Setuju? Nggak Harus Nunggu Mapan Untuk Menikah, Berjuang Dengan Anak Istri Jauh Lebih Indah

Penulis Penulis | Ditayangkan 17 Feb 2017
Setuju? Nggak Harus Nunggu Mapan Untuk Menikah, Berjuang Dengan Anak Istri Jauh Lebih Indah

Adakalanya kita harus sadar, saya juga tidak pernah tahu konsep kemapanan manusia dilihat darimana. Namun yang jelas, mapan dalam hal ini yang banyak dipahami oleh masyarakat adalah mapan harta didunia, apa yang dibutuhkan dan diinginkan terpenuhi.

Dari segi ini, dapat saya terangkan titik ukur kemapanan itu juga berbeda-beda.

Bisa saja saya dengan Anda sama untuk hari ini, namun hari kemudia siapapun tidak akan pernah tahu.

Jangan menikah sebelum mapan. Sebenarnya saya kurang sependapat dengan pernyataan tersebut. Seringkali banyak faktor yang memengaruhi, diantaranya: karena masih belum mendapat pekerjaan, masih belum punya rumah, masih belum dapat ijin sama orang tua dan makin banyak hal lain yang dengan alasan dan jawaban yang berbeda.

Menikah adalah tanggungjawab, menikah adalah pengorbanan. Tanggungjawab untuk menjadi ayah dan tanggungjawab untuk menjadi istri. Oleh karena itu, saya wajar-wajar saja jika ada beberapa yang masih dengan alasannya menyatakan bahwa mereka belum siap.

 Namun jika alasan belum siapnya karena masih belum mapan, bagi saya itu adalah yang perlu dibenahi konsep pemikiran yang demikian.

Status saya yang belum menikah, memang jelas untuk ditanya menjadi ayah yang baik bagaimana dan seperti apa, tentu saya tak bisa menjawab.

Mungkin jawabannya ditunda dulu setelah menikah. Jadi konsep saya tentang judul diatas adalah, bahwasanya menikah tak harus menunggu kaya harta.

Mapan kan masih bisa diperjuangkan? Apalagi dalam rangka menuju kemapanan tersebut bisa sama-sama berjuang dengan istri dan anak, insyaAllah hasilnya akan barokah. InsyaAllah rejeki akan lancar jika sama-sama berjuang dijalan Allah dan tentu dalam niat yang baik pula.
SHARE ARTIKEL