Jangan Sampai Salah, Serangan Jantung atau Henti Jantung

Penulis Cang Karna | Ditayangkan 07 Nov 2016

Jangan Sampai Salah, Serangan Jantung atau Henti Jantung

Penyakit jantung memiliki ragam dan jenis yang sangat sulit untuk dibedakan seperti serangan jantung dan henti jantung. 

Untuk itu, perlu dipahami beberapa perbedaannya melalui sinyal-sinyal yang diberikan tubuh.

Baca Juga Hina Jokowi, Ahmad Dhani Dilaporkan Ke Polda

Serangan jantung terjadi saat aliran darah menuju jantung menjadi terbatas. 

Biasanya, disebabkan oleh penyakit jantung koroner, di mana plak yang menumpuk di pembuluh darah arteri, menjadi sumber aliran darah yang terhambat.

Beberapa tanda gejala saat tubuh terindikasi mengalami serangan jantung, mencakup rasa sakit atau tidak nyaman di perut bagian bawah, dada, lengan, bahu, atau rahang. 

Selain itu, adanya detak jantung yang abnormal, rasa lelah dan sakit kepala yang berlebihan, keringat dingin, muntah dan mual, serta napas pendek.

Karena itu, seperti dilansir dari laman prevention, untuk kasus henti jantung yang terjadi secara tiba-tiba, terjadi saat jantung berhenti berdetak akibat darah yang berhenti mengalir ke otak dan organ lainnya. 

Biasanya, penyebab hal ini yaitu adanya sistem listrik di jantung yang terganggu sehingga detak jantung menjadi tidak biasa.

Hal yang berbahaya dari kasus ini, yakni henti jantung dapat pula terjadi usai adanya serangan jantung pada tubuh, sebab serangan jantung meningkatkan risiko terjadinya henti pada jantung. 

Tanpa adanya penanganan cepat dalam waktu delapan hingga 10 menit, kasus ini bisa sebabkan kematian di tempat.

Oleh sebab itu, cara cepat untuk mengetahui seseorang mengalami henti jantung, dilihat dari lima gejala penting. 

Tanda gejalanya mencakup mata yang melihat ke atas, tidak sadarkan diri, tidak ada napas, tubuhnya menjadi biru dan tidak ada nadi.

Segera lakukan teknik pompa jantung saat menghadapi kasus seperti ini, sekaligus menghubungi ambulans.

SHARE ARTIKEL