"Baladil Amin", Ini yang Tidak Dipahami Banyak Orang Terhadap Islam!

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 12 Nov 2018


Gambar diolah dari kumparan.com

PSI akan tolak Perda Agama agar Indonesia tak seperti Suriah...

Salah, benar-benar salah! Ini yang orang belum faham tentang Islam.

"Baladil Amin" yang di ajarkan Rasulullah dalam berbangsa dan bernegara!

Salah satu misi PSI jika terpilih nanti di Pileg 2019 adalah mencegah ketidakadilan dan tindakan diskriminasi di masyarakat.

Hal itu menurut mereka dapat diwujudkan dalam bentuk penolakan perda-perda agama baik injil atau pun syariah.

Ketum PSI Grace Natalie menjelaskan hal tersebut merupakan komitmen awal mereka.

Baginya, ada beberapa perda yang membatasi kebebasan seperti cara berbusana siswa di sekolah tertentu.

"Adanya banyak perda yang arahnya membatasi kebebasan orang, membatasi kebebasan berbusana, memaksa siswa-siswa memakai busana tertentu padahal itu sekolah negeri, " kata Grace kepada wartawan, Senin (12/11), seperti dilansir dari kumparan.com.

Tak hanya itu, menurutnya ada ketidakleluasaan masyarakat dalam beribadah. Khususnya, yang menganut agama minoritas. Sehingga hal tersebut harus selesaikan.

"Ada ketidakleluasaan orang beribadah dan sebagainya dan itu tertuang dalam perda- perda. Atau ada tindakan seperti itu yang tindakannya diam saja. Nah, ini yang kita ingin perangi," jelasnya.

"Karena Indonesia sejak awal beragam. Kalau kita enggak jadi payung dan menjaga keberagamannya ini maka nantinya kita bisa menjadi Suriah, Irak dan semuanya enggak untung," lanjutnya.

Baginya, konflik yang ditimbulkan akibat persoalan tersebut memiliki kepentingan politik sehingga benar-benar harus diatasi.

Lantas benarkah Perda Agama akan merusak persatuan kesatuan, termasuk Islam?


Inilah pemahaman yang sebenarnya salah kaprah.

Agama selalu dikaitkan dengan masalah toleransi dan intoleransi, kehidupan sosial dalam bernegara, interaksi antar umat, serta masalah kearifan lokal. Meskipun ada benarnya, namun masalahnya tak sesederhana itu.

Jika hal ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal, karena opini masyarakat digiring kepada satu kesimpulan, bahwa Agama itu anti keberagaman.

Dampak lainnya adalah munculnya istilah-istilah asing yang sebelumnya belum pernah dikenal sebelumnya. Contohnya semacam Ifundamental, radikal, Aliran Nusantara dan sebagainya.

Padahal seluruh agama pada dasarnya adalah untuk kebaikan bersama.

Dalam islam sendiri, ada konsep rahmatan lil ‘alamin

Artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.

Allah tegaskan hal tersebut dalam firman-Nya, “Dan tidaklah engkau (Muhammad) diutus ke muka bumi ini kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. al-Anbiya: 107).

Inti syari’at Islam adalah maslahat, sebagaimana yang dikatakan oleh  Ibnu ‘Asyur, “Maksud umum dari syari’at secara global maupun terperinci adalah menjaga keberlangsungan maslahat.” (Maqashid as-Syari’ah al-Islamiyah, hlm. 148).

Dalam Bermasyarakat Rasulullah Mengajarkan Konsep "Baladil Amin"  dalam Piagam Madinah 


Salinan Piagam Madinah (imamsonline.com)
Keberadaan konflik dalam kehidupan manusia sudah lama ada. Bahkan, konflik pun terjadi di zaman Rasulullah Muhammad SAW

Untuk mencegah terjadinya konflik berdasar perbedaan identitas baik suku maupun agama, Rasulullah pun membuat sistem hukum tertulis saat tinggal di Madinah.

Hukum itu mengatur hubungan damai antara sesama umat Islam maupun dengan suku dan penganut agama lain.

Sejarah mencatat hukum yang kemudian dikenal dengan 'Piagam Madinah' atau 'Dustur Al Madinah' itu terdiri dari empat bagian.

Keempatnya mengatur hubungan terkait jaminan situasi damai, kewajiban berperang bagi semua penduduk demi membela Madinah, kesetaraan hak dan kewajiban bagi semua orang, serta pembatasan kekuasaan, dan banyak lagi.

Sejatinya, piagam ini hanya konstitusi untuk Madinah sebagai negara yang dijalankan dengan hukum Islam. Tetapi, nilai yang terkandung dalam piagam tersebut sangat universal dan berlaku bagi siapa saja.

Pada zaman Rasulullah, Madinah dihuni oleh pelbagai orang dari pelbagai latar belakang. Di antaranya seperti Yahudi, Nasrani, Persia, dan lain sebagainya. Semua bertemu dan mengikat diri dalam identitas bersama, Madinah.

Dengan basis sosial yang ada, Rasulullah membangun Madinah menjadi kota yang benar-benar bercahaya. Kesejahteraan penduduk tercukupi, hak berusaha dan beribadah dijamin sepenuhnya. Semua perbedaan itu disatukan oleh Rasulullah melalui Piagam Madinah.

Itu semua adalah bukti, bahwa tak ada yang salah dengan perda-perda Agama. Namun yang salah adalah pemahaman kita.
SHARE ARTIKEL