Kisah - Kisah Teladan Sahabat Nabi Muhammad SAW

Penulis Rosi N. | Ditayangkan 22 Aug 2017
Kisah - Kisah Teladan Sahabat Nabi Muhammad SAW
Kisah-kisah teladan sahabat nabi / Pic Source : anneahira

Meneladani kisah para Nabi yang memang penuh dengan lika-liku dalam menyampaikan ajaran Islam kepada mereka yang belum mengerti akan agama tersebut.

Sehingga banyak sekali hikmah yang bisa diambil saat ada peristiwa yang dialami oleh para Nabi dan Rasul utusan Allah SWT.

Bukan hanya menjadi cerita anak Islami saja, akan tetapi hal tersebut memang nyata adanya dan diharapkan mampu menambah kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini.

Baca juga : Kisah Nyata, Penggali Kubur yang Tiduri Jenazah Seorang Gadis Hingga Seperti Ini!

Berbicara mengenai kisah teladan Nabi, dari dua puluh lima Nabi dan Rasul yang wajib kita imani, siapa yang tak mengetahui perihal kehidupan mereka?

Pastilah semua umat Islam tahu akan cerita hebat mereka dalam menegakkan agama Islam dan menyelematkan umat-umatnya dari kehancuran.

MasyaAllah, sungguhlah Allah memilih mereka yang memang pantas untuk dipilih sebagai orang-orang yang nantinya menyelamatkan seluruh umat Islam dari perihnya azab dan siksa api neraka.

Salah satunya Nabi Muhammad SAW yang diutus menjadi Nabi akhir zaman untuk menutup semua rangkaian Nabi dan Rasul terdahulu.

Pun menjadikan Al-Qur'an sebagai salah satu mukjizatnya yang hingga kini masih bisa kita lantunkan setiap ayatnya untuk meraih ridha Allah SWT dalam hidup di dunia dan akhirat nanti.

Selain contoh kisah teladan nabi yang telah kita ketahui.

Mulai dari kisah Nabi Adam sebagai awal penciptaan manusia dan ketika Allah SWT mengusir syetan dari surga, lalu cerita Nabi Musa dengan tongkatnya yang membelah lautan.

Pun saat Nabi Nuh membuat bahtera yang besar untuk menampung umatnya dan seluruh makhluk hidup yang ada guna menghindari banjir terbesar di bumi.

Sampai pada akhirnya Nabi Muhammad dengan perintah shalat saat peristiwa isra' mir'raj, sampai penyebaran Islam di Mekkah.

Sungguhlah kejadian-kejadian hebat tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran yang nyata tentang kebaikan hidup dari cerita kisah teladan sahabat nabi tersebut.

Akan tetapi, lepas dari hal tersebut. Bukan hanya kisah Sang Nabi atau pun Rasul saja yang bisa diulas.

Lebih dari itu, mulai dari keluarga, istri, anak, dan juga sahabat para Nabi pun bisa menjadikan diri kita sebagai umat Islam lebih mawas diri.

Ada pun beberapa kisah sahabat nabi yang bisa dibaca dan bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk menambah keimanan kita semua kepada Allah SWT.

Inilah kisah teladan para sahabat Nabi yang penuh hikmah, dimulai dari cerita Zahid ra. yang cukup mengharukan.

Seperti apa cerita lengkapnya? Simak dalam ulasan berikut ini.

Kisah Mengharukan Zahid ra. dan Pernikahannya

Kisah - Kisah Teladan Sahabat Nabi Muhammad SAW
Kisah-kisah teladan sahabat nabi / Pic Source : salamadian

Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid yang berumur 35 tahun namun belum juga menikah.

Dia tinggal di Suffah masjid Madinah. Ketika sedang memperkilat pedangnya tiba-tiba Rasulullah SAW datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup.

Wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah SAW menyapa.

Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahid.

Maksudku kenapa engkau selama ini engkau membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah,” kata Rasulullah SAW.

Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah?

Asal engkau mau, itu urusan yang mudah!” kata Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan sekretarisnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar kepada wanita yang bernama Zulfah binti Said.

Merupakan anak dari seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita.

Akhirnya, surat itu dibawah ke rumah Zahid dan oleh Zahid dibawa kerumah Said.

Karena di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said.

Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia diberikan untukmu saudaraku.”

Said menjawab, “Adalah suatu kehormatan buatku.

Lalu surat itu dibuka dan dibacanya.

Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan atau sekufu yang kaya.

Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?

Zahid menjawab, “Apakah engkau pernah melihat aku berbohong.”

Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, “Wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini. bukankah lebih disuruh masuk?

Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya.

Disaat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata,

Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah..!” dan Zulfah merasa dirinya terhina.

Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”

Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama rasul?

Akhirnya Said berkata, “Ini yang melamarmu adalah perintah Rasulullah.”

Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya,

Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dikawinkan dengan pemuda ini.

Karena ingat firman Allah dalam Al-Quran surat 24 : 51.

Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh/taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 24:51)”

Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang ke angkasa dan baru kali ini merasakan bahagia yang tiada tara dan segera pamit pulang. Sampai di masjid ia bersujud syukur.

Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.

Bagaimana Zahid?

Alhamdulillah diterima ya rasul,” jawab Zahid.

Sudah ada persiapan?

Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa.

Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, Ustman, dan Abdurrahman bi Auf.

Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan.

Dalam kondisi itulah Rasulullah SAW menyerukan umat Islam untuk menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan Islam.

Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?

Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, maka apakah engkau tidak mengerti?”.

Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “Wah kalau begitu perlengkapan kawin ini akan aku jual dan akan kubelikan kuda yang terbagus.

Para sahabat menasehatinya, “Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang?

Zahid menjawab dengan tegas, “Itu tidak mungkin!

Lalu Zahid menyitir ayat sebagai berikut,

Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,

perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya.

Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. 9:24).

Akhirnya Zahid (Aswad) maju ke medan pertempuran dan mati syahid di jalan Allah. Rasulullah berkata,

Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.

Lalu Rasulullah membacakan Al-Quran surat 3 : 169-170 dan 2:154).

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki.

Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka,

dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS 3: 169-170).

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS. 2:154).

Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfah pun berkata,

Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.

MasyaAllah, sungguhlah kisah pengorbanan Zahid yang baru saja memperoleh seorang wanita idaman harus pergi meninggalkannya selama-lamanya karena cintanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sama halnya dengan kesabaran Zulfah yang merelakan kepergian suaminya, dan mendoakan agar mereka bisa bersama di surga Allah SWT nanti.

Kemudian, ada kisah islami dari sahabat Nabi yakni seorang lelaki Anshar yang membuat kagum Rasulullah SAW.

Ada apa gerangan sampai Rasulullah SAW kagum dengan lelaki tersebut dan istrinya? Inilah kisah selengkapnya.

Kisah Lelaki Anshar dengan Suguhan untuk Tamu

Kisah - Kisah Teladan Sahabat Nabi Muhammad SAW
Kisah-kisah teladan sahabat nabi / Pic Source : pxhere

Ada seorang laki-laki yang datang menemui Rasulullah. Ketika bertemu, ia berkata pada Nabi, “Ya Rasulullah saw., saya belum makan.

Rasulullah saw. lalu menyuruh orang lain untuk menemui sebagian istri.

Melalui orang suruhannya, beliau menanyakan pada istri-istri beliau, “Apakah kalian menyimpan sedikit makanan?

Semua istri yang didatangi, hanya mempunyai satu jawaban, “Tidak ada. Demi Zat yang telah mengutus Anda dengan membawa kebenaran, kita hanya punya air.

Rasulullah SAW kemudian berdiri di tengah-tengah sahabatnya.

Beliau pun menawarkan, “Siapa yang akan menjamu orang ini?” Mendengar itu, ada salah seorang lelaki dari kalangan Anshar yang berdiri sembari berkata, “Saya, ya Rasulullah.

Saya akan menjamunya.

Ia lalu buru-buru pulang untuk menemui istrinya.

Sesampainya di rumah, lelaki Anshar ini bertanya pada istrinya, “Ada makanan?” Istrinya menjawab, “Tidak. Yang ada hanya makanan anak-anak kita.

Lelaki itu pun berkata, “Alihkan perhatian mereka dari makanan. Jika mereka ingin makan malam, buat mereka tidur.

Nanti, kalau tamunya datang, taruhlah makanannya dan matikan lampunya, supaya dia mengira kita makan bersamanya.

Dengan begitu, dia tidak merasa kikuk menyantapnya. Sekarang, taruh saja makanan itu di tempat tamu itu.

Setibanya tamu itu, ia duduk sejenak kemudian menyantap makanannya. Keesokan harinya, pada saat salat subuh, lelaki Anshar yang sudah menjamu tamunya semalam pergi ke masjid.

Sesampainya di masjid, Rasulullah saw. berkata padanya, “Allah kagum sekali dengan apa yang kalian berdua (kamu dan istrimu) lakukan pada tamu kalian semalam.” (HR Bukhari).

Sudahkah kita menyisihkan harta kita hari ini untuk bersedekah?

Bukan hanya untuk mereka yang kaya saja, namun ketika kita tak punya apa-apa, sedekah bisa menjadi jalan untuk ridha Allah SWt sampai kepada kita.

Semoga kisah tersebut bisa menjadikan diri kita sebagai pribadi yang peka terhadap lingkungan sekitar.

Juga membuat hati kita lembut untuk bisa menyisihkan sebagai harta demi kebaikan mereka yang pantas mendapatkannya.

Selain dua kisah sahabat Nabi yang menginspirasi tersebut, ada sebuah kisah tentang sahabat Nabi yang celaka akibat sikapnya sendiri.

