Orangtua Anda Mata Duitan? Begini Cara Menyikapi dan Menghadapinya

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 18 May 2018

Orangtua Anda Mata Duitan? Begini Cara Menyikapi dan Menghadapinya
Foto via wajibbaca.com

Memang terkadang ada orangtua yang menilai anak dan menantunya dari uang saja....

Miskin minggir, kaya disayang....


Bagaimana sikap yang sebaiknya menghadapi orang tua yang terlalu mata duitan... seperti ini..?

Ada sebuah pertanyaan:

Saya mau tanya bagaima sikap yg sebaiknya menghadapi orang tua yg terlalu mata duitan, terkadang saya bingung menghadapi mereka sementara hidup saya dan suami pas-pasan, mana lagi tuk biaya anak2 akhirnya saya putuskan utk tidak menegur mereka walaupun hati saya tidak nyaman.

Jawaban:

Mohon maaf, konsultasi Ibu terlambat kami jawab. Keterlambatan disebabkan karena minimnya informasi yang Ibu sampaikan sehingga perlu atau tidak konsultasi ini untuk dijawab.

Baca juga : "Empat saja kurang, apalagi cuma satu"

Namun demikian karena konsultasi ini sifatnya unik dan merupakan hal yang baru dari konsultasi-konsultasi sebelumnya yang pernah masuk ke email kami, maka kami mempertimbangkan untuk dijawab.

Sayang sekali cerita Ibu sangat singkat perihal perilaku orangtua yang Ibu sebut “terlalu mata duitan”. Ada banyak sekali pertanyaan yang sebenarnya tidak tergambarkan secara jelas dalam konsultasi Ibu sehingga saya menduga-duga apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam hubungan Ibu dengan orangtua.

Seberapa sering orangtua Ibu meminta uang kepada Anda? Digunakan untuk keperluan apa sehingga Ibu harus terus meminta uang kepada Anda? Apakah orangtua hidup dalam kesendirian?

Apakah orangtua Anda memiliki penghasilan sendiri atau ditopang oleh anak-anaknya? Sayang sekali informasi ini tidak ada dalam konsultasi Ibu.

Orangtua meminta uang kepada anaknya adalah hal yang lumrah terjadi, bagi mereka yang hidup dengan adat ketimuran hal ini dianggap sebagai bentuk balas budi kepada orangtua yang telah membesarkannya.

Sehingga anak menjadikan sebuah tanggungjawab kelak untuk merawat orangtuanya ketika ia sudah memiliki penghasilan, mandiri atau sukses.

Hal ini adalah sebuah konsekuensi yang logis karena ternyata sebagian anak masih tergantung pada orangtua ketika ia telah mencapai usia 16 tahun.

Bahkan pada waktu tertentu dimana seharusnya anak sudah bisa terlepas dari orangtua masih memiliki keterikatan dan ketergantungan secara ekonomi, misalnya saja kuliah dengan biaya dari orangtua, kebutuhan sehari-hari masih ditopang oleh kiriman orangtua, bahkan orangtua juga harus andil membiayai pernikahan anaknya.

Baca juga : Sudah Pisah Kok Masih Akrab Sama Suami, Apa Boleh?

Beberapa orangtua kadang berkomunikasi dengan cara yang berbeda, bisa saja “uang” yang dimaksudkan orangtua pada kasus yang sedang Ibu alami sebenarnya adalah “perhatian”.

Kenapa “perhatian” digantikan dengan “uang”? Orang usia lanjut memiliki problem psikologis yang kompleks, sehingga kadang kita kurang peka terhadap hal-hal seperti ini, misalnya saja orang usia lanjut memiliki problem kesehatan yang rentan, problem psikis akibat gangguan demensia dsb, dan tingkat stres yang tinggi akibat rasa kesepian dan ketakutan akan kematian.

Bisa saja hal yang sebenarnya diminta orangtua Ibu tidak lain adalah perhatian kepada Beliau, uang hanya klise saja agar Ibu lebih sering mengunjungi atau memberi perhatian kepada mereka.

Sebenarnya Ibulah yang lebih tahu masalah ini, jadi saya pikir Anda tidaklah perlu menjauhi mereka. Justru ibu perlu lebih sering mengunjungi mereka sesering mungkin.

Bila tidak mampu memberikan uang, Ibu bisa memberikan “jasa” yang tidak bisa dihitung dengan uang sekalipun; menemani dan menghabiskan waktu bersama mereka secara tulus.

Salam, semoga bisa membantu.

SHARE ARTIKEL