Sabda Rasulullah: Orang Miskin yang Beriman Akan Masuk Surga Lebih Cepat 500 Tahun

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 13 Nov 2017

Sabda Rasulullah: Orang Miskin yang Beriman Akan Masuk Surga Lebih Cepat 500 Tahun

Masihkan kita takut miskin ?

Yang miskin masuk surga terlebih dahulu ketimbang orang yang kaya, dalam sabda Rasulullah dijelaskan bahwa orang miskin yang beriman masuk surga lebih cepat 500 tahun sebelum orang kaya.

Pertanyaan

Apa benar, orang miskin masuk surga 40 tahun sebelum orang kaya? Dan katanya nabi Sulaiman masuk surga tertunda 40 tahun setelah para nabi. Apa itu benar?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Sebagaimana dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Terdapat hadis dari Muadz secara marfu’ yang menyatakan,

الأنبياء كلهم يدخلون الجنة قبل سليمان بن داود بأربعين عامًا وإن فقراء المسلمين يدخلون الجنة قبل أغنيائهم بأربعين عامًا وإن صالح العبيد يدخلون الجنة قبل الآخرين بأربعين عامًا

Semua para nabi masuk surga 40 tahun sebelum Nabi Sulaiman bin Daud. Dan kaum muslimin yang miskin masuk surga 40 tahun sebelum kaum muslimin yang kaya. Hamba yang sholeh masuk surga 40 tahun sebelum hamba yang lain…

Baca juga : Mayoritas Penghuni Neraka Ialah Wanita, Jika Ingin Jadi Wanita Penghuni Surga Penuhi Ciri-Cirinya

Derajat Hadis:

Hadis ini diriwayatkan at-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir no. 142. Kemudian at-Thabrani memberi keterangan, bahwa sanad hadis ini perawinya secara beruntun hanya satu orang: az-Zuhri à Syuaib à Amr à Harun.

Kata at-Thabrani,

لم يرو هذا الحديث عن الزهري إلا شعيب ولا رواه عن شعيب إلا عمرو ولا رواه عن عمرو إلا هارون، ولا يروى عن رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا بهذا الإسناد

Tidak ada yang meriwayatakan hadis ini dari az-Zuhri selain Syuaib, tidak ada yang meriwayatkan dari Syuaib selain Amr, tidak ada yang meriwayatkan dari Amr selain Harun. Dan tidak ada yang meriwayatkan hadis ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali dengan sanad ini..

Al-Iraqi dalam Takhrij Ihya mengatakan,

“Hadis ini diriwayatkan at-Thabrani, dari jalur Syuaib bin Khalid, yang sendirian meriwayatkan dari az-Zuhri, dan beliau orang Kufah yang tsiqqah.”

Sementara al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid mengomentari hadis ini,

“Diriwayatkan at-Thabrani dari gurunya Ali bin Said ar-Razi, dan beliau layinul hadis (hadisnya lembek). Sementara perawi lainnya tsiqqah, dan ada sebagian perawi yang diperselisihkan ulama.”

Mengutip dari konsultasisyariah, setelah menyebutkan beberapa komentar ulama, tim fatwa Syabakah Islamiyah menyatakan,

ومثل هذا الإسناد أقرب إلى الضعف منه إلى الحسن

“Sanad semacam ini lebih dekat kepada derajat dhaif dari pada derajat hasan.” (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 134422).

Baca juga : MasyaAllah, Ternyata Sakit Demam Bermanfaat Untuk Tubuh Secara Islam dan Medis

Karena itulah, sebagian ulama dengan tegas menolak hadis ini. Diantaranya al-Qurthubi dalam tafsirnya. Pernyataan bahwa Nabi Sulaiman ‘alaihis salam tertunda 40 tahun masuk surga, ini bertentangan dengan firman Allah, yang menceritakan tentang nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada Sulaiman,

هَذَا عَطَاؤُنَا فَامْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍ * وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآبٍ

“Inilah anugerah Kami; silahkan kamu berikan (kepada orang lain) atau kamu simpan (untuk dirimu sendiri) dengan semuanya tanpa hisab. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (QS. Shad: 39 – 40)

Hasan al-Bashri mengatakan,

ما من أحد إلا ولله عليه تبعة في نعمه غير سليمان بن داود عليه السلام فإنه قال: (هذا عطاؤنا .. ) الآية

Setiap kekayaan manusia, Allah berhak untuk menghisab kenikmatan yang dia miliki, kecuali Sulaiman bin Daud ‘alaihis salam. Karena Allah menegaskan, “Inilah anugerah Kami…” (smp akhir ayat)..

Kemudian al-Qurthubi mengatakan,

قلت: وهذا يرد ما روي في الخبر: إن آخر الأنبياء دخولا الجنة سليمان بن داود عليه السلام لمكان ملكه في الدنيا. وفى بعض الأخبار: يدخل الجنة بعد الأنبياء بأربعين خريفا. ذكره صاحب القوت، وهو حديث لا أصل له، لأنه سبحانه إذا كان عطاؤه لا تبعة فيه لأنه من طريق المنة، فكيف يكون آخر الأنبياء دخولا الجنة، وهو سبحانه يقول: (وإن له عندنا لزلفى وحسن مآب)

Ayat ini membantah apa yang disebutkan dalam hadis bahwa nabi terakhir yang masuk surga adalah Sulaiman bin Daud ‘alaihis salam, karena dia menjadi raja dan punya kekayaan di dunia. Dalam riwayat lain, bahwa Sulaiman baru masuk surga 40 tahun setelah para nabi. Dan ini hadis yang tidak ada sanadnya. Karena jika anugrah dari Allah itu dijamin tidak akan dihisab, mengingat itu murni pemberian, maka dengan alasan apa Sulaiman menjadi nabi terakhir yang masuk surga. Sementara Allah telah menegaskan, “sesungguhnya Sulaiman mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.” (Tafsir al-Qurthubi, 15/204).

Baca juga : Tahap-Tahap Perjalanan Kehidupan Sebenarnya Setelah Mati Menurut Penjelasan Islam

Mereka Lebih Dulu Masuk Surga

Hanya saja, di sana terdapat hadis shahih tentang orang miskin masuk surga sebelum orang kaya. Akan tetapi tidak ada hubungannya dengan Sulaiman.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma,

إِنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ يَسْبِقُونَ الأَغْنِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى الْجَنَّةِ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا

“Sesungguhnya kaum muhajirin yang miskin, mereka mendahului masuk surga pada hari kiamat, 40 tahun sebelum orang kaya.” (HR. Ahmad 6735, Muslim 7654, dan Ibnu Hibban 678).

Dalam hadis lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُسْلِمِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِنِصْفِ يَوْمٍ، وَهُوَ خَمْسُ مِائَةِ عَامٍ

“Orang muslim yang miskin akan masuk surga sebelum orang muslim yang kaya dengan selisih setengah hari, yang itu setara dengan 500 tahun.” (HR. Ahmad 8521, Turmudzi 2528, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Dan dua hadis ini tidaklah bertentangan. Al-Qurthubi memahaminya bahwa perbedaan ini kembali kepada perbedaan keadaan orang miskin dan orang kaya yang bersangkutan.

Jika persaingan itu terjadi antar-sesama Muhajirin, selisihnya masuk surga antara miskin dan kaya terpaut 40 tahun. Sementara selain Muhajirin, setengah hari di waktu kiamat, sepadan dengan 500 tahun. (at-Tadzkirah, al-Qurthubi, hlm. 548).

Allahu a’lam

SHARE ARTIKEL