Anda sering mual, nafsu makan berkurang, selalu merasa lelah, terasa nyeri saat berhubungan sampai pendarahan berlebihan saat menstruasi ? Hati hati... bisa jadi gejala kanker.
Kenali gejala secara rinci.
Kanker rahim adalah sebuah jenis kanker yang menyerang rahim atau sistem reproduksi wanita.
Kanker ini juga sering disebut kanker endometrium karena umumnya muncul dengan menyerang sel-sel yang membentuk dinding rahim atau istilah medisnya endometrium.
Selain itu, kanker ini juga dapat menyerang otot-otot di sekitar rahim sehingga membentuk sarkoma uteri, namun sangat jarang terjadi.
Gejala kanker rahim yang biasa dialami penderita adalah pendarahan vagina.
Walau tidak semua pendarahan abnormal disebabkan oleh kanker rahim.
Tapi Anda tetap perlu waspada dan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Terutama jika Anda:
Sudah menopause, tapi tetap mengalami pendarahan.
Belum menopause, tapi mengalami pendarahan di luar siklus menstruasi.
Selain itu, orang yang mengalami kanker rahim itu bisa dilhat dari beberapa tanda-tanda ini.
Pasien dapat merasakan sejumlah gejala atau sama sekali tidak. Kadang-kadang gejala tersebut dapat muncul karena penyakit lain.
Anda harus menemui dokter Anda untuk memastikannya. Gejala awal dapat berupa:
Baca Juga : Penyebab dan Gejala Kurang Darah yang Banyak Menyerang Orang Zaman Modern
Gejala ini biasanya terjadi setelah kanker telah menyebar ke organ lain, khususnya nyeri perut, dada dan penurunan berat badan.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas, bisa dilihat dari 9 ciri-ciri kanker rahim ini sebagai berikut.
Jika seorang wanita mengalami beberapa gejala di atas.
Sebaiknya segeralah melakukan pemeriksaan diri ke dokter untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.
Semakin cepat kanker terdeteksi, maka semakin cepat pula kanker dapat ditangani.
Penyebab kanker rahim belum diketahui secara pasti.
Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim seseorang terkena kondisi ini, di antaranya:
Pada saat kehamilan, kadar progesteron wanita lebih tinggi dibanding estrogen.
Karena itu, wanita yang belum pernah hamil memiliki risiko kanker rahim yang lebih tinggi.
Jenis terapi penggantian hormon estrogen sebaiknya hanya diberikan pada wanita yang sudah menjalani histerektomi sedangkan jika rahim masih ada.
Terapi penggantian hormon kombinasi (estrogen dan progesteron) harus digunakan untuk menurunkan risiko kanker rahim.
Kadar estrogen dalam tubuh wanita yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan risiko kanker rahim lebih dari dua kali.
Hal ini karena jaringan lemak akan menghasilkan esterogen tambahan, sedangkan tubuh tidak menghasilkan hormon progesteron tambahan untuk mengimbanginya.
Sebagian besar kanker rahim menyerang wanita lanjut usia yang sudah mengalami menopause.
Penderita sindrom ovarium polisistik berisiko tinggi terkena kanker rahim karena terpajan kadar estrogen yang tinggi.
Wanita yang menderita diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker rahim.
Hal ini dikarenakan wanita dengan diabetes tipe 2 cenderung mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Semua obat pasti memiliki risiko dan efek samping, termasuk tamoksifen yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim bagi penggunanya.
Baca Juga : Kenali Penyebab Kanker Otak, Gejala dan Cara Pengobatannya
Ini merupakan kondisi dimana lapisan rahim menjadi lebih tebal.
Wanita yang mengalami kondisi ini memiliki resiko lebih besar terkena kanker rahim.
Terapi tergantung stadium kanker. Berdasarkan stadium kanker, dokter akan melakukan operasi pengangkatan tumor pada rahim atau seluruh indung telur dan saluran telur.
Jika kanker menyebar namun tidak terlalu jauh, dokter dapat melakukan operasi pengangkatan jaringan sekitar atau kelenjar getah bening untuk menghindari kemungkinan penyebaran kanker.
Lalu Anda harus mendapatkan terapi radiasi, terapi hormon, kortison, dan kemoterapi untuk mengisutkan kanker dan mencegah penyebaran kanker. Dokter spesialis tumor akan memberikan terapi ini.
Terapi kanker menyebabkan efek samping obat dan kimia pada kemoterapi.
Tergantung obat dan bahan kimia yang digunakan, efek sampingnya dapat bervariasi.
Dokter akan merujuk pasien ke support group sebagai dukungan emosi selama periode ini.
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker rahim?
Pengobatan kanker memiliki efek samping yang tidak nyaman seperti lemas akibat perubahan dalam penampilan dan mental.
Namun Anda harus mengingat bahwa bahkan saat terapi, Anda tetap dapat memiliki hidup normal dan aktif.
Baca Juga : Ciri-Ciri Amandel Lengkap dengan Cara Menyembuhkannya Tanpa Harus Operasi
Anda harus berbagi dengan keluarga dan teman mengenai apa yang Anda telah lewati karena mereka berperan penting dalam periode terapi Anda.
Berikut adalah hal-hal yang dapat membantu Anda menghadapi kanker rahim:
Semoga artikel ini bermanfaat.. Bagikan kepada orang terdekat.