Di dunia ini, manusia telah diberi pedoman hidup yang baik yaitu agama. Melalui Al Qur’an dan hadist kita dapat mengetahui hukum halal haram, hak batil, diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Dan kita juga dapat melaksanakan apa yang dilakukan Rasulullah dahulu, melalui hadist – hadistnya sebagai ibadah sunnah. Artikel kali ini membahas tentang, gambaran adzab kubur.
Tiga Pertanyaan di dalam Kubur
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Al Barra’ bin ‘Azib, jika seorang mayit sudah dihadapkan pada alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat (yaitu malaikat Munkar dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan. Ketiga pertanyaan tersebut adalah
Pertama “Man Robbuka?”…Siapakah Robbmu?
Kedua, “Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu?
Ketiga, “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?
Baca Juga : RASULULLAH MELARANG, Meniup Makanan dan Minuman Panas, Ini BAHAYANYA.Saat masih hidup di dunia, pertanyaan ini tentu begitu mudah untuk dijawab. Man Rabbuka atau siapa Tuhanmu jawabnya tentu Allah SWT. “Wa maa diinuka?” (apakah agamamu?) Jawabannya tentu saja Islam, sedangkan “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” (dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?) jawabnya adalah Nabi Muhammad SAW. Berikut dua pertanyaan mengenai adzab kubur, dilansir
konsultasisyariah.com,
Pertanyaan:
Apakah adzab kubur itu terus menerus ataukah tidak?
Jawab:
Jika seseorang itu kafir —na’udzu billah— maka tidak ada jalan baginya untuk meraih kenikmatan selama-lamanya, sehingga siksa kubur yang ia terima itu sifatnya terus menerus.
Namun orang mukmin yang bermaksiat, maka di kuburnya ia akan diadzab sesuai dengan dosa-dosa yang dahulu pernah ia perbuat. Boleh jadi adzab yang menimpa lantaran dosanya itu hanya sedikit sehingga tidak memerlukan waktu penyiksaan sepanjang ia berada di alam barzah antara kematiannya sehingga bangkitnya kiamat. Dengan demikian, jelas bahwa adzab yang menimpanya itu terputus, dan bukan selamanya.
Pertanyaan:
Apakah adzab kubur itu bisa diringankan atas orang mukmin yang bermaksiat ?
Jawab:
Memang benar bahwa adzab kubur itu bisa diringankan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melalui dua kuburan lantas berkata:
“Kedua penghuni kubur itu diadzab, dan dia diadzab bukan karena dosa besar, tapi hakekatnya juga besar. Salah satunya tidak membersihkan diri atau tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya lagi biasa kian kemari menghambur fitnah”. Kemudian beliau mengambil dua pelepah kurma yang masih basah kemudian membelahnya menjadi dua, lalu menancapkannya pada masing-masing kuburan itu seraya bersabda:”Semoga bisa meringankan adzab yang menimpa kedua orang itu selama pelepah itu belum kering”.
Baca Juga : NGERI : Pria Ini Menangkap Ular Sebesar TIANG LISTRIKIni merupakan satu dalil bahwa adzab kubur itu bisa diringankan, yang menjadi pertanyaan, apa kaifiatnya antara dua pelepah kurma itu dengan diringankannya adzab atas kedua penghuni kubur itu?
Ada yang memberikan alasan bahwa karena kedua pelepah kurma itu selalu bertasbih selama belum kering, dan tasbih itu bisa meringankan siksaan yang menimpa mayit. Berpijak dari sini ada yang mengambil alasan akan sunnahnya berziarah kubur dan bertasbih di situ untuk meringankan adzab yang menimpa si mayit.
Sedangkan ulama lain menyatakan bahwa alasan seperti ini lemah, karena kedua pelepah kurma itu senantiasa bertasbih, apakah dalam kondisi basah maupun sudah kering.
Allah Ta’ala berfirman:
Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.” [Al-Isra’: 44]
Pernah juga terdengar tasbihnya kerikil oleh Rasulullah, sedangkan kerikil itu kering. Lalu, apa yang menjadi alasan sekarang? Alasannya, bahwa; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharap kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar berkenan meringankan adzab yang menimpa kedua orang di atas selama kedua pelepah kurma itu masih basah.
Artinya: Waktu permohonan beliau itu tidak lama, hanya sebatas basahnya pelepah kurma. Ini dimaksudkan sebagai ancaman terhadap siapa saja yang melakukan perbuatan seperti kedua mayit yang diadzab itu. Karena sebenarnya dosa yang diperbuat itu termasuk besar. Salah satunya tidak menjaga diri dari kencing. Jika demikian, ia melakukan shalat tanpa adanya kesucian dari najis. Sedangkan yang satunya lagi kian kemari mengumbar fitnah, merusak hubungan baik sesama hamba Allah —na’udzu billah–, serta menghembuskan permusuhan dan kebencian di antara mereka.
Baca Juga : HEBOH : Video, Seorang PNS Mengaku UTUSAN TUHANDengan demikian perbuatan yang dilakukan itu berdampak besar.Dari penjelasan hadist diatas, semoga dapat member gambaran kita untuk selalu beristighfar memohon ampunan kepada-Nya. Jadi, hal menurut hadist diatas merupakan syafaat sementara dari beliau dan sebagai peringatan atau ancaman kepada umatnya, dan bukan merupakan kebakhilan beliau untuk memberikan syafaat yang kekal. Semoga kita tergolong sebagai umat Rasulullah dan mendapat syafaatnya kelak.
Dijawab oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin