami. Jangan sampai membentak dan berteriak kepadanya. Sebab Allah akan murka kepadamu karena termasuk perbuatan yang buruk kepada suami.
Dalam sebuah rumah tangga pasti pernah mengalami cekcok antar pasangan. Hal itu adalah hal yang wajar terjadi dalam sebuah keluarga.
Adakalanya perselisihan yang terjadi kecil, tapi terkadang juga besar. Namun meski begitu, sang istri perlu merendahkan nada bicaranya saat sedang berdebat dengan suami.
Meskipun suami salah dan istri benar, istri tetap wajib untuk memelankan suaranya saat berdebat. Sebab suami adalah orang yang paling mesti ditaati dan dihormati oleh istri.
Baca juga : Mertua dan Keluarga Suami Sinis? Balas Saja dengan ini
Dengan kerendahan hati sang istri tersebut, ego suami juga akan ikut merendah. Dan hal itu jauh lebih baik dibandingkan saling adu mulut dan tak jelas akhirnya.
Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya menunjukkan begitu tinggi kedudukan suami terhadap istrinya :
“Tidaklah layak untuk seorang manusia untuk sujud pada manusia yang lain. Kalau bisa untuk seorang untuk sujud pada seorang yang lain pasti saya perintahkan istri untuk sujud pada suaminya karena besarnya hak suaminya terhadapnya.” (HR. Ahmad)
“Dan sebaik-baik istri yaitu yang taat pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tak suka membicarakan suatu hal yg tidak berguna, tidak cerewet serta tak suka bersuara hingar-bingar dan setia pada suaminya.” (HR. An Nasa’i)
Jika memang suami berbuat salah, maka sudah semestinya bagi istri untuk mengingatkan suami dengan cara yang baik. Yakni dengan suara lemah lembut, tidak membentak (berteriak keras), dan tidak juga menyinggung perasaannya.
Sikap kasar istri pada suami dan atau sebaliknya menandakan kurangnya pengetahuan atau buruknya akhlak, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Sebaik-baiknya wanita untuk suami adalah yang menyenangkan saat diliat, taat saat diperintah, dan tak menentang suaminya baik dalam hatinya serta tak membelanjakan (memakai) hartanya pada perkara yang dibenci suaminya” (H. R. Ahmad)
Seperti halnya, anak bisa disebut durhaka pada orang tua, jika membangkang perintah baik orang tua. Istri juga bisa dikatakan durhaka pada suami saat ia berani membentak dan teriak kepada suaminya.
Jika seseorang suami dibentak atau didzalimi oleh istrinya, bidadari di surga akan geram pada istri tersebut.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu ; nyaris saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami” (HR. At-Tirmidzi)
Hal ini seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi istri agar tak lagi menyakiti dan membentak suaminya.
Solusi Jika Terpaksa Ingin Marah Pada Suami
Bila kemarahan sudah tak kuasa lagi ditahan tentunya tidak dianjurkan untuk mengekspresikan dengan cara meledak-ledak di depan pasangan. Apalagi dengan cara membentak.
Ada beberapa hal yang dapat kita kerjakan bila sedang geram dengan suami.
Mohon ampunlah pada Allah. Istighfar bakal meringankan hati kita. Setelah itu, coba uraikan masalah. Jangan ikuti hawa nafsu sebab emosi akan semakin meluap-luap. Namun sebisa mungkin, tahanlah dahulu emosi tersebut.
Sebab, jika dipaksa berbicara saat kondisi emosi hanya akan memperburuk kondisi. Apalagi terkadang kita tidak hanya ingin menumpahkan kekesalan yang sekarang, namun juga kesalahan yang sudah terjadi dulu-dulu.
Jika tak mampu kendalikan emosi. Segera ambil air wudhu, kemudian shalat dan berdoalah. Adukan semua masalah pada Allah. Semua rasa kekesalan, kecewa, dan semuanya. Serta jangan lupa untuk meminta pada-Nya agar diberikan jalan keluar dan petunjuk.
Jika sudah tenang, mulailah bicara dengan suami. Ingat yang hendak dibicarakan adalah rangka jalan keluar atas masalah, bukan mencari yang siapa yang benar dan siapa yang salah.
Berikan nasehat pada pasangan atas apa yang telah dilakukannya. Setelah itu, pasangan juga bisa memunculkan kesadaran terhadap tujuan membangun rumah tangga dan komitmen bersama untuk mencapai hal itu.
Nah, Bunda itulah penjelasan mengapa istri tidak boleh membentak suami.