soedirman via akupaham.com
Sudah sepantasnya kita menghargai jasa para pahlawan yang dengan susah payah meraih kemerdekaan.
Kali ini wajibbaca.com akan membagikan kisah Jenderal Soedirman yang bisa menjadi inspirasi kita semua. Yuk simak kisahnya pada artikel ini.
Indonesia memiliki salah satu
jenderal perang terbaik sepanjang sejarah. Ia adalah Jenderal
Soedirman yang bahkan Presiden Soekarno pun sangat menghormatinya. Bahkan dijadikan tangan kanannya dalam berjuang menyelamatkan negeri ini dari
Belanda yang ingin kembali menjajah dibantu dengan para tentara sekutu. Jenderal
Soedirman berjuang mati-matian untuk membuat
Indonesia terus merdeka dan diakui dunia internasional.
Mari sejenak mengenal dan mengenang kembali sosok berjasa yang ada di Indonesia ini. Tanpa beliau, Indonesia akan terpuruk dan kembali lagi ke pangkuan
Belanda. Meski merdeka di tahun 1945, Belanda masing “ngotot” ingin menguasai
Indonesia. Dan inilah kisah kehidupan dan perjuangan Jenderal
Soedirman yang termahsyur itu.
Pemuda Cerdas yang Hidup Jauh dari Orang Tua
Sejak lahir Jenderal
Soedirman tidak hidup dengan kedua orang tuanya. Ia hidup dengan saudara dari ibunya yang bernama
Raden Cokrosunaryo yang saat itu jadi camat. Jenderal
Soedirman pun mendapatkan
gelar raden karena dianggap sebagai anak sendiri oleh
Cokrosunaryo. Sejak kecil, ia dididik dengan sangat baik oleh orang tua angkatnya itu. Ia disekolahkan hingga menjadi pemuda yang sangat cerdas.
Dari kecil hingga berumur 18 tahun,
Jenderal Soedirman tidak pernah diberitahu siapa orang tua aslinya. Ia hanya tahu jika
Cokrosunaryo adalah ayah yang menyayanginya dengan tulus. Setelah mengetahui fakta ini,
Jenderal Soedirman akhirnya diperkenankan untuk hidup lagi dengan keluarganya meski pada akhirnya ia lebih aktif dalam belajar setelah sang ayah asli meninggal dunia.
Seorang yang Taat dengan Nasionalisme yang Tinggi
Sejak kecil, Jenderal
Soedirman sering diajarkan tentang
ketaatan pada agama. Ia selalu mengerjakan salat tepat waktu. Bahkan sering dijuluki sebagai
“haji” oleh teman-temannya yang bersekolah di
sekolah pribumi (hollandsch inlandsche school). Ketaatan ini terus meningkat seiring dengan pengetahuan baru dan juga bimbingan dari guru-gurunya.
Selama sekolah, Jenderal
Soedirman banyak diajarkan tentang apa itu
arti sebuah nasionalisme. Dari sini lah terpupuk rasa nasionalismenya yang sangat tinggi. Ia jadi pemuda yang mau berjuang untuk negeri ini. Bahkan ia rela melakukan apa semampunya untuk membuat perubahan yang cukup besar.
Menjadi Guru yang Tangguh dan Menyebarkan Semangat Berjuang
ilustrasi jenderal soedirman via mustprast.wordpress.com
Pada tahun kedelapan bersekolah,
Jenderal Soedirman akhirnya melanjutkan pendidikan ke
Wirotomo. Di sekolah inilah pandangannya tentang penjajahan meningkat dengan tajam.
Jenderal Soedirman banyak mempelajari hal-hal baru mulai dari sains, matematika, hingga Bahasa Indonesia dan Belanda yang diucapkan dengan sangat lancar.
Saat berusia 19 tahun, ia mulai mengajar di
Wirotomo meski akhirnya harus melanjutkan kuliah ke
Kweekschool.
Sayangnya, masa kuliah
Jenderal Soedirman harus berakhir setelah setahun dijalani. Beliau tidak memiliki uang lagi untuk membayar biaya kuliah yang cukup mencekik. Akhirnya dengan berberat hati,
Jenderal Soedirman kembali ke Cilacap dan mengajar di
sekolah dasar Muhammadiyah yang membuatnya semakin dikenal dan diakui oleh banyak masyarakat.
