Tak Banyak Bicara, Ikuti 5 Langkah Ini untuk Tunjukkan Rasa Percaya Pada Suami!
Penulis Unknown | Ditayangkan 14 Mar 2017Di era seperti sekarang ini, masih cukup banyak istri yang sangat protektif kepada suami. Memang kata orang, seorang lelaki itu layaknya seekor kucing, dimana jika tergoda ikan sedikit saja pasti akan di-embat. Memang bisa benar, namun juga salah. Karena kunci dari segala hubungan adalah saling mempercayai.
Baca juga : Sering Pakai Gamis Saat Berkendara? Rawan Kecelakaan, Awas "Nyantol" di Rantai!
Kepercayaan adalah fondasi utama pernikahan. Tak ada cara lain untuk membangun kepercayaan selain memberikan kepercayaan tersebut kepada pasangan. Jika Anda merasa pernikahan Anda mulai goyah karena krisis kepercayaan, marilah coba tunjukkan rasa percaya kepada suami tercinta. Ikuti 5 cara ini yang mengungkapkan rasa percaya Anda tanpa perlu berkata-kata.
1. Biarkan ia menikmati me-time
Cara yang cukup mudah sepertinya. Seperti seorang istri, suami juga memerlukan waktu berkualitas untuk menyegarkan jiwa dan raga. Ia merasakan kepenatan serupa, lelah bekerja dan menjadi kepala keluarga. Di waktu senggang, berikan waktu khusus bagi dirinya untuk melakukan hobi atau kegemarannya. Perbolehkan dirinya bersosialisasi dengan kawan-kawan akrabnya atau mungkin bergabung dengan komunitas untuk memperluas jejaringnya. Dengan komunikasi yang baik, istri dapat bergantian untuk menikmati me-time, sehingga kalian berdua dapat tetap "waras" di antara kepadatan jadwal dan aktivitas.
2. Stop stalking media sosialnya
Saat rasa tidak percaya begitu mengganggu hati, biasanya hal pertama yang dilakukan adalah mencoba memeriksa ponsel dan media sosial suami. Seakan ingin tahu, dengan siapa ia banyak berinteraksi di luar sana. Bagaimana citranya di dunia maya tentu membuat seorang istri penasaran. Atau bisa saja curiga, ia punya akun lain yang tidak diketahui? Ketidakpercayaan ini dapat dengan mudah membakar api cemburu dan mendatangkan sikap posesif. Alih-alih stalking, lebih baik tunjukkan saja secara nyata kehadiran diri sendiri dengan memberikan respons kepada posts-nya. Komentar, like, atau turut membagikan (share) posts yang bersifat positif adalah beberapa di antaranya. Suami pun akan merasa istri menghargainya dengan tulus, bukan mengintainya di jagad maya.
3. Beri kesempatan ia mengelola uangnya
Jujur saja, termasuk seorang istri yang mengambil seluruh penghasilan suami lalu memberinya "jatah uang jajan" setiap bulannya? Atau justru ia harus selalu datang untuk mendapatkan uang karena istri menahan seluruh isi dompetnya? Kedengarannya konyol ya, namun banyak pria ternyata mengalami hal ini. Mereka kucing-kucingan dengan istri tercinta, bahkan sekadar untuk membeli rokok atau jajan kudapan sore. Akan lebih bijak jika seorang wanita dan suami menyepakati berapa sisa gaji yang ia simpan sendiri atau pengeluaran rutin bulanan yang wajib ia tanggung. Kebebasan finansial adalah harga diri seorang pria. Tetap berikan hak kebebasan finansial kepadanya tanpa harus melepaskan kontrol pada anggaran keluarga.
4. Membuka pikiran untuk daddy parenting
Sebagai kaum Hawa yang dianugerahi kemampuan multi tasking, kerapian, ketekunan, dan ketelitian lebih baik dari pria pada umumnya, keluhan demi keluhan kerap muncul saat Papa mendapat tugas menjaga dan mengasuh anak-anak. Entah kerapian rumah yang tidak menjadi lebih baik, metode yang tidak terstruktur rapi seperti Mama, penyelesaian tugas yang lebih lambat, sampai disiplin yang longgar karena banyak kompromi di luar kesepakatan. Ketimbang Anda membuat anak menjadi membandingkan Papa dan Mama, lebih baik Anda membiarkan suami mengerjakan tugasnya sebagai Papa. Dengan catatan, Anda sebelumnya telah berdiskusi dan sepakat untuk memilih gaya pengasuhan apa yang akan Anda jalani bersama. Peran Papa sama vitalnya dengan Mama dengan bagian tersendiri dan istimewa karena parenting adalah tugas dua orang yang saling melengkapi dan menguatkan satu sama lainnya.
Baca juga : Orang Tua Harus Tahu, Inilah Ungkapan Cinta yang Salah Kepada Anak!
5. Berlaku sebagai istri, bukan ibunya
Sebuah kelakar berujar, suami sebenarnya adalah anak sulung dalam keluarga kecil Anda. Gurauan ini ternyata berdampak luas, banyak istri yang menganggap ini sebagai sesuatu yang benar adanya. Akhirnya, mereka terjebak dalam peran sebagai "ibu", bukan istri. Mengarahkan bahkan memerintah hampir semua aspek kehidupan suami. Anda melihat suami tampak seperti kurang inisiatif dan lambat bertindak? Introspeksi dahulu, mungkin selama ini Anda terlalu dominan di dalam rumah tangga dan memperlakukan suami sama seperti anak-anak yang Anda setir setiap harinya. Ia adalah pria dewasa yang mampu menjalankan amanahnya sebagai kepala keluarga. Dampingi dan dukung dirinya dengan menjalankan peran Anda sebaik mungkin, sembari siap menopang dirinya di kala ia merasa lelah dan terus menyemangatinya untuk berusaha sebaik mungkin.
Memberikan kepercayaan tidaklah bermakna sama dengan memberikan kebebasan seluas-luasnya tanpa terkendali. Tetaplah perlu ada pengawasan, tanggung jawab, dan tenggang rasa di antara Anda dengan suami tersayang. Kepercayaan sepatutnya diikuti dengan rasa hormat dan saling menghargai, dimana suami akan merasa bahwa ialah sosok yang diandalkan dan pantas untuk menjadi pemimpin keluarga Anda.