Ternyata Kanker Otak Tidak Bisa Di Picu Oleh Radiasi Ponsel, Berikut Penjelasan Peniliti Dari Australia
Penulis Penulis | Ditayangkan 12 May 2016Banyak orang yang mengkhawatirkan dampak pemakaian telepon selular terhadap kesehatan, terutama akibat dari radiasi gawai tersebut terhadap otak.

Namun ternyata para peneliti mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel dengan kanker otak pada manusia.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Australia itu membandingkan dua database yang direkam dalam rentang waktu 1982 sampai 2012. Dalam basis data itu terdapat lebih dari 19.000 lelaki dan 14.000 perempuan yang menderita kanker di Australia.
Dalam periode sekitar 30 tahun itu, peningkatan terjadinya kanker otak ternyata melambat meskipun adanya peningkatan penggunaan ponsel (81 persen) di seluruh dunia.
Sementara itu, di antara para penderita kanker, data tiga dekade itu menunjukkan bahwa jumlah lelaki yang didiagnosis menderita kanker otak hanya meningkat sedikit. Sementara itu angka penderita kanker otak perempuan tetap stabil.
Namun, data yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Epidemiology mengungkapkan bahwa kanker otak banyak terjadi pada kelompok umur 70 sampai 84 tahun.
Profesor Simon Chapman yang memimpin penelitian ini menambahkan bahwa jika korelasi ini memang benar, itu berarti bahwa periode 30 tahun ini merupakan puncak peningkatan munculnya kanker otak.
Studi itu menganalisis para pengguna ponsel kelas berat. Mereka diasumikan akan berjumlah 2.038 orang yang terkena kanker otak akibat pemakaian ponsel yang amat sering. Namun ternyata hanya 1.435 orang saja yang terjangkit penyakit kanker otak.
![Ternyata Kanker Otak Tidak Bisa Di Picu Oleh Radiasi Ponsel, Berikut Penjelasan Peniliti Dari Australia Ternyata Kanker Otak Tidak Bisa Di Picu Oleh Radiasi Ponsel, Berikut Penjelasan Peniliti Dari Australia]()
Laporan itu kemudian menyimpulkan adanya jumlah penderita kanker otak yang datar saja. Padahal, angka penggunaan ponsel di masyarakat Australia meningkat tajam dari sebesar 9 persen total populasi pada 1993 menjadi 90 persen saat ini.
Memang ada peningkatan kasus kanker otak pada kalangan usia tua, namun hal ini terjadi pada 1982, lima tahun sebelum ponsel masuk ke Australia pada 1987.
BACA JUGA :
"(Peningkatan kasus kanker otak) Kemungkinan besar disebabkan oleh metode diagnosa yang semakin canggih di Australia," kata Chapman seperti dikutip dari Sydney Morning Herald.
Sebuah studi lain beranggapan bahwa kecenderungan kanker yang disebabkan oleh ponsel baru akan memuncak setelah 40 tahun masa jeda (latency/lag).
Kalau benar begitu, Chapman berargumen bahwa peningkatan kasus kanker seharusnya sudah mulai terlihat sekarang. Sebaliknya, angka tersebut malah melandai.
Lalu, mengapa radiasi ponsel tak memicu kanker? Berbeda dari radiasi nuklir yang bersifat mengionisasi (energinya cukup besar untuk menghasilkan ionisasi), Chapman mengatakan bahwa radiasi ponsel tak merusak untaian DNA dalam sel-sel tubuh manusia yang bisa menyebabkan kanker.
"Telepon genggam menghasilkan radiasi non-ionisasi berenergi rendah yang efeknya hanya memanaskan elektron saja," tutur Chapman.
![Ternyata Kanker Otak Tidak Bisa Di Picu Oleh Radiasi Ponsel, Berikut Penjelasan Peniliti Dari Australia Ternyata Kanker Otak Tidak Bisa Di Picu Oleh Radiasi Ponsel, Berikut Penjelasan Peniliti Dari Australia]()
Penelitian sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh University of Bordeaux menunjukkan, orang yang rata-rata menggunakan ponsel lebih dari 15 jam setiap bulannya selama lima tahun, berisiko dua hingga tiga kali lebih besar terkena tumor glioma dan meningioma dibandingkan mereka yang lebih jarang menggunakan ponselnya.
Studi itu telah diterbitkan dua tahun lalu dalam jurnal British Occupational and Environmental Medicine.
Dalam 15 tahun terakhir, sebagian besar penelitian akan bahaya penggunaan ponsel gagal menunjukkan hasil yang konklusif. Walau beberapa studi juga menunjukkan hubungan antara glioma dan penggunaan ponsel secara intensif untuk jangka lama.
"Penelitian kami bagian dari tren tersebut. Tapi hasilnya masih butuh konfirmasi lanjutan," ujar Isabelle Baldi dari University of Bordeaux. Tim Baldi meneliti 253 kasus glioma dan 194 kasus meningioma di empat kotapraja Prancis antara 2004 dan 2006.

Namun ternyata para peneliti mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel dengan kanker otak pada manusia.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Australia itu membandingkan dua database yang direkam dalam rentang waktu 1982 sampai 2012. Dalam basis data itu terdapat lebih dari 19.000 lelaki dan 14.000 perempuan yang menderita kanker di Australia.
Dalam periode sekitar 30 tahun itu, peningkatan terjadinya kanker otak ternyata melambat meskipun adanya peningkatan penggunaan ponsel (81 persen) di seluruh dunia.
Sementara itu, di antara para penderita kanker, data tiga dekade itu menunjukkan bahwa jumlah lelaki yang didiagnosis menderita kanker otak hanya meningkat sedikit. Sementara itu angka penderita kanker otak perempuan tetap stabil.
Namun, data yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Epidemiology mengungkapkan bahwa kanker otak banyak terjadi pada kelompok umur 70 sampai 84 tahun.
Profesor Simon Chapman yang memimpin penelitian ini menambahkan bahwa jika korelasi ini memang benar, itu berarti bahwa periode 30 tahun ini merupakan puncak peningkatan munculnya kanker otak.
Studi itu menganalisis para pengguna ponsel kelas berat. Mereka diasumikan akan berjumlah 2.038 orang yang terkena kanker otak akibat pemakaian ponsel yang amat sering. Namun ternyata hanya 1.435 orang saja yang terjangkit penyakit kanker otak.

Laporan itu kemudian menyimpulkan adanya jumlah penderita kanker otak yang datar saja. Padahal, angka penggunaan ponsel di masyarakat Australia meningkat tajam dari sebesar 9 persen total populasi pada 1993 menjadi 90 persen saat ini.
Memang ada peningkatan kasus kanker otak pada kalangan usia tua, namun hal ini terjadi pada 1982, lima tahun sebelum ponsel masuk ke Australia pada 1987.
BACA JUGA :
- Pengasuh anak yang tega memenggal anak asunya dan di arak keliling kota
- Malam Sya'ban Ala Nabi Muhammad SAW
"(Peningkatan kasus kanker otak) Kemungkinan besar disebabkan oleh metode diagnosa yang semakin canggih di Australia," kata Chapman seperti dikutip dari Sydney Morning Herald.
Sebuah studi lain beranggapan bahwa kecenderungan kanker yang disebabkan oleh ponsel baru akan memuncak setelah 40 tahun masa jeda (latency/lag).
Kalau benar begitu, Chapman berargumen bahwa peningkatan kasus kanker seharusnya sudah mulai terlihat sekarang. Sebaliknya, angka tersebut malah melandai.
Lalu, mengapa radiasi ponsel tak memicu kanker? Berbeda dari radiasi nuklir yang bersifat mengionisasi (energinya cukup besar untuk menghasilkan ionisasi), Chapman mengatakan bahwa radiasi ponsel tak merusak untaian DNA dalam sel-sel tubuh manusia yang bisa menyebabkan kanker.
"Telepon genggam menghasilkan radiasi non-ionisasi berenergi rendah yang efeknya hanya memanaskan elektron saja," tutur Chapman.

Penelitian sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh University of Bordeaux menunjukkan, orang yang rata-rata menggunakan ponsel lebih dari 15 jam setiap bulannya selama lima tahun, berisiko dua hingga tiga kali lebih besar terkena tumor glioma dan meningioma dibandingkan mereka yang lebih jarang menggunakan ponselnya.
Studi itu telah diterbitkan dua tahun lalu dalam jurnal British Occupational and Environmental Medicine.
Dalam 15 tahun terakhir, sebagian besar penelitian akan bahaya penggunaan ponsel gagal menunjukkan hasil yang konklusif. Walau beberapa studi juga menunjukkan hubungan antara glioma dan penggunaan ponsel secara intensif untuk jangka lama.
"Penelitian kami bagian dari tren tersebut. Tapi hasilnya masih butuh konfirmasi lanjutan," ujar Isabelle Baldi dari University of Bordeaux. Tim Baldi meneliti 253 kasus glioma dan 194 kasus meningioma di empat kotapraja Prancis antara 2004 dan 2006.