Doa Iftitah NU dan Iftitah Muhammadiyah

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 09 Oct 2019

Doa Iftitah NU dan Iftitah Muhammadiyah

Ilustrasi doa iftitah - Image from kalem.id

Tata cara shalat salah satunya adalah membaca doa iftitah, yang mana doa ini dibaca setelah takbiratul ihram, yakni pada takbiratul ihram pertama dalam shalat, dan sebelum membaca surat Al fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah adalah sunnah, hal ini sesuai hadits dari Abu Hurairah berikut :

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره

Artinya : “Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa istiftah)” (Muttafaqun ‘alaih)

Lalu, jika hukumnya sunnah, apa boleh jika melaksanakan sholat fardhu tanpa bacaan iftitah? Temukan jawabannya di : Apa Boleh Sholat Fardhu Tak Membaca Do'a Iftitah?? Sah kah Sholatnya??

Doa iftitah ada bermacam-macam, contohnya seperti yang diriwayatkan Muslim. Selain itu seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa di negara kita sendiri yakni Indonesia ada banyak sekali aliran agama Islam. Namun organisasi terbesar yang ada di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Berikut akan kita bahas mengenai doa iftitah NU dan doa iftitah versi muhammadiyah. 

Doa Iftitah Riwayat Muslim

Sebelum masuk ke doa iftitah NU dan do a iftitah muhammadiyah, kita akan membahas mengenai doa iftitah riwayat muslim terlebih dahulu. Adapun lafadz doa iftitah riwayat muslim adalah sebagai berikut :

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allaahu akbar kabiiraa wal-hamdu lillaahi katsiiraa wa subhaanallaahi bukrataw wa ashiilaa.

Artinya : “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang” (HR. Muslim 2/99)

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, ia berkata: 

بينما نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل من القوم: … فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عجبت لها! فتحت لها أبواب السماء “. قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك

Artinya : “Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada seorang lelaki yang berdoa istiftah: (lalu disebutkan doa di atas). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit‘. Ibnu Umar pun berkata:’Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian”.

Doa Iftitah Nahdlatul Ulama (NU)

Doa iftitah NU mempunyai bacaan yang lebih panjang dari doa iftitah riwayat muslim dan juga bacaan doa iftitah muhammadiyah. Berikut lafadz doa iftitah Nahdlatul Ulama (NU) :

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّىْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-wa’ashiila. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina.

Artinya : "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)".

Baca Juga : Keajaiban Doa Iftitah Untuk Membuka Pintu Langit

Bacaan Iftitah Muhammadiyah

Pada dasarnya, doa iftitah muhammadiyah dikatakan untuk golongan muhammadiyah karena doa ini kebanyakan dibaca oleh jamaah dari golongan tersebut. Doa ini diawali dengan kalimat Allahumma ba’id baini yang artinya “Ya Allah, jauhkanlah aku dari", namun bukan berarti golongan orang Nahdlatul Ulama atau NU tidak boleh menggunakan bacaan tersebut.

Berikut lafadz iftitah muhammadiyah :

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

Doa iftitah muhammadiyah latin :
Allaahumma baa‘id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa‘adta bainal-masyriqi wal-maghrib.
Allaahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqats- tsaubul-abyadhu minad-danas.
Allaahummaghsilnii min khathaayaaya bil-maa’i wats-tsalji wal-barad.


Artinya : “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin”.

Kita boleh membaca doa iftitah mana saja diantara doa-doa iftitah diatas, tergantung dengan kepercayaan masing-masing. Karena sejatinya kita memiliki niat yang sama yakni semata-mata beribadah kepada Allah SWT.

Demikian artikel mengenai doa iftitah NU dan doa iftitah muhammadiyah ini. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL