Bukan Melulu Uang, Ini Fakta Anak yang Dekat dengan Ayahnya Lebih Cerdas

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 24 Mar 2018
Bukan Melulu Uang, Ini Fakta Anak yang Dekat dengan Ayahnya Lebih Cerdas
Foto via wajibbaca.com

Fakta! Ayah yang dekat dengan anaknya lebih cerdas

TUGAS AYAH BUKAN HANYA NYARI DUIT LHO, TAPI JUGA MENGASUH ANAK…

Sebel gak sih, bun? Saat para ayah si kecil malah sering cuek mengasuh anak.

Saat Mama sedang sibuk memasak, anak rewel, ayahnya malah diam aja. Tidak mencoba untuk menenangkan anak.

Mungkin malah nonton televisi, baca koran, atau yang lebih parah main hape. Padahal ada keistimewaan jika ayah selalu dekat dengan anak

Mengasuh anak yang berperilaku baik dan berprestasi, memang membutuhkan peran dan waktu yang diberikan oleh ibu.

Namun pengaruh dari figur seorang ayah dalam membimbing anak juga merupakan kunci utama dalam face tumbuh kembang anak.

Baca juga : Bocah ini Tertusuk Batang Pohon Hingga Menembus Mulut, Orangtua Wajib Tingkatkan Pengawasan

Anak dekat dengan ibunya itu tentu sudah biasa. Perlu orangtua ketahui, anak memiliki IQ lebih tinggi loh.

Sebuah penelitian yang dilakukan Oxford University menunjukkan bahwa ada kaitan antara kedekatan ayah dan anak dengan keberhasilan akademisnya di sekolah.

Bukan Melulu Uang, Ini Fakta Anak yang Dekat dengan Ayahnya Lebih Cerdas

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Dr. David Popenoe, sosiolog dan Co-Director di The National Marriage Project Rutgers, The University of New Jersey, yang mengatakan bahwa anak yang banyak berinteraksi dengan ayahnya memiliki IQ lebih tinggi dibanding anak yang tak cukup berinteraksi dengan sang ayah

Selain itu Sebuah tinjauan studi yang dilakukan oleh Father Involvement Research Alliace menunjukkan bahwa bayi yang dekat dengan ayah cenderung memiliki emosi yang stabil. Saat dewasa dia lebih percaya diri, dan bersemangat dalam mengeksplorasi potensi diri untuk merealisasikan ide serta impian.

Dimulai Sejak Usia Dini

Bukan Melulu Uang, Ini Fakta Anak yang Dekat dengan Ayahnya Lebih Cerdas

Pengaruh ayah kepada anak sebaiknya dimulai sejak dini. Anak yang mendapat cukup perhatian dari sang ayah sejak bayi cenderung memiliki kondisi emosional yang stabil, percaya diri pada situasi baru dan berani mengeksplorasi lingkungan sekitar.

Pada usia 3 tahun, anak yang memiliki hubungan erat dengan ayah, terbukti memiliki tingkat IQ lebih tinggi dan kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih baik.

Baca juga : Mau Berbuat Tapi Tak Bertanggung Jawab, Ibu ini Tak Tau Azab Perih Menanti

Secara khusus, berikut pengaruh yang dapat diberikan ayah kepada anak, baik anak laki-laki maupun anak perempuan.


  • Hubungan ayah dan anak laki-laki

Peneliti dari Universitas Oxford, Inggris, membuktikan keterlibatan ayah kepada anak laki-laki dapat menghindarkan anak dari tindakan negatif.

Bukan Melulu Uang, Ini Fakta Anak yang Dekat dengan Ayahnya Lebih Cerdas

Perhatian ayah mampu menjadi pengaruh positif bagi anak laki-laki. Pengaruh ini cukup penting karena anak laki-laki akan menjadikan ayah mereka sebagai panutan dalam membentuk identitas karakter sebagai laki-laki, sekaligus perkembangan emosional.


  • Hubungan ayah dan anak perempuan

Peneliti Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat, menunjukkan hubungan positif ayah dan anak perempuan yang terjalin sejak lima tahun pertama kehidupannya, dapat mencegah pubertas yang terlalu dini.

