Konstipasi pada anak-anak ada yang terjadi selama beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa bulan.
Dalam keadaan seperti ini, terkadang anak juga mengalami keram perut, terkadang juga tidak disertai gejala yang jelas, sehingga cukup sulit mengidentifikasi kalau anak terkena masalah sembelit.
Ciri-ciri terjadi sembelit pada anak / bayi:
Tingkat kebutuhan anak akan cairan, dapat dilihat dari kebutuhannya sehari-hari, dari aktifitasnya yang banyak mengeluarkan keringat, makanannya yang dikonsumsi, dll.
Yang paling penting diperhatikan, perhatikan aktifitas fisiknya sehari-hari, Imbangi dengan cairan yang cukup.
Karena tubuh akan mengalami dehidrasi ketika cairan di dalam tubuh yang kurang, yang mengakibatkan cairan pada tinja juga sedikit, sehingga tinja menjadi keras.
Artikel Pilihan:
#2. Jangan sampai anak menahan BAB. Hal yang juga menyebabkan tinja keras adalah kebiasaan si kecil sendiri. Sang anak menahan rasa BAB menyebabkan lama-kelamaan tinja menjadi kering dan terasa keras ketika BAB...
Hal ini juga berdampak buruk karena dapat membuat lecet bagian tubuh anus, karena kerasnya tinja tersebut.
Apabila permasalahan tinja keras ini sudah terlanjur terjadi pada anak, disarankan membawa anak ke dokter subspesialis gastrohepatologi anak, agar nantinya diketahui cara mengatasinya dengan baik.
#3. Pastikan si kecil mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Beberapa buah dan sayur yang disarankan untuk dikonsumsi untuk mengatasi sembelit pada anak, yaitu buah apel, buah pir, aprikot, kurma, pepaya, brokoli, kubis, kacang polong, selada, dan kembang kol.
Selain itu, utamakn mengkonsumsi makanan yang kaya akan kandungan serat yaitu seral, dan roti gandum utuh.
#4. Hindari makanan pemicu sembelit. Makanan berserat rendah umumnya memicu terjadinya sembelit, terutama pada anak-anak. Beberapa makanan berserat rendah yang perlu dibatasi konsumsinya yaitu nasi putih, keripik kentang, biskuit, dan produk olahan susu.
#5. Penuhi kebutuhan cairan tubuh. Berikan anak banyak cairan (utamakan air putih) agar tinja bergerak ke usus dengan lancar. Motivasi anak untuk banyak minum, tetapi bukan minuman yang bersoda. Konsumsi air putih yang cukup banyak berkhasiat agar proses buang air besar (BAB) lancar.
#6. Rajin berolahraga. Hal ini bermanfaat untuk membantu peristaltik usus untuk bergerak, olahraga sederhana yang mungkin disukai oleh anak, bisa seperti mengendarai sepeda, berlari, jogging, dan lainnya.
Umumnya frekuensi BAB yang baik adalah 1-2 kali setiap harinya. Ada beberapa hal yang menyebabkan BAB menjadi tidak beraturan, seperti kebiasaan sang anak yang menahan BAB.
Demikian juga diet yang kurang kandungan serat, serta kurang asupan air putih. Kemudian juga pada masalah psikologis dari sang anak sendiri, dimana mungkin ada perasaan tidak nyaman pada anak ketika BAB.
Sehingga dengan begitu, hendaknya pastikan sang ibu bisa cukup dalam memberikan makanan mengandung serat untuk anak, kemudian ajarkan anak agar rajin untuk minum air putih, karena itu sangat menyehatkan untuk tubuh, termasuk pada pencernaan.
Tidak disarankan sering memberikan obat pencahar pada anak, karena memiliki dampak bagi kesehatan anak.
Kapan harus menghubungi dokter? Konsultasikan ke dokter, apabila permasalahan sembelit ini sampai mengakibatkan anak tidak mau makan, atau juga anak kehilangan berat badan, bahkan hingga terdapat darah di dalam tinja-nya.