Kepandaian yang dimiliki oleh
Jenderal Soedirman membuat seorang gadis bernama
Alfiah kepincut. Akhirnya
Jenderal Soedirman menikahi Alfiah yang merupakan anak dari pengusaha batik terkaya di daerah itu. Dari pernikahan ini,
Jenderal Soedirman dikaruniani 3 orang anak yang bernama
Didi Praptoastusi, Didi Sutjiati, dan Titi Wahjuti Setyaningrum.
Menjadi Anggota PETA Bentukan Jepang
Jenderal Soedirman pernah menjadi
anggota PETA yang merupakan tentara bentukan
Jepang. Ia ditunjuk sebagai komandan dan bertugas merekrut banyak anak muda di daerahnya untuk bergabung dengan PETA. Jepang melatih
Soedirman bersama dengan anak pribumi lain berperang dengan harapan mampu berperang dan menghalau
tentara Sekutu yang mulai gencar memburu Jepang di mana saja mereka berada.
Pergolakan tentara PETA yang ada di daerah lain membuat bawahan
Jenderal Soedirman ikut memberontak. Bahkan mereka sempat membunuh satu orang Jepang. Mengetahui hal ini Jenderal
Soedirman mengusahakan agar anak buahnya tidak dibunuh sebagai syarat pemberontakan akan dihentikan. Jepang menyetujui hal itu meski akhirnya mengirim mereka ke kamp konsentrasi dan dipekerjakan secara kasar.
Mulai Dipercaya Sebagai Pemimpin Perang
ilustrasi jenderal soedirman via riau24.com
Setelah diasingkan ke kamp konsentrasi,
Jenderal Soedirman dan anak buahnya kabur ke
Jakarta. Mereka tahu
Hiroshima dan Nagasaki dibom dan kemerdekaan Indonesia bisa didapatkan saat itu juga. Ia menemui
Soekarno dan disuruh untuk menjabar sebagai
anggota Badan Keamanan rakyat cabang Banyumas. Dari sini perjuangan
Jenderal Soedirman terus berlanjut. Bahkan membuatnya menjadi orang paling
dipercaya di Indonesia oleh Soekarno.
Karier kemiliteran dari Jenderal
Soedirman menanjak dengan drastis. Bahkan ia disejajarkan dengan para petinggi militer yang lebih senior darinya. Keuletan dan perjuangan
Jenderal Soedirman yang tiada batasnya membuat ia semakin bersinar. Bahkan
gelar Jenderal pun tersemat di namanya sebagai penghargaan tertinggi yang bisa diberikan negeri ini untuknya.
Perang Gerilya yang Sangat Hebat
Salah satu yang paling terkenal dari
Jenderal Soedirman adalah
perang gerilya yang ia lakukan. Ia menempuh jarak ratusan kilometer untuk menyusun strategi perang terbaiknya untuk
Belanda dan sekutu. Strategi-strategi perang yang dibuat
Jenderal Soedirman akhirnya memberikan keuntungan bagi Indonesia.
Perang gerilya yang dilakukan Jenderal Soedirman membuat Belanda mati kutu. Mereka tidak tahu jika Indonesia mampu membuat strategi sehebat ini. Apa yang dilakukan oleh Jenderal
Soedirman disambut baik oleh banyak warga di
Indonesia. Tanpa perang ini, nasib Indonesia mungkin masih berada di ujung tanduk.
Jenderal yang Mati Muda Untuk Rakyatnya
ilustrasi wafatnya jenderal soedirman via riauonline.co.id
Saat melakukan serangan gerilya,
Jenderal Soedirman sebenarnya sudah mengalami sakit yang cukup parah.
Ia mengidap TBC dan membuat paru-parunya menjadi rusak. Mengetahui hal ini, ia tetap berjuang demi membuat negeri ini diakui dunia. Perjuangan yang dilakukan olehnya akhirnya membuahkan hasil.
Pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia secara resmi.
Sebulan berselang setelah Indonesia resmi diakui kedaulatannya. Sang jenderal yang sangat hebat ini akhirnya
meninggal dunia. Penyakit parah yang menimpa dirinya ternyata mengambil nyawanya dengan cepat. Bahkan ia belum sempat menikmati negeri yang telah ia bela mati-matian hingga akhirnya diakui dunia internasional.
Inilah sekelumit kisah hidup Jenderal
Soedirman yang sangat hebat itu. Meski akhirnya
meninggal di usia yang muda, ia telah membawa perubahan besar bagi
Indonesia. Dan kita semua harus memberikan penghormatan terbesar untuk beliau.
Demikian kisah
Jenderal Soedirman yang memiliki banyak makna. Dengan adanya artikel di atas semoga bisa menjadi motivasi serta menambah wawasan bagi Anda para pembaca.