Belajar Dari Kasus Winda Viska, Waspada Preeklamsia Penyebab Kematian Tertinggi Pada Ibu Hamil

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 05 Jan 2018

Foto via nakita.com

Salah satu penyebab kematian tertinggi pada ibu hamil

Siapapun bisa terkena preklamsia, terutama ibu hamil untuk pertama kali, baru-baru ini Winda Viska, jebolan Indonesian Idol mengalaminya, sebabkan anak lahir dengan kondisi prematur, jika tak segera diatasi ibu yang melahirkan bisa kehilangan nyawa.

Menjalani kehamilan yang sehat tentunya menjadi harapan setiap ibu.

Namun, pada ibu hamil tak jarang juga terjadi gangguan seperti preeklamsia, penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak pada ibu hamil, menurut Kemenkes RI.

Winda Viska, jebolan Indonesian Idol ini mengalami preeklamsia dikehamilan keduanya, sehingga ia melahirkan anak keduanya tersebut dengan kondisi prematur, sebagaimana dikutip dari nakita.com

Baca juga : Jangan Didiamkan, 8 Pertanda Anda Mulai Tuli Secara Perlahan

Lalu sebenarnya apa itu preeklamsia?

Menurut peneliti dari Mayo Clinic, preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal.

Gangguan kehamilan ini biasanya dimulai setelah 20 minggu usia kehamilan pada perempuan yang tekanan darahnya normal.

Preeklampsia ini akan menghambat pertumbuhan janin sehingga dapat menjadikan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ataupun lahir prematur.

Pada kasus yang berat, janin harus segera dilahirkan jika sudah menunjukkan kegawatan.

Beberapa perempuan memiliki risiko untuk mengalami hal ini. Siapa sajakah mereka?

Sebenarnya, preeklampsia saat hamil bisa dialami ibu hamil mana pun.

Namun yang lebih berisiko adalah:

- Ibu hamil untuk pertama kali

- Ibu dengan kehamilan kembar

- Penderita diabetes

- Memiliki hipertensi sebelum hamil

- Punya masalah ginjal

- Ada riwayat preeklampsia dalam keluarga atau pernah menderita preeklampsia pada kehamilan sebelumnya

- Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.

Baca juga : Dikira Demam Biasa, Tapi Aneh Hingga Sebulan Tak Sembuh, Ternyata Ada Benda ini Dihidungnya

Lalu, apa saja tanda-tandanya?

Preeklampsia terkadang berkembang tanpa gejala apa pun.

Tekanan darah tinggi bisa berkembang perlahan, atau mungkin timbul secara tiba-tiba.

Pemantauan tekanan darah adalah bagian penting dari perawatan prenatal karena tanda pertama preeklamsia biasanya merupakan kenaikan tekanan darah.

Tekanan darah yang melebihi 140/90 milimeter merkuri (mmHg) atau lebih besar patut diwaspadai.

Namun, harus lebih waspada jika terdapat beberapa gejala berikut

Tanda dan gejala preeklampsia lainnya dapat meliputi:

- Kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda tambahan masalah ginjal

- Sakit kepala parah

- Perubahan penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur atau sensitivitas cahaya

- Sakit perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan

- Mual atau muntah

- Penurunan jumlah urin

- Penurunan kadar platelet dalam darah (trombositopenia)

- Gangguan fungsi hati

- Napas tersengal, akibat cairan di paru-paru

- Peningkatan berat badan dan pembengkakan (edema) secara mendadak, terutama di wajah dan tangan

Komplikasi pun dapat terjadi bila tak segera ditangani, .

Baca juga : Curhatan Pilu Nur, Penderita Penyakit Aneh yang Awalnya Dikira Sakit Gigi biasa

Lalu, bagaimanakah pencegahannya?

Komplikasi yang dapat terjadi adalah :

1. Pembatasan pertumbuhan janin

Preeklamsia memengaruhi arteri yang membawa darah ke plasenta.

Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi mungkin menerima darah dan oksigen yang tidak memadai dan lebih sedikit zat gizi.

Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan lambat yang dikenal sebagai fetal growth restriction atau pembatasan pertumbuhan janin, berat lahir rendah atau kelahiran prematur.

2. Kelahiran prematur

Jika mengalami preeklampsia tingkat berat, mungkin akan melahirkan anak lebih cepat.

Di sisi lain, Prematuritas dapat menyebabkan masalah pernapasan dan masalah lain bagi bayi

3. Abrupsi plasenta

Preeklampsia meningkatkan risiko abrupsi plasenta, suatu kondisi di mana plasenta memisahkan dari dinding dalam rahim sebelum melahirkan.

Kelalaian berat dapat menyebabkan pendarahan berat.

4. Sindrom HELLP

HELLP - yang merupakan singkatan dari hemolisis (penghancuran sel darah merah), peningkatan enzim hati dan sindrom trombosit rendah.

Ini akat berakibat fatal pada beberapa organ dalam

Baca juga : Bukan Akibat dari Ibu Memaku Saat Mengandung, ini Fakta Lubang Kecil Didekat Telinga

5. Eclampsia

Kondisi ini berupa preeklampsia yang juga ditandai dengan kondisi kejang.

6. Penyakit kardiovaskular

Kondisi preeclampsia ini dapat juga meningkatkan masalah jantung pada anda.

Namun, peneliti kini sudah menemukan cara pencegahannya. Berikut caranya.

Menurut Mayo Clinic, mungkin bisa mengurangi risiko preeklamsia dengan dua cara

1. Aspirin dosis rendah

Jika memenuhi beberapa faktor risiko, termasuk riwayat preeklampsia, ini akan membantu.

Dokter mungkin merekomendasikan aspirin dosis rendah setiap hari - antara 60 dan 81 miligram - dimulai di akhir trimester pertama.

Pengobatan lebih lanjut, silahkan berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Nah, artinya pemeriksaan ke dokter memang perlu dilakukan bila mengalami beberapa tanda penyebab gangguan ini.

2. Suplemen kalsium

Pada beberapa kasus, suplemen ini dapat membantu.

Perempuan yang mendapat asupan suplemen karena kekurangan kalsium sebelum hamil terbukti mendapat manfaat untuk mencegah preeklampsia.

Nah, yuk kenali tanda-tandanya selagi dini dan rutin konsultasikan ke dokter!

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat