Semoga Dapat Terus Membantu Banyak Orang
Dokter S. Wijaya yang kerap disebut dokter wong cilik, tak hanya menggeratiskan pengobatan bagi yang tidak mampu namun juga banyak melakukan hal menarik.Nama seorang dokter asal Indramayu, dr Wijaya, belakangan santer dibicarakan setelah papan praktik kliniknya viral di media sosial.
Dalam keterangan di papan kliniknya, tertulis “Kanggo Wong Cilik,” yang artinya kliniknya itu ditujukan bagi orang-orang kecil.
Benar saja, nyatanya klinik kesehatan itu memang tidak mematok tarif tertentu. Ia hanya meletakan kotak amal di ruang pemeriksaan.
Baca juga :
Siswi Polisikan Guru, Generasi Jaman Old Bicara:"Anak sekarang manja, didukung orang tua bodoh"Sederhananya, bagi siapapun yang ingin menyumbangkan uang silakan, bagi yang tak mampu ya tak perlu menyumbang, alias gratis.
Di bawah ini, kumparan telah merangkum beberapa fakta mengenai dr Wijaya atau yang kerap disapa sebagai dokter wong cilik.
1. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah MadaDokter berusia 60 tahun ini menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada angkatan 1978.
Selepas kuliah di sana, ia merantau ke Minahasa dalam rangka mengikuti wajib kerja pada era pemerintahan Soeharto. Setelah itu, ia berkerja sebagai dokter di Departemen Pertahanan, hingga pensiun di tahun 2014.
2.Tidak Mau Nama dan Fotonya DiviralkanSebagai seorang dokter yang memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma, dr. Wijaya menolak segala ketenaran yang bisa saja melekat pada dirinya.
Ia tidak ingin apa yang dilakukan olehnya menjadi ajang pamer. Baginya, berbuat baik itu tak perlu diumbar-umbar. Tidak perlu sampai membawa identitas. Yang terpenting, kata dia, perbuatan itu dapat bermanfaat bagi sesama.
“Saya tidak ingin diviralkan, terkenal, tersohor, terpublikasi, tidak ingin seperti itu,” ujarnya
“Jadi jangan pernah foto saya,” imbuhnya sambil tersenyum.
Baca juga :
Kondisi Bus Tampak Sepi, Tapi Wanita ini Tak Mau Duduk, Alasannya Bikin Siapapun Terenyuh3. Menghapus Tulisan “Kanggo Wong Cilik” di Papan KlinikSemenjak namanya ramai dibicarakan di media sosial, dr Wijaya merasa bahwa ia harus menghentikan segala keriuhan tersebut. Dirinya tak ingin niat baiknya disalahartikan oleh orang lain.
Cara yang ditempuh olehnya adalah dengan menutup deskripsi informasi di papan kliniknya dengan cat warna putih. Itu dilakukannya pada 20 November 2017.
Meskipun demikian, di dalam ruang tunggu pasien, masih terdapat spanduk besar mengenai deskripsi kliniknya. Di sana tertulis, “dr. S. Wijaya: Pengobatan Kanggo Wong Cilik”
4. Bukan Hanya Mengobati, tapi juga Berbagi Pakaian BekasSelama menjalani praktiknya, dr. Wijaya kerap berinteraksi dengan pasien-pasiennya. Pada titik itu, ia melihat bahwa pasien-pasiennya banyak yang mengenakan pakaian yang tidak layak.
“Dari situ saya tergerak dari rumah bawa pakaian-pakaian bekas gitu. Kan ada di depan tuh, satu pasien silakan ambil satu,” ujar dr. Wijaya
5. Bantuan Masyarakat untuk Dokter Wong CilikKebaikan yang dicontohkan dr Wijaya, nyatanya menular di masyarakat. Ia bercerita, banyak properti klinik seperti pintu, kulkas, meja, hingga marmer yang merupakan sumbangan dari masyarakat.
Tidak hanya itu, masyarakat juga membantu menyumbangkan pakaian bekas untuk pasien dr Wijaya. Awalnya memang hanya seorang-dua orang, tetapi seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang membantunya.
6. Semua Boleh Membantu, Asal…Pada dasarnya, klinik wong cilik menerima bantuan dari siapa saja. Tidak peduli akan latar belakang identitas sosial.
Hanya saja, siapapun yang ingin membantu tak diperkenankan untuk menyebutkan nama, organisasi, agama, hingga preferensi politik. Bantuan yang diharapkan oleh dr. Wijaya adalah bantuan yang diberikan murni atas nama kemanusiaan.
Baca juga :
Bawa 'Teropong Portugal' Dibelakangnya, Driver Ojek ini Bikin Ngakak Se Jagad Medsos7. Punya Usaha SampinganUntuk menutupi biaya operasional dari klinik wong cilik, dr. Wijaya rupanya bekerja di klinik lain.
Biasanya, selepas klinik wong cilik tutup pada pukul 13:00, ia akan segera menuju ke tempat klinik lainnya.
8. Banyak Kabar Miring yang MenimpanyaApa yang dilakukan olehnya, tak selamanya menuai tanggapan positif. Menurutnya, ada saja pihak yang kerap menyebar berita-berita miring atas kliniknya tersebut.
Mulai dari pihak yang mempertanyakan agamanya apa, menuduh kegiatannya didalangi oleh partai politik, caleg dan agama tertentu, hingga yang paling menyakitkan adalah dituduh sebagai antek Vatikan.
9. Ingin Mendirikan Klinik Serupa di Tempat LainDokter asal Indramayu ini berharap bahwa apa yang dilakukannya dapat menginspirasi banyak orang. Supaya banyak yang tergerak atas nama kemanusiaan.
Klinik wong cilik yang didirikan olehnya itu rupanya bukan tujuan akhir dari mimpinya. Sebab, ia memiliki cita-cita agar dapat mendirikan klinik seperti itu di tempat yang lain.