Bagaimana mungkin seorang yang dekat dengan Nabi bisa sampai seperti itu?

Untuk itulah, bukan dongeng islami semata namun memang benar adanya. Inilah kisah sahabat Nabi yang celaka karena ulahnya sendiri.

Kisah Tsa’labah yang Lupa Segalanya Akibat Harta

Kisah - Kisah Teladan Sahabat Nabi Muhammad SAW
Kisah-kisah teladan sahabat nabi / Pic Source : scaryforkids

Pada masa Rasulullah ada seorang sahabat bernama Tsa’labah Bin Hatib. Dia merupakan sahabat yang tergolong miskin.

Saking miskinnya, dia hanya memiliki sehelai kain yang digunakan bergantian bersama istrinya.

Suatu hari selesai salat bersama Rasulullah di masjid, Tsa’labah tergesa-gesa pergi tanpa berdoa. Lalu dia ditegur Rasulullah.

Ya Rasul, saya hanya punya sehelai kain. Setelah saya selesai salat, istri saya di rumah sedang menunggu kain ini untuk digunakannya salat.

Doakan saya ya Rasul agar Allah memberi rezeki harta kepada saya,” ucap Tsa’labah kepada Rasul, yang setiap waktu datang ke masjid untuk salat berjamaah.

Sedikit tapi engkau syukuri lebih baik daripada banyak tapi kamu tidak kuat menerimanya,” sabda Nabi kepadanya.

Di lain waktu, Tsa’labah memberanikan diri untuk didoakan Nabi untuk kedua kalinya. Namun Nabi lagi-lagi menolak.

Tsa’labah kemudian datang kali ketiga, dan meminta Nabi mendoakannya agar diberikan rezeqi harta.

Demi Allah yang telah mengutus-Mu, jika aku diberikan rezeqi akan aku berikan kepada siapa saja yang berhak menerimanya (zakat),” kata Tsa’labah.

Nabi pun kemudian berdoa kepada Allah agar sahabat-Nya itu diberi rezeqi harta oleh Allah.

Mula-mula Tsa’labah diberi seekor kambing oleh Nabi, dan kemudian dipelihara.

Kambing itu berkembang biak, sehingga Tsa’labah memiliki banyak sekali kambing untuk diternak.

Bahkan, saking banyaknya, dia harus menjauh dari Madinah, untuk menggembalakan kambing-kambingnya.

Tsa’labah yang dulu selalu datang ke masjid untuk salat berjamaah, kini hanya sempat menunaikan salat Jumat sepekan sekali saat pulang ke madinah.

Kambing yang semakin banyak, membuatnya bahkan suatu ketika tak bisa ke masjid untuk salat meski sepekan sekali.

Suatu ketika, Nabi teringat dengan Tsa’labah. Dia menanyakan kepada sahabat yang lain perihal Tsa’labah yang tak pernah datang ke masjid.

Mendengar cerita dari para sahabat, Nabi bersabda,”Celaka Tsa’labah.

Suatu hari Nabi mengutus dua orang untuk datang kepada Tsa’labah. Mereka diutus untuk meminta zakat harta yang dimiliki Tsa’labah.

Setelah menerima surat yang dibawa dua utusan itu dari Nabi, Tsa’labah membacanya.

Ini semacam pajak ya. Nanti saya akan pikir-pikir dulu,” ujar Tsa’labah yang kemudian meminta dua utusan itu pulang tanpa diberikan apapun.

Mendapat laporan dari dua utusan, Nabi kemudian bersabda, “Celakalah Tsa’labah untuk kedua kalinya.” Allah kemudian berfirman menurunkan ayat Taubat, terkait peristiwa tersebut.

Ketika Nabi membacakan wahyu yang diturunkan Allah tersebut, ada seorang kerabat Tsa’labah yang mendengarnya.

Baca juga : Ilmuwan Ungkapkan Bukti Ilmiah, Kemampuan Nabi Musa Membelah Laut Merah

Dia pun memberitahukan kepada Tsa’labah. Tak berselang lama, sahabat yang dulu selalu bersalat jamaah dengan Nabi di masjid itu kemudian datang dengan membawa sedekah hartanya.

Namun, Nabi menolah menerima zakat yang diberikan Tsa’labah karena dilarang oleh Allah. Tsa’labah kemudian datang kepada Abu Bakar, Umar, dan Utsman, namun mereka juga menolaknya.

Tsa’labah meninggal pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman.

Subhanaallah, jangan sampai ketika kita nanti diberikan rezeki yang melimpah oleh Allah SWT akan lupa kepada kewajiban yang harus kita lakukan.

Semoga kisah teladan Nabi dan sahabatnya tersebut bisa membuat kita mengerti sekali lagi akan artinya hidup.

Sehingga boleh saja berusaha untuk dunia, namun akhirat jangan sampai terlupa. Penuhi hari dengan kebaikan dan amalan yang berguna agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik setiap waktunya.
SHARE ARTIKEL