Lakukan 7 hal berikut saat dampingi orang sakaratul maut..
Mati adalah pasti. Setiap yang hidup akan mengalami kemusnahan, cepat atau lambat, saat tua atau masih muda, bahkan saat masih bayi. Saat akan mati, manusia tentu mengalami satu fase yang disebut fase sakaratul maut.
Sakaratul maut bisa menimpa siapa saja tanpa peduli usia, bahkan tidak pula menimpa orang yang sakit saja karena orang yang sehat sekalipun bisa tiba-tiba mengalaminya.
Sakaratul maut merupakan satu kondisi dimana seseorang tengah menghadapi kematian. Sakaratul maut biasa disebut sekarat, menjelang ajal atau dalam bahasa Jawa disebut najal, seperti yang dilansir oleh kajianlagi.blogspot
Dalam islam, ada aturan agar kita mendampingi orang yang sakaratul maut atau jika tidak bisa, Anda boleh mendatangkan orang shaleh, seperti ustad, kyai atau yang lainnya. Tujuannya tentu untuk mengingatkan kepada Allah serta mendoakan agar kematiannya dimudahkan.
Mungkin ada diantara Anda yang ingin mendampingi keluarga yang sakaratul maut, namun tidak tahu bagaimana caranya.
Baca juga : Sebuah Anugrah Allah SWT, Inilah Keistimewaan Orang yang Meninggal Dunia di Makkah
Dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Ajarkanlah orang-orangmu yang akan meninggal membaca La ilaha illallah!" Dan diriwaytkan pula oelh Abu Daud dari Mu'adz bin Jabal r.a. yang dinyatakan sah oleh Hakim, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Siapa-siapa yang ucapan terakhirnya berbunyi La ilaha illallah, pastilah ia masuk surga!". (Muslim, Abu Daud dan Turmudzi)
"Yasin adalah jantung Al-Qur'an, dan tidak seorang pun yang membacanya dengan mengharapkan keridhaan Allah dan pahala akhirat, kecuali ia kan diampuni-Nya. Dan bacakanlah ia kepada manusia, yakni orang yag hendak meninggal diantaramu!" (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasa'i, juga oleh Hakim dan Ibnu Hibban)
"Bahwa Nabi saw. datang melawat Abu Salamah. Didapatinya matanya terbuka, maka ditutupkannya, lalu katanya: 'Jika nyawa seseorang dicabut, akan diikuti oleh pandangan matanya'." (HR. Muslim)
Baca juga : Politik Dalam Islam Itu Perlu, Namun Jangan Sampai Anda Kebablasan
Dari 'Aisyah r.a.: "Bahwa Nabi saw. ketika beliau wafat, jasadnya ditutupi dengan selimut Yaman."
Dan dibolehkan mencium mayat menurut ijma'. Rasulullah saw. telah mencium mayat Usman bin Mazh'un, sedang Abu Bakar r.a. menelungkup dan meratapi tubuh Nabi saw. sewaktu ia wafat, lalu menciumnya diantara kedua matanya, serta katanya: "Wahai Nabiku, wahai junjunganku yang kucinta...!
Dari Hushein bin Wahwah tanpa penjelasan lebih lanjut, Nabi saw. pergi menjenguk ketika Thalhal bin Barra' jatuh sakit, maka katanya: "Tak sempat lagi saya melihat Thalhah kecuali setelah ia menjadi mayat! Dari itu hendaklah kamu cepat memberitahukan padaku, dan mengenai jenazah, hendaklah segera pemakamannya, karena tidak layak bila jenazah Muslim itu ditahan lama-lam diantara keluarganya!" (HR. Abu Daud)
Hal itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. oleh Ahmad dan Ibnu Majah, juga oleh Turmudzi yang menyatakan sebagai hadits hasan, bahwa Nabi saw. bersabda: "Nyawa seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai dibayar lebih dulu."
Semoga bermanfaat...