Kisah Inspiratif Kakek-Kakek Asal Indonesia Ketika Di Makkah, MasyaAllah

Penulis Cang Karna | Ditayangkan 24 Sep 2017
Kisah Inspiratif Kakek-Kakek Asal Indonesia Ketika Di Makkah, MasyaAllah


Semangat Ibadah Haji Para Muslim Lansia Indonesia
Kisah Kakek Toip, salah satu jamaah lansia yang memiliki daya juang yang amat tinggi untuk menunaikan ibadah haji, simak kisahnya berikut....

Usia senja tidak menghalangi semangat muslim untuk menjuju Baitullah. Panggilan haji adalah kesempatan terbaik yang diimpikan oleh seluruh muslim di dunia, terkhusus Indonesia yang setiap tahun mengantarkan ribuan jamaah haji yang ingin lebih dekat dengan al-haromain.

Bulan september para jamaah haji dari berbagai kota di Indonesia mulai kembali ke kampung halaman masing-masing. Satu per satu, jemaah turun dari bus dan mulai memasuki ruang SG 2 Asrama Haji Pondok Gede sambil menyalami para petugas dan membawa tas jinjing masing-masing. Tampak dari salah satu bus, sosok renta turun dengan perlahan dari pintu salah satu bus.

Senyum mengembang dari lelaki tua itu. Namanya Toip (86). Matanya tampak berbinar, meski mungkin tubuhnya lelah setelah menempuh perjalanan panjang penerbangan Jeddah -Jakarta. Bahagia. Itu yang nampak dari pancaran mata tuanya.

Seorang petugas PPIH dengan sigap memapah kakek Toip, sambil bertanya, “Tas nya di mana Kek?”. “Tas nya sedang  diambil anak saya neng…,” sahutnya.

Kemudian sambil dituntun petugas, Kakek Toip masuk ke ruangan SG 2.  Sambil menunggu giliran pengambilan koper dan air zam-zam,  sang Kakek duduk di bangku yang sudah disiapkan untuk menunggu sambil menikmati snack dan menyeruput segelas kopi panas yang telah diambilkan untuknya.

Wakil Ketua II PPIH Debarkasi Jakarta, Saiful Mujab yang sedang berkeliling menyapa para jemaah pun berhenti di sisi Toip. “Bapak sehat? Berangkat dengan siapa Pak?,” sapa Saiful dikutip dari Media Ihram Asia.

BACA JUGA : Masya Allah, Pendeta ini Menjadi Muallaf Bersama Istri dan Ketiga Anaknya. Cerita Keislamannya Mengharukan

“Alhamdulillah sehat Pak. Terima kasih,” sahut Toip sambil tersenyum.

Berbincang sejenak dengan Toip, Saiful menanyakan kondisi fisik sang Kakek selama berhaji. “Kemarin sempet di infus semalem,”cerita Toip.

Kakek  yang telah memiliki 5 cucu, 14 cicit dan 1 orang buyut  ini menunaikan ibadah haji bersama dengan anak semata wayangnya, Ipah (65). Menurut Ipah,  Toip terpaksa diinfus karena mengalami dehidrasi ringan akibat kurang minum setelah pelaksanaan lempar jumrah.

“Niatnya emang mau berangkat haji sama Bapak, apalagi ibu saya sudah 17 tahun gak ada,”  tutur Ipah dengan logat Betawi yang kental.

Melanjutkan perbincangan, Kakek Toip dengan terbata pun bercerita, jika saat muda dirinya pernah memiliki kerbau hingga 20 ekor. Sayang,  saat itu dia malah belum berkesempatan menunaikan ibadah haji. Kesempatan berhaji malah baru datang ketika usianya sudah lanjut.

“Ini pertama kalinye neng haji, udah tua. Alhamdulillah  Allah kasih kuat. Enakan mah haji masih muda neng,” cerita Kakek asal Kamal, Jakarta Barat ini.  Untuk berhaji tahun 1438H ini, Toip menunggu sekitar 6 atau 7 tahun sejak pendaftaran.

Meskipun baru diberikan kesempatan berhaji di usia tua, kepada Wakil Ketua II PPIH Toip mengaku  bersyukur. Dia merasa diberian kekuatan Allah SWT untuk dapat melaksanakan ibadah haji.

“Hebat, semangat Bapak bagus. Semoga mabrur ya Pak. Mabrur !!” ujar Saiful Mujab sambil menggenggam erat tangan renta itu sebelum beralih menemui jemaah lainnya. Semoga kita yang muda dan masih sehat juga tetap semangat dalam melakukan segala hal yang baik, terutama dalam hal
SHARE ARTIKEL