Bila Terpaksa Menitipkan Anak Ke Orangtua, Ini yang Wajib Anda Persiapkan

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 17 Apr 2018
Bila Terpaksa Menitipkan Anak Ke Orangtua, Ini yang Wajib Anda Persiapkan
Foto via yabunaya.com

Siapa lagi yang bisa dititipi anak paling aman kalau tidak orangtua atau mertua?

Mendidik dan mengasuh anak membuat setiap orangtua kebingungan, apalagi jika kedua-duanya bekerja, bingung menitipkan anaknya dimana. Solusi paling banyak dilakukan dititipkan pada neneknya

Tapi tahukah anda, dalam hal ini anda tak bisa seenaknya saja

Ini hal yang wajib Anda penuhi...

Nenek alias ortu atau mertua kita adalah orang yang paling saya percaya untuk menitipkan anak saya selama saya bekerja mulai pukul 07.00 – 16.00 (itu jam normal). Saya sampai saat ini masih belum bisa kalo disuruh menitipkan anak pada daycare apalagi ART atau baby sitter.

Baca juga : Panduan Mendidik Anak Bagi Janda, Dijelaskan Rinci dalam Al-Qur'an

Mendengar banyaknya cerita ngeri tentang baby sitter atau ART yang berlaku kriminal kepada anak asuhannya, atau daycare yang dengan mudahnya memberikan obat tidur pada anak-anak yang ditipkan, membuat saya ngilu dan kalo sampai hal ini terjadi pada anak saya, saya tidak akan bisa memaafkan diri saya sampai kapanpun.

Jika saya titipkan sama ibu atau mertua saya setidaknya saya akan merasa lebih tenang selama bekerja, karena saya yakin percaya neneknya memperlakukannya dengan sangat baik.

Inginnya sih walaupun anak saya titipkan kepada ortu/mertua saya tetap menyediakan baby sitter atau ART untuk meladeni anak saya, jadi disini ortu hanya sebagai pengawas.

Tapi karena sampai saat ini kondisinya masih belum memungkinkan untuk menyewa ART jadi terpaksa ortu/mertua saya sendiri yang mengasuh anak saya selagi saya bekerja.

Namun bila kita menitipkan pada neneknya tentunya kita juga tidak bisa seenaknya begitu saja.

Sering kali yang terjadi yang ada karena merasa aman untuk ditipkan kepada neneknya, kita terlalu asyik untuk beraktifitas di luar rumah sampai lupa kalo tanggung jawab utama mengasuh anak kita adalah di tangan kita sendiri yaitu ortunya.

Bayangkan saja kita sudah bertahun-tahun merepotkan ibu untuk mengurus kita, dan sekarang harus kita repotin dengan mengurus anak kita, gratis pula.

Maka dari itu semua harus ada etikanya. Sama ART atau baby sitter saja yang tidak gratis kita memperlakukannya dengan baik dan hati-hati, masa’ ke orang tua sendiri kita seenaknya.

Baca juga : Mencuci Kaki Ibu Lalu Meminumnya, ini Syariat Islam Atau Bukan Sih?

Sebenarnya apa saja sih etika yang harus dipenuhi kalo kita menitipkan anak pada ortu kita?

Menurut sumber yang saya baca ada etika-etika yang harus dipenuhi antara lain:

Awali semua dengan rasa “tidak enak”.

Karena menitipkan anak diawali dengan rasa tidak enak, kita tidak bisa semaunya sendiri menitipkan anak pada orang tua kita. Ingat kita menitipkan itu hanya ketika kita bekerja, selebihnya adalah sepenuhnya tanggung jawab ayah dan ibunya.

Penuhi kebutuhan anak agar tidak membebani ortu kita.

Jangan sampai ketika kita menitipkan anak kita juga membebani orang tua kita untuk memenuhi kebutuhan anak kita. Kita harus lebih teliti dalam mengetahui apa saja yang dibutuhkan anak ketika kita tinggal bekerja seperti susu, popok, baju ganti, mainan anak dan segala macam kebutuhan lain. Dan jangan lupa sediakan uang tunai juga barang kali ada kebutuhan mendadak yang harus dipenuhi saat itu juga.

Berbeda pola asuh dengan ortu?

Soal beda pola asuhan, ya itu risiko kita. Memang sering kali nenek cenderung memanjakan cucunya, namun saya rasa itu adalah hal yang wajar dan tidak ada masalah. Yang terpenting kita tetap konsisten dengan aturan kita kepada anak. Selama kita bisa memanfaatkan waktu bersama anak selama di rumah dengan baik, anak akan tetap dekat dengan kita.

Kalau memang ada yang mengganjal sekali, utarakan dengan hati-hati.

Kita tidak bisa pungkiri jika terkadang ada hal-hal yang kita tidak berkenan yang diterapkan  ortu/mertua pada anak kita. Jika memang hal tersebut sangat mengganjal sekali atau sangat prinsip sekali maka tidak ada salahnya jika kita membicarakan ini pada ortu/mertua kita, namun tetap dengan sangat hati-hati. Jangan sampai membuat ortu/mertua malah tersinggung.

Baca juga : “Jangan takut punya banyak anak, kalau bisa malah punya anak sebanyak-banyaknya,”

Kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah.

Pepatah di atas menunjukkan betapa besar kasih sayang ortu terutama ibu pada anaknya. Walaupun selama puluhan tahun sudah kita repotkan dengan mengurus kita masih saja dengan senang hati mau mengurus anak kita.

Oleh karena itu hendanya kita menunjukkan rasa terima kasih yang sangat besar kepada ortu/mertua kita. Rasa terima kasih itu bisa ditunjukkan dengan hal-hal yang kecil seperti memasak makanan kesukaannya, mengajak jalan-jalan, atau memberikan barang yang sedang diinginkannya.

Walaupun itu semua belum cukup membalas jasa beliau, namun setidaknya kita sudah menunjukkan jika kita sangat bertrima kasih atas jasanya.

Orang tua dan anak, keduanya adalah sama-sama insan yang harus kita jaga dan beri kebahagiaan.

Tidak setahun dua tahun, tapi puluhan tahun dan sampai sekarang kita telah merampas waktu mereka untuk mengurus dan memenuhi kemauan kita.

Jangan sampai karena terlalu sayang pada anak kita mengabaikan perasaan dan lelah tubuh orang tua kita. Tanpa adanya orang tua, kita tidak mungkin ada dan tidak mungkin anak kita lahir di dunia ini.

Anak memang memberikan kebahagiaan luar biasa pada kita, namun tanpa orang tua, kita tidak mungkin dapat merasakan kebahagiaan itu.
SHARE ARTIKEL