Bocah Kecil Ketahuan Mencuri Ayam Hampir Dihakimi Massa, Ibu ini Nekat Selamatkan

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 01 Feb 2018

Bocah Kecil Ketahuan Mencuri Ayam Hampir Dihakimi Massa, Ibu ini Nekat Selamatkan
Foto via feminan.com

Kisah yang membuat setiap pembacanya terispirasi

Seperti yang pepatah katakan, siapa yang menanam kebaikan maka akan tumbuh kebaikan, mungkin ini yang pas menggambarkan kisah ini, seorang anak kecil ketahuan mencuri ayam, massa pun mengeroyok dan menghajar anak kecil itu hingga ketakutan, lalu datanglah seorang ibu sebagai penolong anak itu. 

Inilah sebuah kisah yang menginspirasi banyak orang.

Wang adalah ibuku yang terkenal baik dan ramah di desaku.

Dia selalu dengan tulus menolong siapa pun yang sedang kesulitan.

Memang ibuku tidak berpendidikan, dia hanya tahu kalau membantu orang lain akan membuat kita bahagia.

Baca juga : Jangan Marahi Anak Karena Nilai Jelek, itu Bukan Penentu Kesuksesannya Kelak

Itulah kalimat yang selalu dia ajarkan kepadaku dan aku selalu mengingatnya.

Suatu hari, ibu ke pasar seperti biasa. Ditengah jalan dia melihat banyak orang yang berkerumun dan dia pun ikut melihat-lihat ada apa sebenarnya.

Ditengah kerumunan massa tampak ternyata ada seorang bocah.

Ternyata bocah itu tertangkap basah mencuri ayam.

Sebenarnya, orang yang mencuri ayam di desa ketika itu bukanlah hal sepele.

Saat itu orang-orang hidup miskin, kalau mau makan daging juga harus menunggu induk ayam bertelur dulu.

Terdengar seorang penduduk desa pun berkata :

"Terlalu enak baginya kalau hanya dipukul!”

“Masih kecil bukannya belajar dengan baik, malah maling ayam, serahkan ke polisi saja,” timpal warga desa lainnya.

Para penduduk desa pun kasak-kusuk, sementara anak kecil itu tampak menggigil ketakutan dan diam membisu dikerumuni massa.

Melihat suasana itu, ibu pun menerobos ke dalam kerumunan menghampiri bocah itu.

“Saudara-saudara yang saya hormati, saya minta maaf, anak ini keponakan saya, seorang kerabat jauh, tidak mengerti dengan peraturan desa."

“Dia ikut dengan saya karena di desanya dilanda kelaparan."

"Mungkin karena lapar, sehingga dia melakukan hal yang salah."

"Begini saja, ayamnya saya ganti dengan uang, anggap saja sebagai permintaan maaf saya,” Kata ibu berusaha menjelaskan.

Mendengar penjelasan ibu, perlahan-lahan para penduduk desa pun menjadi tenang.

Seorang penduduk desa berkata:

“Nyonya Wang, saya tidak pernah mendengar kamu punya kerabat jauh.”

“Ayah dan ibu anak ini bernasib malang, meninggal saat dia masih sekecil ini, dan saya juga tidak pernah bercerita tentang kematian orangtuanya,” kata Ibu sambil tersenyum meyakinkan penduduk desa.

Karena penduduk desa tahu betul dengan sosok ibuku, jadi mereka pun tidak menindaklanjuti masalah itu dan massa pun membubarkan diri.

Baca juga : Awas Bun, Jangal Lakukan Kebiasaan ini, Penyebab Bibir Anak Sumbing

Setelah itu, Ibu bertanya kepada si bocah mengapa mencuri ayam.

Ibu baru tahu ternyata bocah itu berasal dari desa tetangga.

Dia dibesarkan oleh neneknya sejak kepergian orangtuanya.

Namun, tak lama setelah neneknya meninggal, dia pun tidak ada yang mengurus dan sering kelaparan sehingga terpaksa melakukan hal itu untuk bertahan hidup.

Karena kasihan dan tidak tega, Ibu kemudian membawa pulang anak itu dan tinggal beberapa hari di rumah.

Supaya tidak mencuri lagi, ibu pun mencarikan pekerjaan untuk anak itu dan memberi sejumlah uang.

Ibu juga menasihati anak itu agar tidak mencuri lagi.

Bocah itu pun berlutut dihadapan ibu sambil meneteskan air mata.

Singkat cerita dua puluh tahun kemudian, dilansir dari EraBaru.com, ayahku meninggal karena sakit.

Tidak hanya itu, kondisi kesehatan ibu juga semakin menurun dari hari ke hari sejak kematian ayah.

Karena butuh biaya yang tidak sedikit untuk menjalani perawatan, kami terpaksa minta bantuan sosial dari masyarakat dan menerbitkannya di media cetak.

Tak disangka keesokan harinya, seseorang justru menyumbang sekitar 250 juta kepada kami.

Saya tertegun ketika melihat sosok orang yang berdiri di depan saya.

Betapa tidak, orang itu adalah anak kecil yang dulu mencuri ayam di desa kami.

Dia mencengkeram tangan ibu dan berkata :

“Bibi, saya banyak belajar berkat pertolongan dan nasihat bibi ketika itu sehingga saya tidak tersesat ke jalan yang salah."

“Meski sudah puluhan tahun, tapi saya selalu mengingat pertolongan bibi ketika itu dan hidup saya sekarang jauh lebih baik."

"Saya akan terus berbuat amal membantu lebih banyak orang yang membutuhkan bantuan sebagaimana yang pernah bibi ajarkan kepada saya.”

Xiao Lung, si bocah yang dulu mencuri ayam dan diselamatkan ibu itu kini sudah sukses sebagai pengusaha.

Mata ibu tampak berkaca-kaca dan meneteskan air mata ketika melihatnya.

Ibu selalu percaya bahwa perbuatan yang baik pasti akan mendapatkan balasan baik.

Dan buah baik yang ditanam pasti akan diberkati pada akhirnya.

Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua.

SHARE ARTIKEL