Bukan Melulu Uang, Ini Fakta Anak yang Dekat dengan Ayahnya Lebih Cerdas

Selain itu, anak perempuan yang sedikit memperoleh perhatian dari ayah, lebih besar kemungkinan menghadapi gangguan kesehatan mental pada masa mendatang. Pujian dari ayah pada anak perempuan, dapat membentuknya menjadi wanita dewasa yang penuh percaya diri.

Bukan Melulu Uang, Ini Fakta Anak yang Dekat dengan Ayahnya Lebih Cerdas

Baca juga : Allah SWT Sudah Mempersiapkan Anak di Surga Bagi Pasangan yang Mandul, Benarkah?

Tips Menciptakan Kegiatan Bermanfaat Ayah dan Anak

Berikut tips agar ayah dan anak dapat menciptakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan.


  • Membacakan kisah-kisah menarik

Awali kegiatan ayah dan anak dengan membaca kisah-kisah menarik dari buku cerita seperti dongeng atau fabel. Jangan terlalu kaku dan datar saat bercerita, alih-alih buatlah menjadi menarik dan menyenangkan dengan menjiwai tiap tokoh di dalam buku.

Misalnya. membuat suara khusus sesuai tokoh di dalam buku. Membaca merupakan awal yang tepat untuk memulai percakapan dan interaksi tanya-jawab dengan anak mengenai kisah yang telah diceritakan.


  • Selalu ada ketika anak "terjatuh"

Ayah adalah sosok yang selalu hadir dan dibutuhkan ketika anak "terjatuh". Tidak hanya jatuh fisik saja, ayah juga bisa memberikan dukungan penuh kepada anak apabila ia mengalami kegagalan.

Beri pelukan dan kalimat-kalimat yang mampu mendorong semangatnya untuk menuju keberhasilan.


  • Menjadi teman yang baik bagi anak

Ketimbang menjadi orang tua yang otoriter atau suka memerintah, terapkan pola asuh yang sesuai dengan karakter anak.

Ayah yang baik merupakan sosok teman yang baik pula bagi anak-anaknya. Lakukan bermacam-macam kegiatan seperti olahraga bersama, mengajak menyetir mobil, atau hanya berjalan di taman yang asri sambil berswafoto.


  • Tradisi unik ayah dan anak

Ciptakan tradisi unik seperti menyanyikan lagu sebelum tidur, bermain puzzle pada waktu senggang, dan bersepeda pada car free day atau tamasya di hari libur. Tradisi ini akan membuat anak nyaman saat bersama Ayah, serta akan selalu mereka ingat saat tumbuh dewasa.


  • Atur waktu bersama Si Kecil

Ini berlaku bagi Anda yang memiliki anak lebih dari satu. Berikan perhatian kepada anak-anak secara adil yang membuatnya merasa spesial.

Tidak semua anak memiliki perilaku dan keinginan yang sama. Untuk itu, ayah perlu memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam mengenali karakter dan merebut hati masing-masing anak.

Tidak ada kata terlambat untuk membangun hubungan harmonis antara ayah dan anak. Ayah dapat terus belajar dan memperbaiki diri, demi kebaikan anak.

Selain apa yang dipaparkan di atas, bermain juga memberikan efek positif, seperti:
  1. Membangun kepercayaan antara teman-teman sebaya
  2. Merasa dicintai, bahagia dan aman dengan lawan main mereka
  3. Mengembangkan keterampilan sosial, serta kemampuan bahasa dan komunikasi
  4. Berlatih dan belajar tentang merawat orang lain dan lingkungan
  5. Mengembangkan keterampilan fisik dan menjaga diri tetap sehat
  6. Menghubungkan dan memperbaiki jalur sinaps di otaknya.

Jadi, masihkah Anda menahan anak-anak untuk bermain? Jika, ya. Mulailah dari sekarang untuk memberikan hak mereka. Percayalah, anak Anda akan menuai hasil positifnya di kemudian hari.
SHARE ARTIKEL