"Ayah, Aku Merindukanmu" Bikin Terenyuh

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 06 Nov 2016


Seorang anak memang tak akan lepas dari sosok kedua orangtuanya. Bagaimanapun itu, perilaku orangtuanya, seorang anak pasti akan lekat sekali teringat di pikiran dan sedikit banyak akan tergambar ke dalam perilakunya.

Bagaimanapun keadaan orangtua kita, hormatilah. Bukan karena kita sekarang sudah sukses, kemudian malu dengan kondisi mereka. Atau karena mereka berperilaku tak baik, maka kita sebagai anaklah yang harus mengingatkan. Seperti kisah berikut ini, seorang anak yang mengalami kerinduan berat pada ayahnya. Dikutip dari idntimes, kisah pilu gadis ini, rindu dan menyesal tak menghabiskan waktu lebih banyak bersama ayahnya.

Ayah, tidak terasa tujuh tahun sudah kenangan sunyi ini berlalu menembus hatiku. Hari ini, tujuh tahun yang lalu adalah hari terakhir saya melihatmu. Dan hari ini, tujuh tahun yang lalu, adalah hari pertama saya belajar untuk tidak melihatmu. Saya begitu sangat merindukanmu sampai-sampai saya ingin sekali kembali kemasa lalu hanya sekedar untuk melihatmu dari jauh. Saya ingin menarikmu keluar dari mimpiku dan membawamu kembali kesini.



Ayah, saya ingin merasakan lagi kedua tanganmu yang kuat ketika mendekapku disela-sela dadamu yang hangat. Saya ingin menyusuri kembali jejak kakimu yang menuntunku ke sekolah pada masa itu. Saya ingin melihat kembali tatapan kedua matamu yang tidak pernah lelah karena bekerja siang malam untuk mencukupkan kebutuhanku.

Ayah, saya ingin lebih menyadari lagi bahwa betapa kau sangat mencintaiku. Betapa kau sangat mengasihiku. Namun, tidak pernah sekali pun saya berterima kasih untuk semuanya itu. Saya belum sempat menjadi anak yang baik. Saya telah membuang begitu banyak moment yang ingin kau ukir bersamaku. Saya telah menyia-nyiakan waktu yang Tuhan sudah berikan kepadaku yang ternyata begitu singkat. Saya tidak lebih dari seorang gadis kecil yang manja dan nakal yang selalu merepotkanmu.



Ayah, kau memang tidak akan pernah datang lagi untuk mendekapku, menuntunku ke sekolah atau pun hanya sekedar menemaniku bermain di taman dekat rumah kita. Namun, saya masih bisa melihat wajahmu disetiap orang yang kutemui. Saya masih bisa mendengar suaramu disetiap orang yang menemuiku. Bahkan lebih dari itu, saya masih bisa merasakan aliran darahmu tersenyum didalam aliran darahku.



Ayah, kau tidak pernah pergi. Kau tetap hidup disetiap ukiran senyumanku, disepanjang perjalanan nafasku dan juga disetiap nasehatmu yang terus bertumbuh dalam hatiku. Sekalipun saya telah terhapus dari memorimu, namun masih ada Tuhan yang akan menceritakan kepada Ayah tentang semua peristiwa yang pernah diizinkanNya terjadi di rumah kecil kita.



Selamanya Ayah akan hidup. Sampai kapan pun Ayah akan tersimpan rapih disini, di dasar hatiku yang paling dalam. Karena Ayah adalah salah satu hal terbaik yang pernah hadir di rumah.

Karena itu selama sosok Ayah kita masih berada di dunia ini. Luangkan waktu bersama dan berikan sedikit waktu kita untuk kebahagian mereka. Karena hanya itu yang kita bisa.
SHARE ARTIKEL