Ojek Palang, Transportasi Umum Yang Bisa Angkut 12 Orang di Jalan Terjal Sekalipun

Penulis Cang Karna | Ditayangkan 24 Oct 2016

Ojek Palang, Transportasi Umum Yang Bisa Angkut 12 Orang di Jalan Terjal Sekalipun

Dengan adanya kendaraan ini pastinya tak akan menyaingi keberadaan ojek online yang sedang ramai digandrungi warga Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Namun keberadaan ojek yang biasa disebut "ojek palang" ini, cukup membantu bagi masyarakat, baik pengguna maupun pemilik. Bahkan saking uniknya, ojek palang bisa mengangkut penumpang hingga 12 orang.

Di Kawasan Tasikmalaya Selatan, Jawa Barat, tepatnya di Ciandum, Cipatujah, kini tengah menjamur ojek palang.

Jika sepeda motor lazimnya digunakan untuk dua orang, namun ojek palang bisa ditumpangi lebih dari sepuluh orang. Transportasi umum dari sepeda motor tersebut biasa digunakan di daerah pegunungan. Selain dijadikan mengangkut barang, juga kerap membawa kayu gelondongan dari hutan ke perkampungan.

BACA JUGA : Hot News: Terjadi Ledakan di gerai Pizza PHD Bekasi, Puing Bangunan Terhempas hingga 30 Meter

Istilah ojek palang bagi warga Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, terutama Desa Ciandum, bukan merupakan hal yang asing. Bagi mereka, sarana transportasi unik ini sudah menjadi sebuah kebutuhan.

Hampir semua pemuda di kawasan ini berprofesi sebagai tukang ojek palang. Bagi mereka ojek palang merupakan solusi untuk mencari uang, meski kendaraan tersebut tidak laik beroperasi di jalanan.

Tantan Mulyana adalah salah seorang pemuda yang sudah lama jadi tukang ojek palang. Dia yang warga Kampung Kulur, Ciandum, Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya ini sudah 8 tahun menjalani profesinya sebagai tukang ojek palang.

Setiap hari, Tantan Mulyana harus berjibaku dengan medan terjal, beban angkutan yang sangat berat serta menantang maut. Pria yang dikenal hobi adventure ini dengan penuh tanggung jawab membawa kayu gelondongan dan kayu balok sesuai pemesan.

Sebelum berangkat, Tantan Mulyana memastikan motornya dalam kondisi baik. Jika langit cukup cerah dia tidak terlalu khawatir. Namun jika cuaca mendung Tantan Mulyana akan melilitkan rantai di kedua ban motornya, agar roda lebih mencengkram tanah dan tidak terjadi selip.

“Memeriksa sepeda motor jika hendak berangkat menjadi kewajiban saya. Karena hal tersebut guna menjaga keselamatan dalam perjalanan,” kata Tantan dilansir dari Pojoksatu.

Sepintas mungkin tidak akan percaya, jika puluhan kubik balok kayu akan diangkut Tantan Mulyana menggunakan ojek palang. Bersama rekan seprofesinya, dia memacu sepeda motor menyusuri hutan, perbukitan dan jalan setapak.

Tidak jarang medan yang harus ditempuhnya curam dan terjal, namun hal ini dia anggap sebagai resiko dalam bekerja.

Ojek palang ini sudah ada sejak empat puluh tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun tujuh puluhan. Pencetusnya adalah seorang pendatang asal pulau Sumatera yang merakit sepeda motor jadi angkutan barang.

Ojek palang saat ini dijadikan juga sebagai sarana transportasi umum. Dengan tambahan palang kayu di motornya, ojek palang mengangkut lebih dari sepuluh orang penumpang. Diperlukan keahlian lebih untuk mengangkut sepuluh penumpang dengan melewati medan berbatu dan jalan setapak yang curam serta tikungan tajam.
SHARE ARTIKEL