Saat ini di berbagai acara pelatihan dan buku-buku motivasi, sering ditemukan anjuran untuk membuat spesifik do'a-do'a. Katanya, berdo'a itu harus sejelas mungkin. Bahkan, jika bisa, disertakan juga dengan affirmasi; imajinasikan sedekat-dekatnya bahwa keinginan kita itu sudah tercapai.
Maka, ramai-ramailah orang mengamalkan, mencari gambar sesuatu yang diinginkannya, menempelkannya, mengelus-elusnya setiap hari, sambil berharap do'anya bisa segera dikabulkan oleh Allah Swt.
Menyikapi hal itu, semestinya kita tidak lantas mengikuti, walaupun tampaknya itu benar. Kita harus bertanya dulu, apakah cara itu berasal dari ajaran agama Islam?
Sependek yang saya tahu, tidak ada hadis shohih yang mengajarkan demikian. Para motivator yang menjelaskan hal ini juga tidak mendasarkan teorinya pada hadis atau ayat Al-Qur'an. Mereka hanya mengikuti suatu penemuan yang dianggap ilmiah dari Barat.
BACA JUGA : Inilah Hakikat Dari Sujud Beserta Hikmah Hikmahnya Menurut rosululloh SAW
Selain karena dasarnya bukan dari Al-Qur'an dan hadis, cara ini juga rasanya kurang pantas kita lakukan. Beberapa alasannya akan saya sebutkan.
1. Kita tidak lebih tahu dan lebih paham daripada Allah Swt
Maka, tugas kita sejatinya meminta yang terbaik, seperti yang kita lakukan dalam do'a istikhoroh, "Ya Allah, teguhkanlah aku memilih dengan ilmu-Mu (bukan ilmuku)."
Berdo'a kepada Allah Swt dengan spesifik sudah tidak lagi berarti permohonan, melainkan pemaksaan.
Dalam kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah menuliskan sebuah kisah. Ada seseorang yang meminta kepada Allah, "Ya Allah, cukupilah aku setiap hari dengan dua potong roti, segelas air, dan segelas susu. Tanpa pelu lagi aku bekerja."
Apa yang terjadi kemudian?
Allah Swt membuat skenario sehingga si pendo'a itu masuk penjara. Di dalam penjara, dia dikasih jatah dua potong roti, segelas air, dan segelas susu setiap hari. Tanpa bekerja. Do'anya dikabulkan. Akan tetapi, dia malah menyesali keadaannya, menyalahkan Allah, dan merutuki nasibnya. Padahal, apa yang terjadi padanya adalah do'anya sendiri.
Ada perintah yang tegas di dalam Al-Qur'an untuk kita amalkan
“'Berdo'alah kepada Rabbmu dengan merendahkan diri (tadharru') dan rasa takut (khufyah), sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas." (Al-A'raf : 55)
Ketika meminta sesuatu kepada sesama manusia saja kita merasa segan dan hormat, apalagi pada Allah Swt?
Allah Swt sudah memberikan kita banyak hal baik, bahkan yang tidak kita minta kepada-Nya
Itulah pertanda kasih-sayang Allah, sehingga kita tidak perlu ragu, bimbang, dan gelisah. Allah tidak akan salah memilihkan yang terbaik.