Anak Dikursuskan Bahasa Asing, dengan Orang Tua Malah Bahasa Tarsan

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 20 Apr 2020

Anak Dikursuskan Bahasa Asing, dengan Orang Tua Malah Bahasa Tarsan

Anak tidak sopan pada orangtua - Image from hafizfansclub.com

Adab dulu baru ilmu!!

Karir dan bisnis jika gagal bisa diulang, tetapi mendidik anak kalau gagal???

Baca Juga: Orangtua Harus Sadar, ini Sebab Anak Jadi Durhaka

Agak miris membaca kegiatan anak-anak di zaman ini, terutama di perkotaan dengan tuntunan kehidupan dunia. 

Anak-anak.yang seharusnya merupakan masa indah bermain-main sambil belajar, dibebani dengan berbagai macam pelajaran. 

Beberapa sekolah dasar kelas-kelas awal menerapkan pelajaran full-day, anak-anak dibebankan belajar dari pagi-sampai sore.

Usia bermain dibebankan belajar yang banyak

Belum lagi kursus berbagai macam bahasa, mulai bahasa Inggris, bahasa jepang dan bahasa german baik sore atau malam harinya. 

Waktu yang sangat padat ini membuat mereka sedikit komunikasi dengan orang tua. 

Kurang baiknya adalah komunikasi dengan orang tua jadi seadanya saja, tidak ada komunikasi yang baik dengan orang tua dan tentu pengajaran adab dan akhlak jadi.berkurang karena fokus kepada ilmu saja.

Adab dahulu baru ilmu

Ya, usia anak yang masih kecil lebih baik ditekankan kepada adab dan akhlak daripada ilmu. Inilah ajaran Islam yang diterapkan oleh ulama kita.

Ibu Imam Malik rahimahullahu, sangat paham hal ini dalam mendidik anaknya, beliau sangat memperhatikan keadaan putranya saat hendak pergi belajar.

Imam Malik rahimahullahu mengisahkan,

ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ: ﻗﻠﺖ ﻷﻣﻲ: ” ﺃﺫﻫﺐ، ﻓﺄﻛﺘﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ؟ “ ، ﻓﻘﺎﻟﺖ: ” ﺗﻌﺎﻝ، ﻓﺎﻟﺒﺲ ﺛﻴﺎﺏ ﺍﻟﻌﻠﻢ “ ، ﻓﺄﻟﺒﺴﺘﻨﻲ ﻣﺴﻤﺮﺓ، ﻭﻭﺿﻌﺖ ﺍﻟﻄﻮﻳﻠﺔ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻲ، ﻭﻋﻤﻤﺘﻨﻲ ﻓﻮﻗﻬﺎ، ﺛﻢ ﻗﺎﻟﺖ” : ﺍﺫﻫﺐ، ﻓﺎﻛﺘﺐ ﺍﻵﻥ “ ، ﻭﻛﺎﻧﺖ ﺗﻘﻮﻝ: ” ﺍﺫﻫﺐ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻴﻌﺔ، ﻓﺘﻌﻠًّﻢْ ﻣﻦ ﺃﺩﺑﻪ ﻗﺒﻞ ﻋﻠﻤﻪ

Artinya: “Aku berkata kepada ibuku, ‘Aku akan pergi untuk belajar.’ Ibuku berkata, ‘Kemarilah!, Pakailah pakaian ilmu!’ Lalu ibuku memakaikan aku mismarah (suatu jenis pakaian) dan meletakkan peci di kepalaku, kemudian memakaikan sorban di atas peci itu. Setelah itu dia berpesan, ‘Sekarang, pergilah untuk belajar!’ Dia juga pernah mengatakan, ‘Pergilah kepada Rabi’ah (guru Imam Malik)! Pelajarilah adabnya sebelum engkau pelajari ilmunya!’.” (‘Audatul Hijaab 2/207, Dar Ibul Jauzi, Koiro, cet. Ke-1, 1426 H, Asy-Syamilah)

Adz-Dzahabi rahimahullahu berkata,

ﻛﺎﻥ ﻳﺠﺘﻤﻊ ﻓﻲ ﻣﺠﻠﺲ ﺃﺣﻤﺪ ﺯﻫﺎﺀ ﺧﻤﺴﺔ ﺁﻻﻑ – ﺃﻭ ﻳﺰﻳﺪﻭﻥ ﻧﺤﻮ ﺧﻤﺲ ﻣﺎﺋﺔ – ﻳﻜﺘﺒﻮﻥ، ﻭﺍﻟﺒﺎﻗﻮﻥ ﻳﺘﻌﻠﻤﻮﻥ ﻣﻨﻪ  ﺣﺴﻦ ﺍﻷﺩﺏ ﻭﺍﻟﺴﻤﺖ

Artinya: “Yang menghadiri majelis Imam Ahmad ada sekitar 5000 orang atau lebih. 500 orang menulis [pelajaran] sedangkan sisanya HANYA mengambil contoh keluhuran adab dan kepribadiannya.” (Siyaru A’lamin Nubala’ 21/373, Mu’assasah Risalah, Asy-syamilah)

Baca Juga: Anak Nakal, Suami Jangan Hanya Salahkan Istri

Pentingnya akhlak dan adab

Akhlak mulia merupakan amalan yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Iringilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan hadist ini,

“Barangsiapa bertakwa kepada Alloh, merealisasikan ketakwaannya dan berakhlak kepada manusia -sesuai dengan perbedaan tingkatan mereka- dengan akhlak yang baik, maka ia mendapatkan kebaikan seluruhnya, karena ia menunaikan hak hak Alloh dan Hamba-Nya." (Bahjatu Qulubil Abror hal 62, cetakan pertama, Darul Kutubil ‘ilmiyah)

Demikian juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, 

أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ

Artinya: ”Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Maajah dan Al-Haakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)

Jadi sekali lagi wahai orang tua, jangan hanya menyibukkan anak-anak Anda dengan berbagai macam kursus.

Perbanyaklah komunikasi dengan mereka, ajaklah mereka berbincang-bincang, dengarkan cerita mereka, beri mereka petuah-petuah bijak.

Demikian semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL